PART 24

550 65 5
                                    

"Len, nggak usah lari dong!" Visha berteriak di koridor mengejar Aileen yang jauh di depannya. "Aileen, berhenti nggak?!"

Peringatan terakhir Visha hanya diacuhkan oleh Aileen. Gadis itu masih saja berjalan cepat, enggan untuk berhenti. Sampai pada akhirnya kesabaran Visha sudah mulai habis. Ia langsung berjalan dengan kecepatan penuh. Tidak peduli banyak siswa yang terjatuh akibat langkahnya.

Saat sudah mendekati Aileen, Visha mempercepat langkahnya. Ia langsung menarik rambut Aileen agar gadis itu berhenti. Berhasil. Aileen langsung menghentikan langkah kemudian membalikkan badannya dengan wajah kesal.

"Nggak usah pake kekerasan dong." Aileen bersungut-sungut. Ia mengelus kepalanya yang agak ngilu.

"Habisnya kuping lo budek kalo nggak pake kekerasan." Visha mendelik tajam, "Kenapa sih pake lari-lari segala? Drama benget."

"Ya kan gue emang suka nonton drama."

Visha memutar bola matanya malas, "Lah ya, kenapa lo harus pake lari-larian? Mau syuting film india apa gimana?"

"Ish, nggak gitu." Aileen cemberut kesal, "Gue muak banget sama Ge."

"Kenapa muak sama Ge? Perasaan dia nggak ngapa-ngapain tuh."

"Lo nggak nyadar? Waktu gue yang nyuruh bayar mie ayam dia protes dengan bacotannya itu. Eh waktu Kalya yang mau bayar sendiri, dia malah rebutan sama Gian. Bikin muak mereka tuh." Aileen melipat tangannya di dada. Ia masih kesal.

Visha yang sadar apa yang menyebabkan Aileen kesal, langsung tersenyum penuh arti. "Jadi lo kesel cuma gara-gara itu?"

"CUMA GARA-GARA ITU LO BILANG?!"

"Lah iya, kan."

"Bukan cuma, Vish. Ini masalah serius yang menegaskan kalau mereka itu lebih peduli sama Kalya daripada gue."

"Ya, kalo kenyataannya emang begitu mau gimana lagi?"

Aileen berdecak sebal, "Lo bukannya menenangkan gue malah makin nambah-nambahin kesel."

Visha menghela napas panjang. Ia menarik Aileen untuk duduk di bangku terdekat. Bel belum berbunyi, mungkin ini hari keberuntungan mereka.

"Lo kesel sama Ge apa sama Gian?" Akhirnya Visha menyuarakan apa yang sedari tadi dipikirannya.

"Dua-duanya, lah!" Jawab Aileen ngegas.

"Menurut gue sih cuma satu."

"Siapa? Ge? Kalo itu nggak usah ditanya. Tiap hari juga gue kesel sama dia."

"Bukannya Gian?"

"Iya, gue juga kesel sama dia?!"

Visha menjentikkan jarinya, "Berarti lo cuma kesel sama Gian. Kalo sama Ge kan katanya udah tiap hari jadi wajar. Kalo sama Gian barusan kan?"

"Lo ngomong apa sih? Nggak jelas banget," celetuk Aileen mencibir.

"Lo tuh emang beneran bego dalam hal apapun, Len." Visha menggeleng prihatin. "Padahal ini perasaan lo sendiri tapi lo masih nggak paham?"

"Perasaan apa sih maksud lo? Kalo ngomong itu langsung aja deh. Lo kan tau kapasitas otak gue."

"Lo cemburu kan sama Gian?" tanya Visha tersenyum penuh arti.

"Cemburu?"

"Iya, lo cemburu karena Gian mau bayarin waktu Kalya yang ngomong. Sedangkan waktu lo dia biasa aja tuh."

Seketika mimik wajah Aileen berubah, gadis itu mengalihkan pandangannya dengan salah tingkah.

"Cemburu apaan sih?! Orang gue cuma kesel aja kok," protes Aileen masih tidak mau mengaku. Gadis itu enggan menatap Visha.

Brokenheart Syndrome [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang