PART 19

551 75 0
                                    

Seorang gadis masih berada di dalam mobilnya yang tak menyala. Ia duduk di jog tengah dengan sang supir yang berada di belakang roda kemudi. Mata gadis itu masih nyalang memperhatikan pergerakan dua objek yang saat ini sedang dia amati. Hatinya sakit tentu saja, tapi apakah dia harus diam tak melakukan apapun? Untuk saat ini mungkin itu yang terbaik. Memperhatikan dua insan yang semakin hari semakin dekat. Dimana salah satu insan tersebut adalah orang yang gadis itu cintai. Menyakitkan bukan?

Dulu dia yang selalu berada di samping lelaki itu. Tapi, sekarang posisinya sudah mulai tergeser. Ini salahnya, tapi apakah hanya dia yang pantas untuk diacuhkan seperti ini? Apakah semua orang tidak tau bahwa hatinya pun juga hancur mengetahui fakta bahwa kini mereka tak lagi seperti dulu? Ini bukan kemauannya. Dia tidak tau apa-apa, kecuali fakta bahwa orang yang sangat dihormatinya terlibat dalam kekacauan ini.

Sepanjang malam dia hanya bisa menangis dan memohon agar keadaan hidupnya bisa seperti dulu lagi. Hidup yang hanya dikelilingi oleh dua sahabat lelaki yang sangat menyayanginya. Menjaganya dengan sepenuh hati. Menghiburnya ketika ia bersedih. Namun sekali lagi, itu hanya kenangan masa lalu. Sekarang semua sudah hancur. Berawal ketika salah satu dari mereka yang mulai menyimpan rasa. Rasa yang tak seharusnya ada diantara hubungan persahabatan.

Satu orang masih bisa termaafkan, tak ada hal membahayakan yang terjadi selama itu. Tapi seiring waktu berjalan, dua orang lainnya juga membawa perasaan mereka untuk ikut andil dalam hubungan persahabatan tersebut. Keadaan semakin diperburuk ketika salah satu dari mereka mulai merasa tersingkirkan. Sakit hati tak tertahankan muncul ketika ia mengetahui bahwa kedua sahabatnya telah menjalin kasih. Awalnya dia ikut berbahagia dan pura-pura tersenyum di depan mereka berdua. Lama-kelamaan dia muak.

Dia merasa sudah tidak berguna lagi. Gadis yang dicintainya telah menjalin kasih dengan sang sahabat. Tidak mungkin kan dia merenggut kebahagiaan dua sahabatnya sekaligus? Akan terlalu menyedihkan. Namun ditengah rasa dilemanya, orang itu datang. Orang yang sangat dihormati oleh gadis tercintanya. Menawarkan bantuan seolah dia adalah orang paling baik di seluruh dunia. Lelaki itu awalnya menolak, berkata bahwa dia ikut bahagia apabila gadisnya juga bahagia. Tapi tentu saja semua tidak bisa semulus itu.

Orang tersebut mulai memaksa lelaki tadi. Memberikan beberapa ancaman yang tidak gadis itu ketahui. Dia tau sedikit karena sempat mau mendengar penjelasan lelaki tadi, namun sekarang apa? Lelaki itu juga ikut mengacuhkan dirinya. Semua terasa sangat kejam baginya. Dia yang seharusnya masih bahagia dengan dua lelaki tadi, harus hancur karena masalah yang tak bisa terselesaikan dengan baik bahkan sampai saat ini.

Apa benar posisinya akan diambil alih oleh gadis yang sekarang bersama dengan lelakinya? Ah, disebut lelakinya juga sudah sangat tidak mungkin. Karena sudah jelas kan lelaki itu pasti sangat membenci dirinya?

Tanpa bisa dicegah air mata gadis itu turun menyusuri pipi dengan begitu deras. Hatinya selalu tercabik-cabik saat mengingat kenangan indah itu. Sang supir hanya diam, bingung harus berbuat apa.

"Nona nggak papa?" Akhirnya sang supir memberanikan diri bertanya pada sang majikan.

"Saya nggak papa, Pak." ujarnya seraya menghapus bercak air mata menggunakan sebuah sapu tangan.

Sapu tangan penuh kenangan yang dia dapat dari lelaki tercintanya itu. Di bawah senja dimana cahaya matahari hendak lenyap ditelan bumi, mereka duduk bersila di sebuah tanah lapang.

"Nih hadiah buat kamu," Lelaki itu menyodorkan sebuah sapu tangan.

Sang gadis tersenyum namun juga bingung, "Sapu tangan?"

"Iya, menurutku ini hadiah terbaik buat sahabatku yang jelek ini," gemasnya sambil mencubit pipi sang gadis.

Sang gadis langsung cemberut sebal, "Ish kamu tuh nyebelin deh. Dari sekian banyak hadiah buat aku, kenapa kamu milih sapu tangan?"

Brokenheart Syndrome [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang