🌺 Epilog 🌺

940 29 17
                                    

"Apa lagi yang mau kau bawa? Koper yang ini masih muat untuk satu barang lagi." Tanya Alvin yang sedang mengemas pakaian mereka ke koper.

Besok mereka akan berangkat berbulan madu ke Pulau Maldive setelah dua bulan menikah.

Ya. Mereka baru berbulan madu, karena Alvin sangat sibuk dengan perusahaannya. Membuat mereka harus menunda perjalanan itu sampai dua bulan.

Kinan menggelengkan kepala. "Tidak ada. Ayolah kita ke balkon sebentar lagi matahari terbenam."

Alvin menyusul Kinan yang sudah berlari ke balkon apartementnya. Mereka sekarang tinggal di apartement ujung kota, dekat dengan pantai favorit mereka. Pemandangan dari balkon itu menuju ke arah laut sana. Jadi mereka bisa menyaksikan matahari terbenam setiap sore.

Alvin memeluk Kinan dari belakang. Ia melingkarkan tangannya pada pinggang istrinya itu.

"Alvin, aku baru ingat. Dulu saat kau dingin padaku itu, kau bilang karena ada sesuatu. Aku ingin tahu kenapa. Katanya kau mau memberi tahuku."

"Oh itu, percaya atau tidak, Ray yang memintaku untuk melakukan itu. Supaya kau semakin penasaran. Ternyata ucapan Ray benar." Alvin tertawa kecil.

"Sejak kapan kalian bersahabat? Menyebalkan." Kinan menggerutu kesal.

Alvin memutar tubuh istrinya itu, dan kini mereka berhadapan.

"Yang terpenting sekarang kita sudah bersama dan sudah menikah. Dan aku tidak akan pernah bosan mengatakan padamu. Aku mencintaimu Kinan. Sangat."

"Aku juga mencintaimu Alvin. Sangat dan sangat."

Alvin mencondongkan tubuhnya ke arah Kinan.  Ia menyentuhkan bibirnya ke bibir Kinan. Hanya sebentar. Ia kembali menarik diri dan memeluk Kinan kembali.

*****

"Ya. Tapi kesempatanmu sudah habis. Tidak akan kubiarkan kau mengambilnya lagi." Ray bergegas pergi meninggalkan Alvin.

Alvin termenung saat ini. Ia sudah melakukan kesalahan untuk yang kedua kali. Ia merasa bodoh karena rasa cemburunya.

Alvin menyeka sedikit darah di sudut bibirnya. Ia meringis kesakitan. Tapi entah mengapa ia merasa pantas dengan pukulan itu.

Alvin terkejut saat melihat sebuah tangan ada dihadapannya, membantunya untuk berdiri. Alvin mendongakkan kepalanya. Ternyata Ray menghampirinya lagi.

"Berdirilah, maaf aku telah memukulmu." Ray menjulurkan tangannya.

Alvin menggapai tangan itu dan segera berdiri.

"Kau akan memukulku lagi?" Tanya Alvin hati-hati.

"Aku tahu kau sangat mencintainya. Ku tarik kata-kataku kembali. Aku beri kau satu kesempatan lagi. Tapi kalau kau menyakitinya, sudah kupastikan aku takkan pernah membiarkanmu mengambilnya lagi," ujar Ray.

"Kenapa kau tiba-tiba seperti ini? Tadi saja kau menggebu-gebu memukulku. Sial." Alvin menyeka kembali sudut bibirnya.

"Karena aku tahu kau adalah kebahagiaan Kinan," jawab Ray pelan. Ia melanjutkan bicaranya, "buat Kinan penasaran lagi denganmu Alvin. Coba saja beberapa hari kau bersikap dingin padanya. Pasti ia akan kalang kabut."

"Kau yakin?" Tanya Alvin ragu.

"Ikuti saja apa kataku."

Beberapa hari kemudian, Ray menghubunginya tengah malam. Padahal baru saja Alvin akan tertidur. Ia mengangkatnya.

"Ada apa menghubungiku tengah malam begini?" Tanya Alvin sambil memejamkan matanya.

"Maaf kalau terlalu larut. Besok jemput Kinan di rumahnya. Dia belum boleh membawa mobil. Biasanya aku yang menjemput dan mengantarnya pulang."

"Kenapa tidak kau saja?"

"Aku ingin mendekatkan kau lagi dengannya. Menyusahkan. Kau sama saja dengannya. Keras kepala," gerutu Ray dari ujung sana.

"Oke baiklah," jawab Alvin.

"Usahakan kau tetap bersikap dingin padanya. Semoga berhasil."

Ray menutup teleponnya. Alvin terduduk di tempat tidurnya. Jantungnya berdegup kencang.  Ia merasa gugup sekarang, karena besok akan bertemu dengan Kinan lagi dalam jarak yang dekat.

"Ya aku harus bisa. Aku sangat mencintainya. Tidak akan aku sia -siakan kesempatan ini. Aku akan mengambil Kinan lagi ke dalam pelukanku."

Tamat

--------------------------- 🌺🌺🌺🌺🌺 -------------------------

Alhamdulillah MOFL udah tamat.

(Btw, kalo ada yg ga ngerti sama tulisan miring di epilog ini, itu flashback di part 33 dan 35. Aku jelasin aja ya, takutnya ada yg ga ngerti ntar salah nangkep hehe.)

Kenangan dari cinta pertama Kinan dan Alvin yang menjemput mereka menuju suatu kebahagiaan.

Semoga pada suka ya sama alur cerita dan endingnya.
Maaf banget buat yang dukung Ray sama Kinan, kapalnya harus karam. Huhu.

Maaf maaf kalo ngebosenin guys wkwk. Ini novel pertamaku yang bener-bener jadi sampe tamat. Biasanya aku nulis2 dibuku terus udahannya dibiarin gitu aja.

So karena ini udah tamat, aku udah mulai publish cerita baru yang lebih fresh. Kalo disini bahasanya baku, kalo yang selanjutnya lebih ke bahasa kita sehari2.
Kalo bisa mampir2 ya guysss. Nanti kita feedback permanen lagiiii.

Terima kasih atas dukungan kalian selama ini, dari vote dan commentnya. Sumpaaah love u full!!

- Aditya Putri -

Memory Of First Love [Completed] ✓Where stories live. Discover now