🌺 18 🌺

462 49 13
                                    

"Alviiinn tunggu aku."

Alvin menoleh ke belakang dengan enggan. Ia sudah mengenal suara itu. Sarah.

"Apalagi? Kau ini tidak bosan ya mengganggu hidupku. Sudah kukatakan berkali-kali, jangan selalu membuntutiku," Kata Alvin tajam.

Sarah mengerutkan keningnya. Lalu menatap wajah Alvin seakan memohon. "Tidak.. aku hanya mau...."

"Ku bilang berkali-kali jangan selalu mengikutiku," Alvin menyelanya.

"Kau ini menyebalkan sekali! Kau ingat kan kita berdua ini siapa? Semua orang tahu kalau kita berpacaran!" Jawab Sarah ketus. Ia mengkerutkan keningnya dan melipat tangannya di dada.

Alvin melangkah perlahan mendekatinya. Hingga badannya menempel pada Sarah. Sarah sangat gugup. Oh. Apa yang akan Alvin lakukan?

Alvin mendekatkan wajahnya ke telinga Sarah. Dan membisikkan sesuatu.

"Iya benar. Tapi tidak ada yang tahu kita hanya berpura-pura." Setelah mengatakan itu, Alvin tersenyum sinis dan berjalan perlahan meninggalkan Sarah.

"Kau benar-benar keterlaluan ALVIIINN!" Sarah berteriak sehingga orang-orang disekitarnya menoleh ke arahnya. Ia tersenyum malu dan meminta maaf.

Sarah menggerutu kesal dan berjalan dengan cepat menuju ke kelasnya karena ada mata kuliah. Sesampainya di kelas, dua teman dekatnya ternyata sudah datang, Gauri dan Mira.

"Baru juga datang sudah cemberut saja. Kau kenapa? Tanya Gauri dengan nada mengejek.

"Kau pasti tahu siapa yang suka menyebabkan hariku menjadi suram," Jawab Sarah dengan kesal.

"Sudah pasti.. Alvin," Sahut Mira tak acuh.

"Aku curiga dengan salah satu wanita. Kemarin aku melihat ia bertatapan lama dengan Alvin saat aku menyelamatkan Alvin dari serbuan wanita-wanita liar yang mengejarnya. Jangan-jangan Alvin suka padanya!" Seru Sarah saat ia baru menyadari sesuatu.

"Kau mau kita cari tahu? Kita bisa memberi dia pelajaran kalau ternyata memang benar dia ada hubungannya dengan Alvin. Kau tahu kan, kita bertiga paling ditakuti oleh anak satu kampus," Tanya Gauri dengan santai.

Sarah mengangguk setuju dan berkata, "Cari tahu namanya, siapa dia, dan ada hubungan atau tidak dengan Alvin!"

🌺🌺🌺🌺🌺

Alvin hendak menuju ke perpustakaan untuk memejamkan mata. Ia memilih untuk tidur sebentar, sementara teman-temannya sedang berada di lapangan basket indoor, melihat Danny dan Joe berlatih basket.

Ruangan perpustakaan berada diujung, dan aksesnya melewati studio ballet. Mata Alvin secara tidak sengaja menangkap sosok yang baru saja masuk ke dalam studio. Kinan.

"Oh. Kinan mengikuti kegiatan ballet," Gumam Alvin pelan. Ia memang tahu kalau Kinan dari dulu sudah berlatih ballet, tapi ia baru tahu Kinan mengikuti kegitan ballet di kampus ini. Ia diam-diam melihat ke dalam studio dari luar pintu. Pintu itu memiliki kaca yang ukurannya tidak terlalu besar, dan kaca itu menembus ke dalam.

Alvin terperanjat ketika melihat dua wanita hendak keluar dari studio. Ia sedikit berlari untuk bersembunyi supaya tidak ketahuan. Setelah mereka berbelok dan hilang dari pandangan, Alvin menunggu agak lama sampai suasana cukup aman. Lalu Alvin kembali ke pintu tersebut. Ia hanya melihat Naya yang sudah mengenakan pakaian latihannya disana. Lalu kemana Kinan?

Tidak lama Kinan keluar dan sudah siap dengan pakaiannya. Rambutnya sudah digulung dan diikat keatas.

Alvin membenarkan posisi berdirinya agar tidak terlihat dari dalam. Beruntung keadaan di sekitar studio sangat sepi.

Memory Of First Love [Completed] ✓Where stories live. Discover now