🌺 29 🌺

277 15 12
                                    

Alvin mengacak-acak rambutnya dengan kesal. sudah beberapa minggu ini, ia menjaga jarak dengan Kinan. Ia tidak mau mengganggu latihannya Kinan. Kalau ia mendekati Kinan lagi, sudah dipastikan Sarah tidak akan tinggal diam. Ia memilih untuk menjauhi Kinan, sampai acara ulang tahun universitas di gelar.

Tapi hatinya tidak bisa berkata seperti itu. Akhir-akhir ini Alvin cukup rungsing karena merindukan gadis itu. Bahkan untuk menghubunginya, Alvin pun ragu.

Hingga akhirnya malam ini, ia bertekad untuk pergi ke rumah Kinan. Ia ingin menemui gadis itu.

Tanpa berpikir lagi, Alvin menyambar kunci mobilnya, dan keluar dari rumah menuju rumah gadis itu.

Alvin kini sudah berada di depan rumah Kinan. Ia segera turun dari mobil dan mengeluarkan ponselnya. Begitu lama menunggu akhirnya telepon itu diangkat.

"Halo Kinan. "

🌺🌺🌺🌺🌺

Kinan hanya termenung melihat layar ponselnya. Ia ragu harus mengangkat atau tidak. Rasanya aneh saja tiba-tiba Alvin menghubunginya malam ini, setelah beberapa minggu mereka menciptakan jarak. Dengan mengumpulkan keberanian, ia mengangkatnya.

"Halo Kinan," sapa Alvin dari ujung sana.

"Ada apa?" Jawab Kinan dingin.

"Bisa kita bertemu sebentar?" Tanya Alvin.

Kinan diam membisu. Entah kenapa jantungnya berdegup kencang. Ia melirik jam, sekarang sudah menunjukkan pukul 22.00.

"Sudah malam. Aku tidak mungkin keluar rumah."

"Aku di depan rumahmu," jawab Alvin cepat.

Kinan membelalakkan matanya. Ia buru-buru turun ke bawah dan berlari ke depan rumahnya. Saat ia membuka gerbang rumahnya, benar saja, Alvin sudah berdiri di depan mobilnya. Alvin menoleh ke arahnya.

"Alvin? Ada perlu ap...."

Belum selesai Kinan berbicara, Alvin tiba-tiba berlari ke arahnya dan memeluk dirinya. Kinan terdiam mematung di dalam pelukan Alvin.

"Maaf. Maafkan aku," gumam Alvin lirih.

Kinan buru-buru tersadar dari lamunannya, dan segera melepaskan pelukan Alvin dengan paksa.

"Kenapa kau tiba-tiba memelukku. Kau bisa membuatku jantungan," gerutu Kinan. Sebenarnya ia bukan marah. Hanya saja ia terkejut dengan situasi ini.

"Aku hanya rindu padamu," kata Alvin pelan. Pandangannya tidak berpaling dari Kinan.

"Setelah apa yang kau lakukan, kau bilang kau rindu padaku? Hah.. Yang benar saja." Kinan memutar bola matanya.

"Yang ku lakukan sekarang, menjauhimu, itu bukan tanpa alasan. Aku sudah mengajukan pencabutan gelar prince ku di kampus," jelas Alvin sambil menundukkan kepala.

Kinan hanya menatapnya tanpa ekspresi. Ia menarik napas dan menghembuskannya dengan kasar. Lalu ia berkata, "kenapa kau tidak melakukan apapun saat aku dipermalukan Sarah?"

"Aku tidak tahu. Entah kenapa aku bahkan tidak bisa melakukan apapun karena ada Ray di sampingmu."

"Tapi setidaknya kau bisa membelaku di depan Sarah!"

Alvin memegang kedua pundak Kinan dan menatapnya lekat-lekat. "Bukan begitu menghadapi Sarah. Dia pasti akan melakukan hal yang lebih kepadamu. Dan aku tidak mau dia menyakitimu."

Kinan tetap diam tidak bergeming. Alvin melanjutkan kata-katanya lagi, "aku tahu aku salah, aku minta maaf. Tolong beri aku waktu untuk membuktikan semua perkataanku." Alvin putus asa. Ia menundukkan kembali wajahnya.

"Pulanglah. Ini sudah malam. Aku harus tidur karena besok jadwal latihanku padat. Hati-hati diperjalanan." Kinan bergegas masuk ke dalam rumah. Meninggalkan Alvin sendirian di depan sana.

Alvin sangat mengerti, mengapa Kinan marah padanya. Ia tidak memaksa Kinan mengerti perasaannya. Tapi tidak bisa dipungkiri hatinya juga teramat sakit saat ini. Akhirnya ia pun meninggalkan rumah Kinan, dan bergegas kembali ke rumahnya.

Sementara Kinan berlari menuju kamarnya. Ia tidak bisa menahan tangisnya. Lagi-lagi ia menangis karena Alvin.

Masa lalunya kini telah kembali. Hatinya kini berlabuh kepada Alvin. Ia sudah mencintai kembali cinta pertamanya yang kelam.

🌺🌺🌺🌺🌺

Semua para mahasiswa dan mahasiswi yang mengisi acara, sudah berkumpul di gedung teater pertunjukan yang sangat megah. Gedung teater ini berada di paling ujung area kampus. Gedung megah yang bisa menampung penonton hingga 2000 orang. Mereka akan melaksanakan gladi bersih, karena besok perhelatan akbar akan segera dilaksanakan.

Kinan dan 12 anggota balletnya sudah bersiap dengan pakaian menari mereka. Sesuai dengan susunan acara, tari ballet disuguhkan sebagai pembuka acara, sementara saat Kinan menyanyi nanti, ada di tengah-tengah acara.

"Aku benar-benar gugup!" Shana mondar-mandir sambil mengibaskan tangannya.

"Baru gladi bersih kau sudah gugup. Ayo kita berikan penampilan yang baik," ujar Naya memberikan semangat.

"Ladies bersiap-siap musik akan dimulai." Terdengar suara Tania pelatih mereka, yang berteriak dari depan panggung.

Musik pun di mulai. Satu persatu mereka memasuki panggung. Kinan melihat Metha, Ray, dan Dimas duduk di bangku paling depan. Metha melambaikan tangannya dan Kinan membalas dengan senyuman.

Ray menyaksikan Kinan si pemeran utama tarian itu, dengan terkagum-kagum. Pandangannya tidak bergeser sedikitpun. Padahal hanya gladi bersih tapi Kinan benar-benar menari sepenuh jiwa raga.

"Kinan benar-benar memukau. Pantas kau menyukainya," bisik Dimas kepada Ray.

"Tapi aku menyukainya tanpa alasan. Aku hanya ingin dia bahagia." Ray tersenyum kecil.

Sementara di sisi lain, ada Alvin dan teman-temannya yang juga menyaksikan gladi bersih ini. Tentu saja ada Sarah yang tetap menempel dengan Alvin. Sarah juga akan mengisi penampilan tari modern di bagian penutup acara.

Acara gladi bersih pun selesai. Untuk penampilan Kinan menyanyi dengan memainkan piano, sengaja tidak dipertunjukkan oleh Mr. Alex, karena ia ingin menjadikan ini sebuah kejutan.

Kinan dan yang lainnya bergegas keluar ruangan. Tapi secara tidak sengaja mereka bertemu dengan Alvin dan teman-temannya. Kinan termenung sesaat. Ia berusaha mengacuhkan Alvin dan hanya melewatinya.

"Hai sayang." Sarah dengan sengaja mengencangkan suaranya saat menyapa Alvin. Membuat Kinan memutar kembali kepalanya.

Yang ia lihat justru menyakitkan hati. Sarah memeluk pinggang Alvin. Kinan kembali berjalan tanpa menoleh lagi ke arah Alvin.

Alvin menghempaskan tangan Sarah dan menatapnya tajam. "Kau sengaja melakukannya kan?"

"Tentu saja. Supaya Kinan lebih tahu diri siapa dia sebenarnya," jawab Sarah acuh tak acuh.

"Ya, dan perlu kau ingat, besok adalah hari terakhir aku berurusan denganmu," kata Alvin dengan nada dingin. Ia meninggalkan Sarah disusul dengan Bara, Danny, Evan dan Joe.

Sarah tersenyum licik. "Kita lihat saja Alvin. Ku rasa ini baru akan dimulai. Kita lihat apa yang akan aku lakukan dengan gadis pujaanmu itu."

-------------------------- 🌺🌺🌺🌺🌺 -----------------------

Sengaja update lagi karena siang-siang gak ada kerjaan. Semoga makin menarik ya. Silahkan kalian berangan-angan sendiri pas baca novel ini.

Jangan lupa dibaca, vote dan comment.
Mari dukung karya satu sama lain.
Semoga pada suka!

Luv ❤️

Memory Of First Love [Completed] ✓Where stories live. Discover now