26. Kemesraan Ini Janganlah Cepat Berlalu

379 35 0
                                    

Happy Reading




Rani POV

Keluarga kecilku telah kembali utuh. Permasalahan-permasalahan antara aku dan suamiku, Mas Alfian telah usai. Mulai saat ini aku akan memperjuangkan agar rumah tanggaku tidak di rusak oleh pelakor semacam Sari. Karena aku tahu sampai sekarang  Sari belum menyerah untuk menghancurkan rumah tangga ku.

Aku tahu sebenarnya Sari itu baik, tetapi kebaikannya tertutup oleh obsesinya kepada Mas Alfian.

Masalah Mas Alfian dan Mas Ari pun sudah selesai. Rasanya benar-benar damai melihat keluarga tercinta berkumpul menjadi satu seperti sekarang.

Aku dan Mas Alfian akhirnya menceritakan tentang masalah kami kepada keempat orang tua kami. Tujuannya yaitu agar mereka juga berhati-hati dengan nenek sihir itu. Karena memang dari awal, Sari juga mengincar untuk memberitahu para orang tua dan pilihannya kepada Bapak yang mempunyai riwayat sakit jantung.

Dasar licik

Kesalahpahaman antara Mas Alfian dan Bapak pun telah diluruskan. Memang sebelumnya Bapak telah mengetahui cerita lengkap dariku, tetapi beliau juga ingin mendengar dari anak bungsunya secara langsung.

Weekend kali ini aku dan Mas Alfian memboyong keluarga ke Tawangmangu untuk menginap di villa teman Mas Alfian, Kevin.

Kevin adalah adik tingkat Mas Alfian dan teman dari kakak sepupu ku, Mas Valen (ada di Cintaku Seorang Akuntan).

Keluarga Mas Alfian dan keluarga ku berkumpul menjadi satu.

"Ma, Bu, masak apa?" tanyaku ketika melihat Mama kandung dan Ibu mertuaku sedang sibuk di dapur villa.

"Masak sop daging Ran," jawab Mama.

"Wihh enak dong, Rani bantuin ya," ucapku.

"Rendra mana Ran?" tanya Ibu.

"Sama Mas Al Bu, tuh lagi di luar main bola, sama yang lain juga," jawabku.

Kami bertiga kemudian mengeksekusi bahan-bahan yang ada. Dan setelah bermenit-menit, akhirnya jadi juga. Sop daging istimewa, tahu dan tempe goreng, dan tak lupa sambal kecap buatan Mama yang tak ada duanya.

"Lohh kok udah selesai aja, padahal aku mau bantuin lho," keluh Mbak Ara yang ketinggalan acara masak-memasak.

"Nggak apa-apa Mbak Ara, nanti lagi," balas Mama ramah.

"Iya Bu, nanti biar aku yang cuci piring," ujar Mbak Ara.

"Harus itu," canda Ibu.

Kami pun tertawa bersama sambil menyiapkan makanan.

Memang akhir-akhir ini keluargaku dan keluarga Mas Alfian sering melontarkan candaan-candaan.

"Kalian panggil yang lain buat makan malam," suruh Mama kepadaku dan Mbak Ara.

Kami sekeluarga makan dengan lahap dan hening. Yang kerepotan sendiri suamiku, karena Rendra tidak mau pisah dengan Papanya barang sebentar.

"Rendra, sama Mama dulu yuk, Papa biar makan dulu, nanti main lagi," ajakku.

Yang diajak hanya menggelengkan kepalanya saja. Memang seperti itulah saat Rendra dan Mas Alfian sudah menyatu, pasti sulit dipisahkan. Hahahahaha

"Udah biarin Ma," jawab mas Alfian.

Alhasil Mas Alfian makan satu piring dengan Rendra. Dan ia harus rela melewatkan sambal kecap buatan Mama. Padahal setiap Mama membuat sambal itu, Mas Alfian pasti yang pertama kali menghabiskan.

Cintaku Seorang Akuntan 2 ✔Where stories live. Discover now