8. Quality Time

557 34 0
                                    

Happy Reading






Setelah kedatangan Sari yang mengancam, Alfian masih setia untuk menenangkan Rani.

"Kamu nggak perlu takut sama semua ancaman Sari tadi ya," ucap Alfian.

"Aku nggak takut Mas, aku cuma nggak nyangka aja, teman yang aku anggap baik ternyata ingin menghancurkan rumah tanggaku sendiri," jawab Rani yang masih dalam pandangan kosong.

Sambil menyenderkan kepala Rani di pundaknya, "Kamu harus percaya aku, aku nggak akan berpaling dari kamu," ucap Alfian dengan tenang.

"Kamu tahu, aku mendapatkan kamu aja susah. Bodoh kalau aku sampai menduakan kamu," imbuh Alfian.

"Aku percaya kita bisa melalui semua ini Mas, asalkan kita tetap saling menjaga," balas Rani yang diangguki Alfian. 

"Sayang, kue tart nya enak lho. Makasih ya," kata Alfian yang sengaja mengalihkan pembicaraan.

"Siapa bilang itu untuk kamu??!!" kilah Rani.

"Nggak usah malu-malu kali yank," goda Alfian sambil mencolek-colek dagu istrinya.

"Aku masih marah lho sama kamu," ucap Rani.

Tak mau disalahkan, Alfian membela diri, "Marah kenapa lagi sih? Harusnya yang marah kan aku,"

"Siapa suruh jadi tukang ngambek," keukeuh Rani.

Saat ingin saling membalas, tiba-tiba suara tangis Rendra menghentikan perdebatan mereka.

"Anak Mama udah bangun yaa,"

"Anak Papa juga," susul Alfian.

Muncul ide brilian dari Alfian, "Ma, main yuk. Mumpung kita sama-sama free,"

"Boleh, yuk Pa," setuju Rani.

"Rendra siap-siap dulu ya, Papa tunggu di luar kita jalan-jalan hari ini," suruh Alfian kepada anaknya.

"Iya, Pa," jawab Rendra.

*****

Kini mereka bertiga sudah ada di taman dekat rumah. Anggap saja ini Quality Time keluarga kecil Alfian.

"Rendra, mainnya jangan jauh-jauh sayang," tegur Rani.

"Iya Mama," jawab Rendra sambil berlari kesana kemari.

"Biarkan Rendra bermain, kita awasin dia dari sini aja," perintah Alfian.

"Nggak kerasa ya Mas, anak kita aktif banget kayak gitu," ucap Rani sambil terus mengawasi putranya.

"Kayak Papanya selalu aktif," balas Alfian berbangga hati.

"Kalau Papanya sih hiperaktif pakai banget," balas Rani terkekeh.

"Hiperaktif itu ada tujuannya sayangkuuuu," kilah Alfian.

"Apa?" tanya Rani dengan setengah menantang.

"Buat menarik perhatian kamu lah, malah kamunya nggak peka," sungut Alfian.

"Ya kamunya juga nggak agresif sih. Kalau aja kamu dulu nembak aku.....," ucap Rani yang sengaja menggantung.

"Bakal langsung kamu terima?" tebak Alfian

"Nggak juga sih," jawab Rani asal.

Sambil menekuk wajahnya, "Kamu mah gitu, bilangnya suka dari dulu," keluh Alfian.

"Nggak mungkin nolak lah," lanjut Rani.

Alfian benar-benar merasa dikerjain sama rani.

"Awas kamu nanti malam," ancam Alfian

Cintaku Seorang Akuntan 2 ✔Where stories live. Discover now