4. Kenapa Harus Dia ?

609 47 0
                                    

Happy Reading





Alfian POV

Kenapa takdir selalu bermain-main dengan hidupku. Aku berpisah sementara waktu dengan anak dan istriku untuk menangani proyek kerjasama di Malang.

Tetapi disini aku malah bertemu dengan perempuan yang sepertinya masih mempunyai perasaan istimewa kepadaku. Siapa lagi kalau bukan Sari, perempuan yang aku dekati saat SMA demi mengejar perhatian Rani.

"Hai Mas, apa kabar?" sapanya ketika kami tengah berada di depan pintu kamar hotel masing-masing.

"Alhamdulillah baik, kamu apa kabar?" jawabku yang sedikit basa-basi. Tak mungkin kan aku mengacuhkannya.

"Seperti yang kamu lihat, dan kebetulan sekali ya kita bertemu disini, Kamu sendirian?" tanyanya yang seolah kita masih dekat.

Padahal dulu kedekatan kita cuma untuk memanas-manasi Rani saja, tak pernah sekalipun aku menyimpan rasa suka kepada Sari.

Aku jawab saja dengan jujur kalau aku sedang perjalanan dinas dan ditemani sekretarisku. Memang benar kan, sekarang Aji adalah sekretarisku meskipun sementara.

"Berarti kita bakal kerja bareng dong," katanya yang terlihat sangat bahagia.

"Oh," respon yang sangat singkat.

Aku tahu sari bekerja di sebuah perusahaan BUMN sebagai staf bagian keselamatan kerja karyawan atau biasa disebut dengan K3. Aku tak begitu mengetahui tentang jurusan tersebut. Tetapi sungguh aku tak menduga kalau aku akan bekerja sama dengannya.

Sesampainya di kamar, aku langsung menghubungi istri tercintaku. Sudah kangen saja aku dengannya, padahal baru beberapa jam berpisah.

Kami mengobrol hingga puas dan Rani pamit untuk memandikan jagoan kecil kami, Rendra.

Aku pun bersiap-siap untuk bertemu dengan perusahaan BUMN tersebut untuk membahas rancangan dana untuk proyek itu.

*****

Hari ini aku benar-benar sibuk. Banyak hal yang harus aku urus disini. Aku beruntung mendapat partner secekatan Aji. Ia benar-benar bisa diandalkan. Banyak hal yang aku diskusikan dengannya dan menemui titik temu permasalahannya.

"Besok lagi aja Al, istirahat dulu. Katanya nanti mau kasih kejutan tengah malam untuk Rani," kata Aji yang masih melihatku berurusan dengan berkas-berkas bersama Sari pula.

Aku ingin segera menyelesaikan pekerjaan ini agar cepat pulang dan bertemu keluarga kecil yang sangat aku rindukan juga terbebas dari bayang-bayang Sari.

"Mas Al, makan dulu yuk. Nanti dilanjutkan lagi," ucap Sari dengan lembut. Sok banget sih hmmmm

Aku tahu kalau ia masih menyimpan perasaan sama diriku, tetapi aku tak mau tahu. Yang terpenting sekarang aku harus istirahat agar nanti tepat pukul dua belas dini hari bisa mengucapkan happy anniversary kepada istriku. Ya, besok tepat dua tahun kami menikah. Meskipun hanya lewat video call, aku ingin merayakannya bersama istri tercinta ku itu.

Aku tidak menjawab Sari, melainkan Aji yang menjadi juru bicara ku, "Alfian udah makan dari tadi, udah Al kamu masuk kamar sana. Kalau sampai kamu sakit, aku bisa digorok sama istrimu itu karena nggak mengingatkan kamu," ancamnya.

Aku tahu Aji tidak akan melakukan itu, tetapi kalau Rani sampai tahu aku kerja tanpa henti, ia pasti akan mengomeli ku. Tadi saja beberapa kali dia chat dan telepon tak ada yang aku respon. Sungguh aku merasa bersalah dengan istriku tercinta.

*****

Ketika aku mengucapkan happy anniversary lewat video call, aku kira Rani akan senang karena mendapat kejutan dariku. Tetapi sepertinya aku yang terkejut dengan responnya. Seakan ia merasa terganggu saat aku video call tengah malam.

Cintaku Seorang Akuntan 2 ✔Where stories live. Discover now