35. Kamulah Satu-Satunya

409 33 0
                                    

Happy Reading




Rani POV

Kalau boleh jujur sakit hatiku melihat foto-foto yang ditunjukkan Mas Ari kepadaku tadi sore. Rasanya benar-benar tak percaya melihat suamiku sedang jalan dan bergandengan tangan.

Aku ingin marah, tetapi aku tahan. Aku tidak mau terlihat seperti wanita murahan yang langsung cemburu begitu saja dengan suamiku yang tengah jalan dengan perempuan lain.

Aku berlaku seperti itu karena teringat perkataan Mas Cahyo, saat kami ketemu di toko RADCA.

"Kemarin Alfian tanya-tanya tentang cara melacak keberadaan orang, emang ada apa Ran?" tanya Mas Cahyo saat itu.

Melacak orang??

Buat apa??

Aku masih memikirkan hal itu sampai sekarang. Dan ini malah ditambah Mas Ari memperlihatkan foto-foto kebersamaan suamiku dan nenek sihir alias Sari.

Apa ini ada hubungannya dengan Mas Alfian yang tanya dengan Mas Cahyo tentang melacak seseorang. Entahlah, aku tak mau stres untuk saat ini. Anggap aja aku dan Mas Alfian sedang baik-baik saja untuk sekarang ini.

Aku memang tidak boleh stres, kalau stres pasti akan berimbas kepada kesehatan ku. Aku tak ingin terjadi sesuatu yang tidak aku inginkan.

Hari ini weekend, kami semua personel RADCA berkumpul di toko.

"Aku mohon kali ini kita harus terlihat baik-baik aja Mas, biarkan ini menjadi masalah antara kita sama Mas Aji. Jangan ada yang tahu lagi," ucapku kepada Mas Alfian saat bersiap-siap di rumah.

"Hmmm," gumam Mas Alfian.

Sabarr.........

****

Sesampainya di toko, ternyata Mas Aji sudah ada di sana dan kini tengah bergelut dengan laporan dengan handphonenya. Kali ini aku menyapanya hanya dengan senyuman. Dan Mas Aji sepertinya paham dengan apa yang aku lakukan. Aku lakukan ini demi rumah tangga ku.

Flashback on

Aku bertemu dengan Mas Aji di Bank. Entah suamiku dimana aku tak tahu. Awalnya aku basa-basi menanyakan keberadaan suamiku.

"Mas Al ada nggak Mas?" tanyaku.

"Pergi tadi, nggak tahu kemana. Sama Arga kayaknya," jawab Mas Aji.

"Mas Al nyuekin kamu nggak Mas akhir-akhir ini?" tanyaku mulai mengorek informasi.

"Masih ngomong sih, cuma dia jaga jarak aja. Nggak seperti biasanya yang apa-apa selalu minta pendapatku atau Arga, sekarang lebih cuek lagi," jawab Mas Aji.

"Mas Arga juga didiamkan?" tanyaku lagi.

"Katanya Arga si Alfian sekarang lebih tertutup, nggak mau cerita-cerita gitu," jelas Mas Aji.

Aku serahkan foto-foto yang ada di amplop coklat tempo hari. Kecuali foto yang ada di handphone Mas Alfian. Karena suamiku itu tidak mengirimkan foto-foto itu ke nomor ku.

"Kok kamu bisa dapat ini foto-foto?" tanya Mas Aji yang bingung.

"Ada seseorang yang dengan sengaja mengirim foto ini ke suamiku. Dan malam saat kamu ke rumah untuk menitipkan flashdisk Mas Al, dan kita bincang-bincang sebentar sama Mas Ari, itu ternyata ada yang memanfaatkan dan memfoto kita," jelasku.

"Astaghfirullah,"

"Terus Alfian salah paham sama kita?" tanyanya lagi

Aku mengangguk

Cintaku Seorang Akuntan 2 ✔Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα