Prolog

910 254 175
                                    

Aku berjalan beriringan dengan wanita cantik berambut panjang, dia membawaku ke dalam rumahnya yang terlihat tidak terlalu besar, tetapi nyaman, ketika kaki ini menginjak lantai ruang tamu. Aku melihat sekeliling, meski sering datang ke sini, tapi warna dinding bercat biru langit di ruangan ini, tidak pernah membuatku bosan.

Wanita yang biasa aku panggil Tante Mila itu, melepaskan tanganku yang sedari tadi dipegangnya, dia berjongkok di depanku, hingga membuatku dengan mudah melihat wajah cantik dengan iris mata hitamnya. Dia tersenyum, kemudian kembali menarik tanganku yang lebih kecil ke dalam genggamannya.

"Sekarang, Gean bagian dari keluarga tante, ya?" ujarnya dan mengelus rambutku pelan. Aku pun mengangguk, untuk membalas perkataannya.

Sekarang, aku memiliki keluarga baru. Setelah ibu meninggal, Tante Mila yang baik hati, bersedia menampungku sebagai bagian dari keluarga kecilnya. Jujur saja, aku sangat senang mengingat ada orang memberikan tempat tinggal yang nyaman seperti Tante Mila.

"Mama?" Suara dari belakang Tante Mila membuatku sedikit memiringkan kepala untuk melihat ke sana, tampak seorang gadis kecil dengan robot mainan di salah satu tangannya. Entah sejak kapan dia sudah berada di sini, aku bahkan sampai tidak mendengar langkahnya mendekat.

Mata bulatnya tertuju ke arahku, terlihat rambut panjangnya berantakan, mungkin dia baru bangun tidur siang. Dia tampak menggemaskan dengan piayama merah muda, bermotif kelinci yang dikenakannya sekarang. Sesekali dia mengucek mata dengan tulunjuknya, sambil terus berjalan mendekat ke arahku dan Tante Mila. Aku sangat kenal anak perempuan yang seumuran denganku itu, dia putri tunggal dari sahabat ibuku. Tante Mila.

"Mama, kenapa Gean di sini?" tanyanya, lalu menguap sambil menutup mulut dengan telapak tangan.

Tante Mila berdiri, meninggalkanku dan berjalan ke gadis kecil yang baru saja datang tadi. Tante Mila menarik pelan tangan anaknya sedikit menjauh. Dari tempatku berdiri, dapat aku lihat Tante Mila dengan lembut merapikan rambut si gadis kecil itu. Dia tampak seperti mengatakan sesuatu kepada anaknya, tetapi aku tidak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan.

Bisa aku lihat kerut di kening si gadis kecil. Dia menoleh ke arahku dengan cepat, entah apa yang dikatakan Tante Mila kepadanya, sampai membuat tatapannya begitu mengerikan, seperti tokoh gurita yang sering marah kepada karakter bintang berwarna merah muda.

Aku mengangkat tangan, melambai dan tersenyum lebar, persis seperti yang biasa aku lakukan setiap kali bertemu dengannya jika datang ke sini. Namun, aku tidak mendapat balasan, malah wajahnya terlihat seperti ingin menangis dengan tangan yang sudah memeluk robot mainannya.

Apa aku melakukan kesalahan sekarang?

"Rei gak mau bersaudara sama Gean!" bentak si gadis kecil bernama Rei itu, kemudian berlari menjauh dari hadapan Tante Mila. Aku pikir, dia kembali ke kamarnya yang berada di lantai dua.

Aku sedikit tersentak saat mendengar apa yang dikatakan Rei, bahkan sampai melotot. Tidak pernah sebelumnya, aku lihat Rei menjadi menyeramkan seperti tadi. Sejauh yang aku tau, Rei anak pendiam dan dia jarang tertawa. Namun, dia selalu ingin bermain denganku, ketika ibu kami bertemu.

Sekarang, hanya satu pertanyaan di otakku. Apa tidak masalah aku tinggal di sini? Melihat reaksi Rei barusan, benar-benar membuatku merasa sungkan, jika harus berada di rumah Tante Mila. Bersaudara dengan sahabatku adalah suatu kebahagiaan, tetapi jika dia tidak menginginkannya, apa yang harus aku lakukan?

U R My ...? [Terbit✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang