Bag. 3 (No Handphone)

23 4 2
                                    

Bahagiaku cukup sederhana, dan itu saat aku berbincang denganmu

Setelah panggilanku itu Aydin pun berjalan menghampiriku.

"Hai Nad, aku udah nungguin kamu dari tadi"

"Maaf ya din, Bis nya udah dateng? "

"Belum si, oh iya itu ada Rendy temen sekelasku, dia mau ikutan naik bis juga. Nunggu disana yuk"

"e.. Eh, i.. Iya din"
Bareng? Dia ga bawa montor? (batinku)

Kami pun berjalan menuju Rendy, yang sedari tadi sudah menunggu di gerbang sekolah.

"Halo Nad" sapa Rendy dengan senyuman kecilnya

"H.. Hai Ren" balasku, tanpa melihat kedua matanya

"Loh kalian udah pada kenal?" Tanya Aydin dengan kagetnya, karena mengerti jika kita udah saling kenal

"iya, dikenalin Safira" timpal Rendy

"mm, kamu ga bawa montor Ren? Kok naik bis?" tanyaku dengan sedikit kebingungan

"iya Nad, Jeni lagi masuk rumah sakit"

"Jeni??"

"Itu nama montornya Rendy Nad... Ya gitu kelamaan sendiri sampai ngebucinin sepeda matic" Ledek Aydin diikuti suara tawanya

Suara tawa Aydin pun terhenti ketika bis sekolah sudah berada tepat di depan kami. Kami bertiga pun mulai berjalan masuk ke dalam bis, Penuh!! Bis kali ini benar - benar penuh. Beruntungnya tersisa 3 kursi kosong, dan itu sesuai dengan jumlah kami. Satu kursi di depan, dan 2 kursi di belakang.

"Beruntung banget sisa bangkunya pas buat kita bertiga" Jelas Aydin sambil mulai duduk di kursi paling depan.

"Nad, Ren aku disini ya, di belakang panas banget hehehe maaf ya.. "

Nyebelin banget sih Aydin !! Masa aku duduk bareng sama Rendy di belakang, canggung banget.

"Duluan Nad" Rendy mempersilahkan aku duduk di dekat jendela, tempat favoritku.

"Ren makasih ya waktu itu, maaf juga karena baru kenal udah minta tebeng"

"Santai Nad, aku ga keberatan kok"

Setelah pernyataan terakhir Rendy, keheninganpun menghampiri kami. Tak lama Rendy pun memulai obrolan lagi.

"Nad boleh minta kontak hp kamu ga? "

"Ehh? Tadi udah aku kasih ke Safira, katanya kamu yang suruh dia buat minta kontakku"

"I... Iya sih, tapi kan sekarang mumpung ketemu orangnya hehe" Jawab Rendy dengan menggaruk kepala dan telinga yang mulai memerah

"Boleh kok, tapi telinganya jangan merah gitu dong" ledekku, sembari memberikan kontakku pada Rendy

"Ah iya hehe, makasih ya Nad nanti kuhubungi"

Setelah itu pun, keheningan mulai datang diantara kita berdua sampai kami turun dari bis.

***

Setelah melakukan Sholat Maghrib, aku bergegas menuju meja belajar membuka notes dan mengerjakan tugas yang tadi diberikan.

"Hufft,, banyak banget tugas hari ini"

Aku pun mulai mengerjakan tugas satu demi satu, 2 jam telah berlalu dan ya,,, tugasku sudah selesai kukerjakan. Kutata kembali meja belajarku, kuraih dan kubuka handphone yang sedari tadi ada di sebelahku.

"Kenapa Rendy belum menghubungi ya? "
"ah,, apaan si Nad kenapa jadi kepikiran Rendy !!!"

"Nadya.. Makan malam udah siap, buruan turun" Suara ibu membuyarkan pikiran tak jelasku.

"Iya bu, Nad turun" kutaruh handphone diatas tempat tidur dan segera kulangkahkan kaki menuju ruang makan.

"Hari ini makan berdua lagi ya bu?" pertanyaan yang selalu aku ajukan di setiap makan malam

"Iya, Kak sofi hari ini pulang malam lagi karena banyak urusan di kantornya dan kamu tahu sendiri ayah dan kak Dito baru pulang dari Surabaya sabtu besok"

Setelah makan dan membantu ibu membersihkan ruang makan aku kembali ke kamar untuk sholat Isya dan mempersiapkan diri untuk tidur.

Tringg.. Tring...
"Siapa sih, udah mau tidur juga" kubuka hp yang memunculkan adanya pesan notifikasi dari whatsapp

"uknown number?? Siapa nih?" segera kubuka pesan misterius tersebut

Assalamualaikum Nad, aku Rendy. Kamu udah tidur ya?

Waalaikumsalam Ren
barusan mau tidur

Maaf ya malam malam gini ganggu, simpan kontakku ya

Gapapa Ren, iyaa

Oke Nad

Percakapan pendek kami pun berakhir, kusimpan kontaknya dan bersiap untuk segera tidur.

Terimakasih teman - teman sudah menyempatkan membaca !!!

Kritik dan sarannya yaa... Karena ini adalah cerita pertamaku !!!

Jangan lupa Vote dan Comment !!! 😁😁😁😁

Rendy dan NadWhere stories live. Discover now