Bag. 1 (Awal Bertemu)

60 6 5
                                    

Aku bahagia, karena pertemuan aneh itu.

Drrt.... Drrt... Drrt (snooze)
Drrt... Drrt... Drrt (snooze)

"Nad bangun! ini sudah jam 6, nanti kamu terlambat! "

Teriakan ibu telah membangunkanku dari tidur nyenyakku. Segera kubuka mataku dan beranjak dari tempat paling nyaman itu.

Kupercepat segala aktivitasku, agar bisa masuk sekolah tepat waktu. Setelah semua sudah siap aku segera turun untuk berpamitan pada ibu tanpa melakukan sarapan.

"Nad berangkat dulu bu.. Assalamualaikum"
Setelah itu aku berlari menuju keluar rumah

"Nadya! Kenapa buru buru? Ini masih setengah 6" teriak ibu padaku, membuat langkah kakiku berhenti dan segera berbalik ke arah meja makan

"Setengah 6? Ibu bilang sudah jam 6, Nadya sudah ketinggalan bis sekolah bu"

"Ibu bilang begitu biar kamu cepet bangun, tuh lihat jam dulu" perintah ibu padaku.

Benar saja ini masih setengah 6 pagi, kuurungkan niatku untuk berangkat dan aku bersiap di meja makan untuk sarapan.

"Bu, hari ini masak apa?"

"Cumi hitam, makanan kesukaanmu, cepat ambil piring dan segera makan
"wahh cumi hitam, siapkan untuk bekalku juga ya bu"

"Udah besar, bekal masih disiapin bae"
suara halus itu sampai di telingaku, siapa lagi kalau bukan suara kakak keduaku kak sofi.
"Bu, hari ini aku pergi ke kantor dulu"
"iya, hati hati sof"

"kak, pulang nanti beliin chatato rasa keju ya"
"iya anak bontot"

Cumi hitam yang enak itu telah selesai kumakan. Ku taruh bekal yang sudah disiapkan ibu didalam tas, dan aku bersiap berangkat sekolah.

"Bu, nad berangkat sekolah dulu ya"
"bekal sudah nad ?"
"sudah bu"
"uang jajan ?"
"sudahhhh"
"buku pelajaran tidak ada yang tertinggal bukan ?"
"semua sudah siap ibuku sayang. Nad berangkat dulu ya takut terlewat bis sekolah"
"yaudah, hati hati"
"siap komandan. Assalamualaikum"
"waalaikumsalam"

Jam handphoneku sudah menunjukkan pukul 06.00 dan tepat bis sekolah sudah datang. Kulangkahkan kaki ku masuk ke dalam bis, kuamati beberapa kursi kosong dan duduk ditempat paling kusuka disini, di sebelah jendela. Kupegang handphone, dan bersiap menikmati lagu dengan earphone yang sudah dari tadi kupasang di telinga. Alunan lagu sendu selalu menemani perjalanan berangkat maupun pulang sekolahku.

15 menit berlalu, bis sudah sampai tepat di depan gerbang sekolah.
"terimakasih pak"
Kulanjutkan langkahku menuju sekolah nan megah itu, SMK Guna Bangsa. Suasana sekolah masih terlihat tidak begitu ramai, karena masih 15 menit lagi sekolah akan dimulai. Dan kelasku ada di lantai atas kelas XI Desain 1, kutapaki anak tangga satu per satu dan berjalan menuju kelas ternyaman paling pojok. Sudah ada 20 dari 30 siswa yang hadir, dan segera kutaruh tasku.

"Akhirnya, datang juga kamu nad!"
"kenapa nih? " jawabku kaget karena suara Riri.
Dengan kipas yang selalu ada di genggaman tangannya dan antusiasme wajahnya, Riri tak sabar ingin bercerita.
"Langka nad! Langka! dan setelah ini aku bakalan berangkat sekolah sepagi ini"
"Langka apaan sih ri segitu senengnya"
"Aku tadi bareng dia naik angkot nad!"
"dia siapa ? anak desain 3 yang katamu tampan itu?
"iya nad! Bener banget, sebahagia itu aku bisa lihat wajahnya dari deket"
"Ampun deh ri"
"Sesuka itu nad!"
"Kalau kamunya suka tapi ga segera diungkapin ya percuma, natap terus deh"
"ya gimana nad, masa perempuan nyatain duluan si, gengsi tau"
"Sebahagianya kamu deh ri, eh si safira mana? Tumben belum dateng"
"Udah kok, tapi dia tadi langsung kumpul sama anggota paskibra"

Bel sekolah sudah berbunyi, semua anak masuk kelas masing masing dengan tertib. Pelajaran pertama pun akan segera dimulai.

Dan lagi lagi temanku yang selalu datang pagi ini akan terlihat seperti anak telat masuk kelas, siapa lagi kalau bukan Safira. Anak paskibra yang sangat sibuk dengan kegiatan paskibra di sekolah.

Hosh hosh hosh
"Eh fir kenapa? Kok sampe keringetan gitu"
"takut telat.. untung bu dina belum dateng. Kalau gak, paski bisa kena semprot lagi"
"Udah tau hari ini guru killer yang masuk, tetep nekat kumpul paski dulu"
"ya gimana habis ini ada diklat buat adik kelas"
"yaudah buruan duduk, bu dina udah dateng tuh"

***

Tak terasa 8 jam sudah berlalu, dan sekarang saatnya pulang dan bersiap untuk rebahan di tempat ternyaman.

Saat akan melangkahkan kaki keluar kelas dan bersiap untuk pulang. Panggilan Riri membuatku menghentikannya.

"Nad, hari ini langsung pulang? "
"Iya, kenapa?"
"Anterin aku beli buku buat tugas besok dong"
Besok adalah waktu literasi dengan semua warga sekolah, dan semua diharapkan membawa buku untuk dibaca dan merangkum kembali isi dari buku itu.
"okede, biar aku ga rebahan mulu di kamar. Tapi ri uangku cuma cukup buat naik angkot pulang"
"Aku juga si sebenernya"

Kami pun terdiam, dan mencari cara bagaimana kita berangkat tanpa mengeluarkan uang. Tumpangan Gratis! Ide itu pun muncul dari pikiranku.

"Eh Ri, keknya Safira masih di lapangan sekolah dan belum pulang. dia kan selalu bawa sepeda montor dan juga rumahnya deket sama toko buku itu"
"oh iya, tapi kan cuma satu kendaraan"
"Kamu nanti sama Safira aja, aku bareng Clara kayaknya kemarin dia bilang mau beli buku juga"
"Okedeh"

Aku dan Riri pun berjalan menuju lapangan, dan benar Safira masih belum pulang dia sedang berbincang dengan teman paski lainnya.

"Saf! Sini bentar deh" panggilku pada Safira yang sedang asyik mengobrol dengan teman temannya
"Ada apa Nad? Tumben belum pulang"
"Aku sama Riri mau ke toko buku deket rumahmu, mau ikut gak?"
"yah maaf nad, aku udah janji sama ibuku buat langsung pulang habis ini"
"gitu ya? Kalau nebeng boleh ga?"
"yaelah gitu aja basa basi dulu, boleh boleh aja. Tapi gimana? Kalau kamu sama aku Riri sama siapa?"
"Eh enggak, kamu sama Riri nanti aku sama Clara. Clara masih belum pulang kan saf?"
"Clara udah pulang dari tadi Nad, dia aja ga ikut penurunan bendera"
"Yah, gimana dong. Apa gausah ikut aja ya" Pikirku, emang sebenarnya yang perlu ke toko buku hanya Riri saja aku hanya menemani saja.
"Aku ada temen paski yang rumahnya daerah sana juga, bentar aku panggilin"
"Gausa Saf!" Tolakku, tapi sepertinya Safira tak mendengar suaraku karena dia sudah berlari dulu memanggil temannya.

tak berapa lama Safira datang dengan temennya itu. Gosh! Kenapa temennya safira harus laki laki.

"Nad kenalin ini Rendi, dan Rendi ini Nad"
"Nadya Putri, biasa dipanggil Nad"
"Rendi Saputro, biasa dipanggil Rendi"
"Maaf ya Ren, bikin repot"
"Gapapa lagian juga sejalan kok"

yaa, setelah itu kami berangkat ke toko buku. Riri dengan Safira dan Aku dengan Rendi, awkward momen banget si buat aku sama Rendy.  Malu juga... bisa bisanya nebeng sama orang yang baru dikenal, Gila banget si kamu Nad!
-
-
-
-
-
-
-
-

Selamat Membaca, Jangan lupa beri comment ya😁😁!! dan terus ikuti kisah Nad 😁😁!!

Follow ig : @goresanpena

Rendy dan NadWhere stories live. Discover now