Bag. 2 (Gadis Manis)

31 4 3
                                    

Kamu baik, benar benar baik dan kisahku ada karenamu.

2 Minggu setelah kejadian memalukan itu

***

Jam sudah menunjukkan pukul 06.00, seperti biasa aku sudah ada di tepi jalan raya untuk menunggu bis sekolah lewat. Dengan earphone yang sudah terpasang, aku menikmati alunan musik penyanyi favoritku Tulus.

Terlihat dari kejauhan, kendaraan besar sudah mulai menepi. Kondektur bis membuka pintu, menyapaku dengan diiringi senyuman khas nya
"Selamat Pagi"
"Selamat pagi pak" timpalku sembari tersenyum.

Mungkin kali ini bangku sebelah jendela sedang tak ingin kududuki. Senin ini bis lumayan penuh, ku tetapkan pilihanku untuk duduk disebelah anak perempuan manis berseragam sama denganku. Kulitnya putih, berambut pendek, dan tentu dia sangat manis.

"Bukankah kamu satu sekolah denganku? Seragam kita sama"
Suara lembut perempuan manis itu memulai obrolan
"engg, ah i.. Iya kita satu sekolah"
Kujawab pertanyaan itu dengan suara canggungku, sembari kulepas earphone di telinga dan ku berhentikan playlist yang sedari tadi berputar.

(Fakta tentang Nad, tidak mampu berbicara dan dekat dengan orang yang baru saja ditemui)

"Perkenalkan namaku Aydin Lestari, teman teman di sekolah biasa memanggilku Aydin"
Tak menghiraukan rasa canggungku, dia mulai memperkenalkan diri dengan menyodorkan tangan lembutnya itu.

"Aku Nadya Putri, biasa dipanggil Nad"
Kubalas uluran tanggannya, dengan senyum canggungku
"Kamu kelas berapa Nad? Sepertinya aku tak asing melihatmu"
"Ah, aku kelas XI Desain 1"
"Sekelas dengan Safira dong, kalau aku XI Multimedia 2 teman paskibra Safira"
Karena canggung, kujawab pernyataan itu dengan anggukan kecil dan senyuman canggungku. Sepertinya, Aydin juga sadar jika aku canggung sedari tadi dia pun tak bertanya lagi dan asik dengan Handphone nya.

Setelah itu kita hanya diam sepanjang perjalanan, dan anehnya aku menyukai keheningan ini aku tak tau apakah Aydin juga merasakan hal yang sama.

"SMK Guna Bangsa" teriak kondektur untuk memberitahukan bahwa bis sudah berada di depan gerbang sekolahku.

Kulangkahkan kaki untuk keluar dari bis.
"Terimakasih Pak" ku tujukan rasa terimakasih ku kepada kondektur dan sopir bis sekolah itu.

Tanpa menoleh ke belakang, aku terus berjalan sesegera menuju kelasku.

"Nad! Nad! Nad!"
Suara teriakan itu membuat aku menghentikan langkahku, dan menoleh ke belakang. Kutemui perempuan manis itu berlari mengejarku, yap dia Aydin.
"I.. Iya kenapa din?"
"Maaf ya kalau kamu canggung tadi, aku hanya ingin berteman denganmu"
"ah tidak, seharusnya aku yang meminta maaf. Jujur aku paling tidak bisa mengobrol selancar kamu ketika berhadapan dengan orang baru"
Jelasku, dan sekarang aku merasa lebih nyaman saat bicara dengannya.
"Iya, aku paham kok. Btw boleh tidak aku minta nomermu, Agar aku ada teman untuk pulang dan pergi sekolah"
Tegas Aydin, sembari menyodorkan handphone nya.
"Ah okee"
Jawabku, mengetikkan no hp ku pada handphone Aydin.

Setelah bertukar No Hp, kami pun berjalan menuju kelas masing masing. Kelas Aydin berada di lantai 1 bersebelahan dengan kantor guru.

***

Bel istirahat kedua berbunyi, kami berdelapan berjalan menuju kantin.

Di kelas aku hanya dekat dengan kedelapan temanku, Riri, Safira, Clara, Salsa, Cindy, Michele, dan Nadin. Tetapi aku paling sering main dengan Riri dan Safira.

Setelah menemukan bangku kosong di kantin, Clara dan Salsa pergi untuk memesankan bakso untuk kami.

"Eh, Nad kamu inget Rendy ga?"
Tanya Safira tiba tiba
"Rendy siapa? Kok kedengaran ga asing ya? "
"itu.. Yang minggu lalu nebengin kamu"
"Oh iya! Inget, aduhh udah lupa malah inget lagi deh peristiwa memalukan itu"
"Kenapa malu si Nad, dianya aja lo gapapa"
Timpal Riri dengan pandangan yang masih tidak terlepas dari handphonenya
"ya gimana dong Ri, baru kenal udah minta nebeng kan malu"
"Gapapa lagian Nad, orang kan kamu minta tolong bukan maksa dia buat nganterin kamu"
Cindy ikut masuk dalam obrolan ini
"Nad mah, gitu aja malu"
Ucap Michele yang sedari tadi sudah tidak sabar menunggu kehadiran baksonya
"Udah udah, tuh Clara sama Salsa udah dateng"
Yaa,, obrolan tentang momen memalukan itu akhirnya terputus akbiat Nadin.

***

jam sudah menunjukkan pukul 15.00 dan itu tandanya persiapan untuk pulang.

"Nad!"
Teriak Safira mengagetkanku
"Ada apa sih Saf, bikin kaget tau"
"Jadi gini si Rendy minta No Hp mu, dikasih ga? dari kemarin udah ngotot terus pingin minta No mu"
"Gimana ya, malu tau aku sama dia. Udah berharap ga ketemu lagi di sekolah"
"Gapapa Nad, No Hp doang apa susahnya si. Dia kan juga udah nganterin kamu kemarin, kasih aja.."
"kamu gitu biar ga digangguin lagi kan sama dia?"
"hehehe... Ayolah Nad bantu temenmu satu ini"
Dengan suara memohon Safira berhasil mendapatkan persetujuanku
"Huh, iyadeh iya"
"yeayy makasih Nad!!!"

Kuteruskan langkahku menuju gerbang depan sekolah, karena Aydin pasti sudah menunggu. Aydin memberitahuku lewat chat sebelum pulang tadi, bahwa dia mau naik bis bareng aku pulang nanti, dan aku sudah tidak terlalu canggung dengannya.

"Aydin !!!" panggilku
Dia pun berbalik arah, dan terlihat laki laki berkulit putih dengan tubuh tinggi yang sepertinya sedang berbincang dengan Aydin sedari tadi.
Gawat! Laki laki itu Rendy, laki laki yang tak ingin kutemui semenjak kejadian itu.

Jangan lupa bantu Vote ya teman teman!!! 😆😆😆

Gimana kelanjutan Nad dan Rendy ya?? 😱😱😱

Follow ig @goresanpena

Rendy dan NadWhere stories live. Discover now