Berhenti

94 27 53
                                    

Sebelum membaca yuk tinggalkan jejak dengan  vote dan comment nya yaa. Biar semangat updatenya.. terima kasih 😉😘

_____________________________________

Musa dan Haisha sudah sampai di halaman  rumahnya Haisha. Mereka memasuki rumah dengan berjalan beriringan.

"Assalamu'alaikum ...," kata mereka dengan bersamaan.

"Wa'alaikumussalam ehh kalian udah pulang, kan kata Mama juga tadi pagi apa? Jangan maksain. Eh tapi kok dianter sama Uca jadi rada seger gini?" Kata Disha menghampiri keduanya.

"Kan kata Uca juga apa Bi, dia itu kalo ada Uca  semangat banget hehehe sampe lupa kalo lagi sakit...," jawab Musa sedikit membanggakan diri.

"Oh ... iya Ca, gimana sekarang usaha Ayah kamu lancar?" Tanya Disha.

"Lancar Bibi ... alhamdulillah heheh," jawab Musa.

"Ucaaa hahah ututu Uca nya udah gede sekarang mah hahah udah bisa nyebut 's' lagi. A—" Haisha berlari menuju kamarnya dengan mudah, karena tas Haisha masih di mobil. Musa tak tinggal diam, dia mengejarnya sampai masuk ke kamar Haisha.

Haisha bersembunyi di balik selimutnya.

"Ampun hahah maafin aku Uca eh Musa," gumam Haisha dibalik selimut. Padahal Musa hanya berdiam diri ditepi ranjang. Tiba-tiba, ide jahil muncul dikepala Musa.

"Ica ada cicak masuk keselimut lo barusan!" Kata Musa dengan gaya bicara yang dibuat-buat agar terdengar panik. Sontak saja, Haisha membuka selimutnya dan turun dari ranjang. Dia menyingkirkan selimutnya ke lantai.

"Mana Musaa? Eh dirumah ini mah gak ada cicak ya? Kamu ngerjain aku?" Tanya Haisha.

"Iya hehhe," Musa terkekeh tanpa dosa.

"Udah ah capek aku," Haisha kembali ke kasurnya. Badannya masih gemetar, karena dia kira memang benar ada cicak.

"Eh? Maaf deh," ujar Musa.

"Kamu gak salah apapun kok, emang aku kan gak enak badan," jawab Haisha santai.

"Yaudah masak mie yuk! Kangen makan mie barengan kek dulu."

"Ayok!" Seru Haisha sambil turun dari ranjang dengan perlahan. Entahlah, gemetaran karena tadi masih belum hilang.

"Kamu gak papa?" Tanya Musa memastikan bahwa saudaranya itu baik-baik saja.

"Gapapa kok," kilah Haisha.

*

Mereka berdua sudah ada didapur, Haisha dan Musa sudah memilih mie rasa apa yang akan  mereka masak. Haisha memegang panci, tak besar namun berisi air yang lumayan banyak. Dipegangnya erat pada sisi panci. Namun, entah kenapa panci tersebut bisa terjatuh dari tangannya. Padahal Haisha yakin kalau  tangannya tak licin sama sekali.

PRANG

Musa yang sedang memotong sayuran pun langsung mengecek apa yang terjadi. Dilihatnya, Haisha sedang gemetaran. Panci yang tadi dia pegang terjatuh. Membuat lantai basah. Untung saja pancinya tidak terbuat dari kaca.

"Kamu gak papa? Kalo gak bisa gapapa biar aku aja yang masak kamu diem aja dimeja makan," Musa menggandeng Haisha agar duduk dimeja makan.

"Ada apa? Tadi— loh pancinya jatoh kenapa?" Tanya Disha pada mereka berdua.

"Jatoh sama kakak Ma, padahal tadi kakak megangnya erat banget. Tau-tau jatuh gitu aja dari tangan kakak. Dan setau kakak pancinya gak licin," jelas Haisha terkait yang dialaminya barusan.

"Kakak mah diem aja atuh ya, biar Uca yang bikinin."

Haisha memgangguk, tangannya masih gemetar. Ihsan menghampirinya, naik kursi yang ada disampingnya.

Magnificent Journey [COMPLETED]Where stories live. Discover now