🌵PROLOG🌵

521 60 33
                                    

*Baca deskripsi terlebih dahulu sebelum membaca part-partnya, biar lebih paham oke:D*

*Deive itu cewek, bukan cowok:D*

🌵🌵🌵


Malam hari ini benar-benar diisi oleh kesunyian. Tidak ada suara bising apapun di luar sana, karena mungkin ini benar-benar telah malam. Hanya suara gerimis kecil yang mengisi kesunyian ini beberapa saat barusan.

Deive benar-benar tidak bisa tidur, insomnianya kumat. Sebenarnya, dia tidak sepenuhnya mempunyai penyakit itu, namun ia sendiri yang menamainya, karena susah tidur tentu saja.

Jam menunjukkan pukul 00.17, Deive menatap kearah jam miliknya itu dengan wajah gelisah. Bagaimana dia bisa bangun tepat waktu besok, sementara di jam-jam segini dirinya masih belum juga tidur.

Dengan mulut berkomat-kamit tak jelas, Deive mengganti posisinya yang semula tiduran beralih ke posisi duduk. 

Raut wajahnya bosan, ia kemudian meraih ponselnya yang sedang di-charge diatas nakas sebelah ranjangnya. Angka yang tertera di layar ponselnya adalah 62%, segeralah Deive mencabut kabelnya kemudian membuka aplikasi chatnya.

Seketika raut wajah terkejut lah yang muncul diraut wajah cantiknya itu.

Apakah ini berarti perjuangannya selama ini membuahkan hasil?

🌵🌵🌵

Sinar matahari mulai masuk melalui jendela kamar yang gordennya nampak tersibak terkena angin, membuat Deive terbangun dari tidurnya karena refleks matanya ketika terkena silau matahari.

Mata Deive langsung tertuju pada jam di dinding kamarnya, ternyata sudah pukul enam tepat. Segeralah ia bangun dari ranjangnya dan pergi ke kamar mandi.

🌵🌵🌵

Jalanan macet!

Benar-benar dibenci oleh Deive saat ini. Benar sekali dugaannya jika dirinya pasti tidak akan bangun pagi tepat waktu hari ini. Lihat saja, sebentar lagi pasti ia akan dihukum oleh guru piket hari ini.

"Pa, bisakah lebih cepat lagi membawa mobilnya?" Tanya Deive pada Ardiyan yang berada di kursi depan.

Ardiyan tidak merespon perkataan Deive, ia hanya tersenyum, ia tahu bahwa Deive saat ini tengah mencemaskan jika sampai terlambat masuk kelas.

Klakson dibunyikan oleh beberapa pengendara motor dibelakang mobil Deive, membuatnya semakin tidak karuan. Ia menghadapkan badannya kebelakang, mulutnya nampak berkomat-kamit.

Apakah pengendara motor ini tidak punya otak? Sudah lihat didepan mobilnya pun masih ada beberapa motor muatan yang belum juga melaju, masih saja mengklakson-klakson tidak jelas. Memangnya ini lomba cerdas cermat cepat tepat apa? Yang kalau baru saja lampu lalu lintas meyala hijau harus cepat-cepat memencet bel motornya dengan sekencang-kencangnya? GASKEUN!!!

Hari ini benar-benar terasa kacau baginya, tapi ya sudahlah, mau diapakan lagi? Toh dirinya sering mengalami kejadian seperti ini, mengingat dirinya tinggal di ibukota yang terkenal akan kemacetannya. 

Deive kembali fokus menghadap ke depan setelah mobil yang ia tumpangi ini mulai melaju pelan, betapa gembiranya hati ini. 

Annoyed [On Going]Where stories live. Discover now