Risih

15 6 0
                                    

I side with you, my beautyful heart. That said alright even though everyone knows it hurts.

✨ ✨ ✨ ✨ ✨ ✨ ✨ ✨ ✨ ✨

Setelah kejadian di kantin, hal pertama yang aku lakukan adalah chat Arya untuk memastikan darimana mereka bisa tau tentang aku. Sampai sampai Ramdan bilang “ceweknya?” padahal jelas-jelas aku dan Arya tidak memiliki status apapun. Bahkan aku tidak berharap adanya status diantara aku dan dia selain teman. (Kalo untuk masa depan, kita ikutin alur nya nanti).

To : AryaArizky
Arya
Gua boleh nanya?
Gua mau nanya


From : AryaArizky
Boleh

To : AryaArizky
Temen temen lu tau gua chatan ama lu darimana?

From : AryaArizky
Dia pinjem hp gua
Liatin wa

To : AryaArizky
Kok kesannya gua berharap banget sama lo

From : AryaArizky
Nihh udah biarin aja kalo lu ga ngerasa
Ngapain di ladenin
Temen kelas gua emang kaya gitu suka barbar

Badmood? Tentu. Risih? Sangat teramat risih. Tanggapannya berlawanan dengan apa yang dipikirkan. Tetapi setidaknya, aku tau kenapa semuanya itu terjadi.

Keesokan harinya, kelas yang seharusnya tidak berdekatan kini berada tepat di depan mata ketika membuka pintu keluar. Iya, Arya dkk. pindah kelas yang dimana saat aku dkk. kumpul akan melihat ruangan yang diisi oleh murid dari kelasnya.

“Mereka ngapain si pindah kelas segala.” dumelku seraya membuka pintu dan akan duduk di luar kelas.

“Sini Lin!!” pinta Nandini.

“Eh ada meong.” ucapku pada hewan yang ⅓ aku takuti.

“Eh ada Arlin.” ikut Dirga sambil memegang kucing dan siap akan menjahili.

“Aaaakh!!! Dirga si*lan!!” jeritku karena Dirga melempar kucing itu padaku.

“Kasian kucingnya yaampun kesakitan pasti abis di terbang tinggikan kemudian dihempas sejatuh-jatuhnya.” ucapku jengah.

“Gagitu konsepnya Lin,” ucap Putri sambil tertawa mendengar celotehan ku.

Aku menatap lurus kaca di depan mataku. Tatapan mata yang menjurus kepadaku membuatku risih dan badmood seketika. Sedari tadi? Sepenting itukah isu itu?

“Apa sih anjir pada liatin aku semua.” ucapku tidak mood ketika duduk bersama teman lainnya.

“Iya mereka liatin lu dari tadi, risih anjir gua. Paling karena si Arya lagi.” jawab Rani yang terdengar sangat jengah.

“Emang yaa si Arya gabisa banget kontrol temen-temennya.” ucap Berlian.

“A-uah malessss.” ucapku dan beranjak bangun menuju dalam kelas.

Aku terdiam di kursi beberapa saat, menatap layar ponsel yang selalu aku tunggu notifikasi itu tiba. Jenuh, aku memutuskan untuk tertidur.

Bosan rasanya setiap kali melihat Arya selalu ada yang mengatakan “cie Arya” or “Lin, ada Arya nih” atau bahkan “eh pacarnya Arya” bosan teramat bosan!

Bel berbunyi, aku dan Gita bertugas mengambil buku paket di perpustakaan. Saat berjalan keluar kelas, mendekati sudutan kelas,

“Astaghfirullah.” ucapku refleks yang langsung menutup muka dengan kedua tangan dan menghindar ke kanan.

Hampir saja aku menabrak Arya yang saat itu kita sama-sama kaget. Bahkan teman Arya yang biasanya langsung menggoda kini terdiam sejenak sebelum mengatakan “eh Arya.”

Tidak ingin membuang waktu, aku melanjutkan langkahku untuk mengambil buku paket.

Namun, Gita tetaplah Gita.

“Eh tauga sii, tadi Arlin hampir kecium Arya loh disitu.” ucapnya mengada-ngada sambil menunjuk sudutan kelas.

“Ngadi-ngadi lu hampir kecium. Hampir ketabrak doang woi.” ucapku tak terima dan hanya diberi respon kekehan oleh Gita.

Pelajaran dimulai, materi baru terus dikeluarkan menjelang ujian tengah semester. Namun kali ini semua siswa mendapatkan pengumuman bahwa akan di ada kan nya libur selama dua minggu karena adanya Covid-19 yang mulai menyerang warga Indonesia.

°
°
°
°
°

Yuk lanjut lagi cerita yang sempat tertunda ini. Terimakasih untuk reader's yang masih setia nunggu dan buat temen-temen yang request supaya cerita ini dilanjut 💕

Aku, Cinta & Gengsi (SELESAI)Where stories live. Discover now