Makan Bersamanya?

70 32 9
                                    

Kenapa kamu hadir layaknya kita adalah dua orang yang telah lama saling mengenal?

💭💭💭💭💭

Saat malam tiba, bus pun berhenti di rest area untuk makan malam.

Aku dkk. pun turun untuk mengambil makanan yang telah disediakan.

“Ambil kursi pojok aja yu yang deket sama wastafel.” ucap ku mengajak yang lain.

“Iya Lin situ aja.” jawab Putri dkk. menyetujui.

Aku pun memakan dengan perasaan tidak nafsu karena sedari tadi magh ku telah kambuh dan aku terus menahannya.

“Makan Lin! Kenapa?” tanya Gita.

“Gapapa Git.” balas ku dengan senyum.

“Serius gapapa?” tanya Putri memastikan yang aku balas hanya dengan anggukan.

Aku melepas sendok dari tanganku dan memperhatikan sosok lelaki tinggi yang sedang aku kagumi itu. Mataku seolah tak ingin kehilangan jejaknya. Sepertinya, dia sedang mencari tempat untuk duduk. Sialnya, selalu berjauhan dari tempat yang aku pilih.

“Hey!” suara Rani cukup mengagetkan karena setengah sadar ku sedang ada dalam dunia halusinasi.

“Ck. kebiasaan banget si lu ngagetin gua mulu. Heran.” ucap ku dan langsung mengalihkan pandangan ke lelaki yang sedari tadi ku perhatikan. Aku melihat dia telah duduk untuk makan hingga aku pun memutuskan untuk melepas pandangan karena terhalang oleh banyak orang yang berjalan.

“Ih liatin cogan gua yaaa?” tanya Rani setengah menggoda dan aku hanya dapat menatapnya.

“Udah ayo pada selesai belum makannya?” tanya Berlian membantuku untuk menghindari pertanyaan dari Rani.

Setelah aku dkk. selesai makan, kita pun menuju luar untuk mencari angin karena suasana tempat makan ini begitu panas dan pengap.

“Geser dong!” pintaku pada teman laki-laki.

“Yaampun Arlin ga boleh ngusir anak orang jugalah.” kata Yanti. Aku pun hanya tertawa sambil memainkan handphone.

Berulang kali aku membuka WhatsApp hanya untuk melihat kapan terakhir kali dia online. Begitulah nasib jika mengagumi sendiri. Miris sekali.

“Masuk bus lagi yu!” ajak Aryani.

“Hayu. Kita otewe Malioboro dong guys.” ucap Gita heboh.

Akhirnya kita pun masuk kedalam bus. Padahal aku sedang menunggu seseorang keluar dari tempat makan. Tapi, ah sudahlah.

“Arlin gak mau tau sekarang kita harus beres-beres!” ucap Berlian menegaskan.

“Iya Ber iya,” ucap ku pasrah setelah melihat keadaan kursi yang penuh dengan makanan dan tertumpuk tumpuk oleh jaket dan selimut yang memang sudah disediakan oleh bus.

Aku memakai jaket ku karena aku berpikir AC dalam bus ini akan menetes. Apalagi semua orang dalam bus ini menutup AC nya.

Setelah semuanya rapih, aku masuk terlebih dulu karena aku selalu ingin dipojok untuk melihat suasana jalanan yang kami lewati.

“WOI BAGI PERMEN DONG!” ucap ku meminta pada siapapun orang yang memiliki permen dalam bus ini.

“Nih mau berapa?” kata Wildan sambil menyodorkan permennya.

Aku mengambil tiga permennya yang telah ku pinta izin tadi. Kemudian aku melanjutkan berhalusinasi ku dalam bus ini.

Jelang beberapa menit, bus pun melaju untuk melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan terakhir study tour ini. Aku masih menikmati suasana perjalanan yang semakin larut malam maka akan
semakin sepi.

Perjalanan membuatku tenang. Perjalanan membuatku tersenyum. Bahkan ketenangannya pun membuatku tertidur lelap.

🌻🌻🌻🌻🌻

“Oh dia yang namanya Arlin?” tanya laki-laki itu saat melihatku. Ada perasaan bahagia, namun ada perasaan khawatir. Kenapa aku harus khawatir? Ya, aku begitu khawatir jika dia yang aku suka malah tak menyukai dan menolak ku mentah-mentah.

“Iya ini Arlin yang gua ceritain sama lu itu.” ucap Alwi memberitahunya. Aku pun tersenyum pada laki-laki itu dan dia pun membalasnya dengan senyuman yang membuatku seolah ingin mengabadikan senyuman itu.

“Yaudah ayo kita makan!” ucap pria yang ku suka itu.

Entah apa yang dibicarakan, aku merasa sangat bahagia.

°
°
°
°
°

Aku tau kok digantung itu gak enak, tapi ah yaudah lanjutin baca terus ya guys😍🌻

AKU BUTUH SEMANGAT DAN SUPPORT DARI KALIAN READERS!!!

Aku, Cinta & Gengsi (SELESAI)Where stories live. Discover now