Prambanan

46 22 2
                                    

Bangunan antik nan cantik
Bangunan yang harusnya terjaga baik-baik

✨     ✨     ✨     ✨     ✨

Aku dkk. pun menuju tempat teduh untuk berfoto masing-masing sesekali untuk beristirahat sejenak.

“Git fotoin gua dong! Tar kita gantian saling fotoin.” pintaku pada Gita.

“Nah oke, gua duluan ya.” ucap Gita yang aku setujui.

Setelah selesai berfoto, kita pun mengantri untuk mendapatkan tiket masuk.

“Eh Arlin dkk. kita gabung aja yu biar ga pada mencar gitu nantinya.” ucap Tari yang mengajak URR (geng Arlin, Berlian, Nandini, Rani, Putri, dan Aryani) gabung dengan YGD (Tari, Lia, Sinta, Zahra, Daniela, dan Firlin).

“Eh kita gak mau bikin foto dulu nih?” tanya ku pada yang lain.

“Iya kita harus bikin! Tapi nyari tempat yang cocok dulu nih buat banyakan.” ucap Lia.

“Yaudah ayo mau pada foto dimana?” tanya Rani.

“Ya sabar ini lagi nyari, gimana sih.” ucap Lia yang ternyata terpancing dengan pertanyaan Rani.

Kita pun mencari tempat yang bagus untuk dijadikan background dan berfoto bersama.

“Eh foto disini dulu yuk!” ucap Rafa yang mengajak 11 MIPA 5 berfoto bersama.

Saat aku menengok samping kiri, sontak aku kaget berpapasan mata dengan laki-laki itu. Aku pun mengalihkan pandanganku sebelum banyak orang yang menyadari.

“Ih ayo dong yang bener mau gimana. Masa gua cewe sendiri disini.” ucapku merasa risih saat Fajar dkk. ada di samping dan belakangku.

“Udah gapapa disini aja Ka. Gak bakal gue apa-apain kok. Lagian lu gak bakal keliatan kalo ditengah.” ucap Fajar menjelaskan yang membuatku mengangguk setuju. Aku kan pendek, bagaimana mungkin akan terlihat jika berada di tengah orang-orang tinggi?

Saat foto telah selesai, berganti lah dengan kelas laki-laki itu. Aku tak banyak menghiraukan dan terus melanjutkan perjalanan melihat lebih jelas Candi Prambanan.

“Sayang ya, mereka pada cakep-cakep tapi gak bisa baca.” ucapku sedikit menghina.

“Kenapa?” tanya Nandini heran.

“Padahal itu ada tulisan ‘DILARANG MEMANJAT’ tetep aja pada naek, heran.” ucapku sedikit emosi.

“Iya juga ya, yaudah biarin lah.” ucap Nandini sambil tertawa dan menarik ku untuk melanjutkan perjalanan.

Setelah sampai di depan Candi Prambanan, aku dkk. pun selalu mengambil potret sebagai kenangan. Bukan hanya aku dkk., tapi dengan Tari dkk.

“Aku pengen fotbar ih sama dia.” ucapku pada Nandini.

“Yaudah ajakin! Apa mau Dini yang bilangin?” tanya Dini.

“Ih jangan deh Din gak usah makasih banyak banget pokoknya. Tapi gak perlu ya!” ucapku dengan sergap menolak permintaannya.

Mengingat waktu, kita pun melanjutkan perjalanan menuju luar sambil sesekali berfoto dan beristirahat karena perjalanan yang cukup jauh.

“Adem noh, berenti dulu yu.” ucap Lia.

Akhirnya kita semua berhenti untuk beristirahat dan memperhatikan tempat yang begitu asri.

“Duh ko dia belum keluar ya. Apa udah lewat?” tanyaku pada Nandini.

“Belum kok, tenang aja.” ucap Nandini.

“Kayanya belum deh. Kelas Arya kan kompak, jadi pasti nunggu yang satunya foto-foto,  terus cewe cowo nya gantian saling fotoin. Pokoknya gak bakal lewat duluan.” ucap Berlian memastikan.

Aku pun hanya mengangguk tanda membenarkan apa yang diucapkan oleh Berlian.

Tapi, kali ini aku benar-benar tidak melihat kelasnya lewat. Sampai-sampai aku harus melanjutkan perjalanan.

“Dahlah gak guna.” ucapku seraya jalan mendahului teman-teman lainnya.

“Eh kita ke dalem yu.” ajak Putri yang akhirnya semua URR pun masuk kedalam sebuah taman. Namun karena cuaca panas dan tidak begitu banyak pohon, aku Nandini dan Berlian pun memutuskan untuk kembali keluar dan mencari tempat teduh.

Sampai pada pintu keluar taman, aku melihat Arya dan teman kelasnya yang baru keluar dari Candi Prambanan.

°
°
°
°
°

HOLLA!!! Kalo kalian jadi Arlin, gimana reaksinya? Marah kah? Emosi kah? Atau malah bahagia meskipun yang ditunggu datang tidak tepat waktu?

Aku, Cinta & Gengsi (SELESAI)Where stories live. Discover now