36 - My Ice Antariksa

12.9K 485 0
                                    

Pagi paginya Alleta berangkat sekolah di antar oleh Alden, sebelumnya Alleta sarapan terlebih dahulu bersama Alden dan bundanya.

"Bun, Alleta ada cowok"kata Alden tiba tiba.

Farah tersenyum.

Alleta kaget."mana ada jangan Ngada Ngada lu"kata Alleta sambil memelototi Alden.

"Kemaren chattan"

"Enggak! Ga gue bales"

"Nah kan berarti beneran ada cowok kan"kata Alden puas.

"Apasih"memutar malas bola matanya.

"Gapapa kalo cuma Deket"ucap Farah sambil tersenyum.

"Tuhhhh"Alleta menekankan suaranya lalu menjulurkan lidahnya ke arah Alden.

Alden kini yang giliran malas.

"Udah buruan ah pergi"kata Alden mengangkat badannya."bunda pergi dulu ya"ucapnya.

"Dadah bunda"kata Alleta lalu mengikuti langkah Alden.

Hari ini Alden membawa mobil karena motornya sedang ada masalah. Di jalan mereka mendengarkan lagu kesukaan Alleta dan sesekali Alleta ikut bernyanyi yang di sambung oleh Alden.

"Nanti jemput ya"pinta Alleta sambil tersenyum manis.

"Mau main dulu pulangnya"

"Ikut"

"Ga!"

"Yaudah makannya anterin dulu gue pulang"

"Iye kapan gue nolak"kata Alden lalu dengan cepat menutup kaca mobilnya dan kembali berjalan .

Dia jalan menuju kelas Alleta melihat handphonenya dan teringat tentang pesan yang di kirimkan oleh Antariksa terakhir.

"Gue aneh ga sih chat orang, terus pas orangnya bales gue read aja?"tanyanya ke diri sendiri.

"Engga engga ga aneh udahlah"katanya menyimpan handphone nya kembali.

Dia melihat Maurin dan Adel sedang memakan sesuatu dari tempat makannya Adel, saat sampai Alleta dengan cepat mengambil.

"Ga adil gue kebagian dikit"katanya sambil menyimpan tasnya.

"Lu lama sih ngaret Mulu"kata Adel.

"Sudah biasa Del dari SMP"kata Maurin yang tahu betul tentang Alleta.

"Gue mau ke ruang mading dulu, kalo ada guru biasa ya lu chat gue"kata Alleta kemudian lari.

Saat berjalan menuju ruang mading dia harus melewati Kelas Antariksa , jujur saat ini dia malas sekali kalo bertemu dengan Antariksa.

Dengan penuh deg degan dia melewati kelas Antariksa.

"Mau kemana Al?"tanya seseorang dari balik pintu.

Alleta terkejut, terlihat ekspresinya oleh dewa."kenapa sih kaget banget , maaf ya"kata dewa tertawa.

"Lagi ngelamun"Alleta alasan.

"Mau kemana Al?"ulang Dewa.

"Ke ruang mading nih cek ada puisi atau engga"jawabnya.

Tiba tiba sesosok Antariksa melewat di antara Dewa dan Alleta.

"Ga sopan banget ya temen Lo"kata Alleta.

"Biasa"Dewa tertawa.

"Yaudah gue ke ruang mading dulu ya kak"

Dewa mengangguk.

Alleta berjalan tepat di belakang Antariksa jujur dia tidak mau kalo Antariksa menyadari dirinya di belakangnya makannya dia berjalan sangat pelan.

"Jangan noleh jangan noleh"kata Alleta pelan pelan .

Tiba tiba Antariksa menghentikan langkahnya dan bodohnya Alleta malah ikut menghentikan langkahnya bukannya berjalan kembali.

Berbalik lah Antariksa."Lo ngikutin gue?"tanyanya datar.

"Engga"jawabnya dengan cepat dan panik.

Setelah mendengar jawaban dari Alleta , Antariksa memiringkan badannya seperti mempersilahkan Alleta untuk berjalan padahal sebenernya tidak usah karena jalan masih luas.

Alleta mengerti lalu dia mempercepat langkahnya dan pada saat tepat di depan Antariksa, Alleta sama sekali tidak melihat wajahnya.

"Lain kali kalo ga penting penting banget lo gausah kirim pesan ke gue"kata Antariksa membuat Alleta menghentikan langkahnya.

Menoleh sebentar kemudian dia hanya bisa melihat punggung Antariksa saja karena Antariksa sudah berjalan kembali.

"Ih pengen deh rasanya gue ngomong sama dia kalo itu tuh ke pencet ga sengaja"kata Alleta menekankan suaranya.

Sesampainya di ruang mading yang ia temui adalah satu anggota Alleta masuk dan tersenyum .

"Ga ada yang kirim puisi hari ini?"tanya Alleta.

"Udah di tempel tadi pagi sama luna"ucap Fatim.

"Loh kenapa?"

"Soalnya tadi katanya dia bingung mau ngapain"

Alleta mengangguk.

"Oh iya Al tadi gue liat di tumpukan buku ada surat dan itu tertuju ke elo"kata Fatim.

"Buat gue?"Alleta bingung.

"Iya coba deh lo bawa terus baca dari penggemar rahasia Lo kayaknya atau ga lo tanya Luna deh"Fatim tertawa.

Alleta tertawa."yaudah makasih ya, gue langsung ke kelas"

Dia jalan dia memperhatikan surat tersebut."siapa yang kirim surat di jaman sekarang ya, romantis banget"katanya tersenyum manis.

My Ice Antariksa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang