Chapter 30 : WE ARE BROTHER

163 17 2
                                    

Happy Reading Guys~

Ibu dan ayah masih dengan tatapan kaget melihat Jimin. “Ka Jimin, sini duduk, mari sarapan bersama!” Kim Jungkook melambaikan tangan kearah Jimin, Jimin menghampiri Kim Jungkook, melewati ayah dan ibu.

Ayah dan ibu saling beradu pandang, “Dia! Apa dia tidak melihat kita?” mereka mendekatkan diri kearah Jimin. Ibu mengawasi wajah Jimin dengan teliti, “Ku rasa, dia sangat mirip.”

“Aku sudah membawakan ini. “ Jimin menaruh bawaanya di atas meja.

Kim Jungkook dengan semangat membuka plastik itu, “Wah! Apa ini, ka?”

“Buka dan makanlah, sengaja ku belikan untuk kalian. Kalian akan sangat sibuk hari ini.”

Kim Namjoon mengerutkan dahi, “Dari mana kau tau?”

Jimin tersenyum singgung, “Asal kau tau ya Joon, aku ini penggemar pertama kalian.”

Ibu menatap wajah Jimin dari arah dekat, memerhatikan setiap lekuknya, mata, hidung hingga mulut. “Astaga! Lihat itu San Uri!” Ibu menunjuk kuping Jimin.

“Apa?” ayah mendekatkan diri ke ibu, dan melihat kearah kuping Jimin.

“Kau!” ibu menggenggam tangan Jimin. Ekpresi wajah Jimin berubah, menjadi kaku. Kim Namjoon dan Kim Jungkook yang melihat wajah Jimin bertanya khawatir, “Kenapa? kenapa kau terlihat kaget seperti itu?”

Jimin masih dengan wajah kaku dan kaget, dia merapatkan bibirnya, matanya memutar ke segala arah. “Aku! Bisa menyentuhmu!” ibu sama terkejutnya, menutup mulutnya dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanannya memegang tangan Jimin.

“Kau bisa menyentuhnya?” ayah memandang kearah ibu yang mulai menangis.

“Kau! Kau! Siapa kau sebenarnya? Kenapa kau pura-pura tidak mengenal kami?” tanya ibu kepada Jimin.

Lengan Jimin mengeluarkan asap, Ah! Panas, ibu menjerit kecil. Jimin membuang muka kearah sebaliknya tempat ibu berada.

“Kau tak apa?” ayah memegang tangan ibu yang berasap tipis.

“Kau aneh sekali, apa kau sakit?” Tanya Kim Namjoon. Jimin menggelengkan kepalanya dengan senyum ragu.

“Apa kalian sudah selesai makannya? Kalau sudah, kenapa kalian tidak bergegagas? Bukannya kalian sedang terburu-buru?”

Jimin meninggalkan meja makan, dan berjalan cepat keluar rumah menuju mobilnya. Didepan mobil, Jimin menundukan kepala, “Maafkan aku, maafkan aku. Aku terkejut.”

Ibu yang berada dibelakang Jimin, “Kau kenapa pura-pura tidak mengenal kami?”

Jimin terdiam, dia menangis lebih dalam Hiks! Hiks! Maafkan aku. Ibu berjalan kearah Jimin perlahan, menepuk punggung Jimin dengan pelan. Air mata ibu keluar, mengalir perlahan, “Jawab aku, kenapa kau pura-pura tidak mengenal kami? Apa kah benar kau…”

“Jimin! Kau sedang apa?” Kim Namjoon keluar dari dalam rumah, Jimin tersentak dan menghampus air matanya dengan cepat. Jimin membalikkan badan kearah Kim Namjoon dengan senyum ramah.

Kim Namjoon meneliti wajah Jimin, hidung dan mata Jimin terlihat merah, Kim Namjoon semakin lama semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Jimin, “Kau habis menangis? Ada masalah apa?” ucap Kim Namjoon penasaran.
Jimin menggelengkan kepala, mengusap mata dan berkata, “Tidak, tadi aku hanya kelilipan.”

Kim Jungkook berlari kearah Kim Namjoon dan Jimin, “Ayo ka, kita berangkat! Ka Jimin, kenapa menangis?”

“Aku tidak menangis, aku hanya kelilipan,”

YOU ARE THE BEST OF ME (√END) Where stories live. Discover now