• Tiga Puluh : Makan Bareng •

Mulai dari awal
                                    

"Mba, pesen ayam geprek biasa level 2, ayam geprek jumbo level 1, sama ayam geprek mozarella level 1. Minumnya es teh 2." ucap Zavian kepada pelayan tempat makan tersebut.

Selama menunggu pesanan mereka dibuat, Nafira dan Zavian berbicara banyak hal. Terutama tentang bagaimana kelanjutan sekolah mereka setelah lulus nanti.

"Lo mau kuliah dimana? Jadi di Undip?" tanya Zavian.

Nafira mengangguk. "Jadi. Gue kan orangnya konsisten. Kalo udah satu, nggak bakal ngelirik yang lain."

"Gaya lo." ejek Zavian.

"Biarin." jawab Nafira setelah itu ia menjulurkan lidahnya.

Pesanan mereka telah jadi. Mereka pun memakan makanan tersebut, namun masih tetap sesekali membicarakan suatu hal.

"Lo sendiri? Jadi di Unbraw?" tanya Nafira yang dibalas anggukan oleh Zavian.

"Tapi ya lihat sikon juga nanti. Bisa jadi berubah." jelas Zavian.

Setelah selesai makan, mereka lalu pergi mengelilingi daerah rumah Zavian. Sebenarnya mereka tidak ada tujuan. Zavian hanya ingin mengajak Nafira jalan-jalan.

Hingga Nafira akhirnya meminta Zavian untuk mengantarnya ke toko accessories yang berada di depan komplek perumahan Nafira.

"Mau beli apa?" tanya Zavian.

Nafira tidak menjawab. Ia lalu menarik Zavian masuk ke dalam toko itu.

Zavian kini hanya diam saja mengikuti langkah gadis di depannya. Entah apa yang gadis itu cari di dalam toko accessories yang kebanyakan barang-barangnya tak Zavian ketahui namanya.

Barang yang Nafira cari pun akhirnya ketemu. Ternyata sedari tadi gadis itu mencari kalung.

"Kenapa dari tadi nggak nanya aja sih ke mba-mba tokonya?" tanya Zavian heran karena mereka sudah berkeliling dan baru menemukannya di bagian ujung toko.

"Sengaja, gue pengen lihat-lihat yang lain juga soalnya hehe." jawab Nafira.

Gadis itu membeli sebuah kalung berliontin huruf N dan M yang entah apa filosofinya. Setelah membayarnya, mereka pun kembali ke kediaman Zavian.

Zavian tidak tau untuk siapa Nafira membeli kalung itu, sampai akhirnya ia melihat Nafira memasangnya di leher Momo.

"Itu kalung buat Momo?" tanya Zavian.

Nafira tersenyum sambil mengangguk. "Iya. Bagus nggak?"

"Bagus sih." jawab Zavian. "Tapi itu kenapa liontinnya huruf N sama M?" sambungnya.

Momo dibiarkan lepas dan berlarian di halaman belakang. "M itu maksudnya Momo."

"Kalo N?"

"Nja sama Naf." jawab Nafira yang membuat Zavian tak tau harus menjawab apa.

Zavian hanya bisa menggelengkan kepalanya. Terkadang, Nafira memang orang yang unpredictable di mata Zavian. Gadis itu penuh kejutan.

Karena hari yang sudah semakin sore, Nafira pun pamit pulang.

"Makasih ya kalungnya buat Momo." jawab Zavian. Momo kini tengah tertidur. Mungkin hewan itu kelelahan seharian bermain bersama Nafira.

Nafira mengangguk. "Sama-sama. Jaga baik-baik ya Momo sama kalungnya. Gue balik dulu."

Saat Nafira hendak keluar dari pagar rumah Zavian, cowok itu berteriak.

"Gue nanti malem mau main game, Naf. Nggak kemana-mana sama Haris dan Risyad!" teriak Zavian.

Gadis itu hanya tersenyum lalu mengangguk. Setelah itu, ia pergi meninggalkan kediaman Zavian.

Zavian kini tengah menghampiri Momo yang tengah tertidur dan memakai kalung dari Nafira.

"Lo ada-ada aja sih, Naf."

✨✨✨

Yeyy balik lagi!! Semoga aku terus konsisten yaa. Jangan lupa vomment:))

See u next part, semuaa!

dansfr, 25/04/2020🌹🌹

Pain Reliever [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang