(20) Kepercayaan yang Dipatahkan [REVISI]

36K 2.1K 37
                                    

"Sangat sulit untuk mendapatkan kepercayaan seseorang. Tetapi, sangat mudah mematahkannya."

-Ketua-

***


Sepulang dari kerja paruh waktunya, Melody segera bergegas membersihkan diri dan bersiap untuk datang ke acara ulang tahun Ibunya Jo. Tepat saat kakinya menginjak di ambang pintu, Felix sudah menyapanya dengan senyuman lebar.

"Anna, malam ini kamu ikut Ayah ke satu acara, ya." Felix mendekati Melody yang tengah membuka sepatunya.

"Acara? Apa acaranya, Yah?" Melody mengerutkan dahinya.

"Acara ulang tahun partner bisnis Ayah," jawab Felix mengusap kepala Melody.

Melody mengangguk, "Oh itu, kebetulan temen aku juga ngajak, Yah."

"Oh, ya? Siapa?" tanya Felix.

"Emh ... Renata," jawab Melody sedikit berbohong.

"Oh. Kok bisa Renata ngajak kamu?" tanya Felix.

"Dia pacar anaknya, Yah." Felix hanya mengangguk. "Melody ke atas dulu, Yah."

Setelah mendapat izin, Melody segera bergegas menuju kamarnya di lantai atas. Tepat saat melewati kamar Ayahnya, Ibunya-Pamela tengah berbicara dengan seseorang melalui telpon.

"Aku sangat puas Melody sudah tahu semuanya, Jeng."

Mendengar namanya disebut-sebut, Melody segera mendekat dan juga mengawasi sekitar. Maksud Mamah apa, ya? batin Melody.

"Iya, aku benar-benar puas melihat kebingungannya, Jeng. Waktu itu aku sendiri yang membungkus surat hasil DNA itu dan aku juga yang memberikannya. Aku mengatakan, jika seseorang mengirimkan paket untuk Anna. Padahal itu rencanaku."

Terdengar gelak tawa dari dalam kamar. Merasa puas dan cukup, Melody segera menuju kamarnya dan memilih menghempaskan tubuhnya di atas ranjang.

"Sialan!" umpat Melody bebar-benar marah. "Perempuan enggak tahu diri! Seenaknya masuk kehidupan orang, dan seenaknya juga hancurin perasaan orang! Enggak tahu diri!" kesal Melody sembari memukul-mukul ranjangnya.

Tatapan tajamnya beralih saat seseorang membuka pintu. Disana, Pamela tersenyum manis seolah tak terjadi apa-apa. Karena ingin mengikuti rencana licik Pamela, Melody memilih mengikuti drama itu lagi.

"Mamah?" panggil Melody.

Pamepa masuk masih mempertahankan senyumnya. "Anna, kok mukanya kesel gitu? Kenapa?" tanya Pamela benar-benar manis.

"Jangan percaya sama orang yang selalu berucap dan berperilaku manis. Nanti kalo tahu yang sebenernya, kita akan kecewa." Melody memandang Pamela dengan tatapan yang tak terbaca.

"Maksud kamu?" tanya Pamela keheranan.

"Anna lagi inget-inget kalimat di novel yang Melody baca, Mah." Dan novel yang dibaca itu dari kamu sendiri wanita licik, lanjut Melody dalam hati.

"Oh." Pamela mengangguk. "Eh iya, kamu ikut acara party malem ini, 'kan?"

Melody mengangguk. "Tentu. Anna pengen seneng-seneng juga dong, Mah, hehe." Melody nyengir.

𝙺𝙴𝚃𝚄𝙰✔Where stories live. Discover now