Pelaku Seks Menyimpang

41.7K 292 1
                                    

Tiana menghentikan langkah melihat Nova tegur sapa dengan seseorang pria, Tiana pernah sekali hampir berurusan dengan pria itu.

"Tia ada apa? Mengapa kau lihat Nova seperti itu?"

"Miris aja, pria yang berbicara dengan Nova itu adalah seorang mucikari,"

"Apa?" Ucap Shifa tercengang.

"Dulu aku hampir saja berurusan dengannya."

"Kenapa mesti berurusan di kampus sih! kenapa gak diluar aja sekalian,"

"Itulah Shifa sampai aku bilang sungguh miris,"

Sedang Nova dan pria yang ia panggil bang Gery itu masih berbincang hangat.

"Bang Gery gak usah ke kampus, telpon aja bang kalau ada yang tau gimana,"

"Habis kamu gak bisa di hubungi,"

"Ada apa sih bang?"

"Biasa! ada klien buat lo,"

"Tumben buat gue,"

"Yang dia cari tipe kayak lo Nova, budgetnya lumayan loh! 20 juta,"

"Wow, beneran bang,"

"Masa, abang bohong! Gimana?

"Oke bang masa gue tolak duit segede' itu,"

"Tapi ingat ya 30 persennya buat abang,"

"Tenang aja,"

"Di tempat biasa malam nanti, dandan yang cantik."

"Oke deh,"
"Baiklah, Abang balik dulu."

"Thank's Bang," Nova melambaikan tangan melepas kepergian pria bertubuh gempal itu.

Bibirnya tak henti mengulum senyum membayangkan tumpukan uang yang akan diperolehnya malam nanti.
Meski masih penasaran tipikal buaya belang yang ingin memakai jasanya mengapa rela membayar mahal ya! kata bang Gery Nova adalah tipenya.

Yang jelas Nova adalah gadis periang dan energik.
Khusus buat pelanggan istimewa yang membayar mahal, Nova akan memberikan servis yang juga istimewa, kini ia tidak peduli jika masih ada jam mata kuliah ia menuju salon untuk melakukan serangkaian perawatan.

***

Puluhan juta itu menutupi kebutuhannya selama beberapa Minggu artinya jika tidak ada kebutuhan mendesak maka ia tak perlu repot bekerja.

Ia menatap genit lelaki yang akan menyantap tubuh indahnya ternyata ia adalah seorang pengusaha asal Jepang pantas saja ia tak ragu membayar mahal, usia terbilang sangat matang untuk menikah namun pengusaha kaya raya ini belum juga menikah.

"Come here my love,"

Goda Nova dengan menarik kerah baju tamu berduitnya, tanpa ragu ia membalas Nova merangkul pinggang ramping nafas hangat memburu menyosor leher Nova lalu sekali hentakan kasar membalikkan tubuh Nova mengelus pundak mulus meraih kedua tangan lalu mengikat, ya! Mengikat kedua tangan Nova di belakang pinggang.
Nova tersenyum bukan baru kali ini harus meladeni dengan berbagai gaya. dengan tangan terikat lalu mulut Nova ditutup dengan lakban entah dari mana pria bermata sipit itu mendapat lakban.
Tubuh Nova hampir telanjang lalu di dorong dengan kasar di atas ranjang. Posisi tengkurap ia masih sempat melihat sang pria membuka tali pinggang.

Tali pinggang itu ia ayun-ayunkan lalu dengan sengaja mencambuk tubuh Nova, Nova tersentak meringis menahan sakit, ada apa dengan pria itu, apa bercanda? Tidak lucu! Itu sakit
Kedua kalinya pria itu mencambuk tubuh Nova tidak! Ini jelas tidak beres ketika ia terus mencambuk dengan keras tubuh setengah bugil Nova.

Apa daya cambukan yang entah kesekian kali Nova hanya mampu mengerang kesakitan dengan tangan terikat dan mulut tertutup serta kaki yang dikunci pria binal itu.

Pria beringas itu mendongak keatas dan mendesah seolah mendapat kenikmatan klimaks setelah melihat Nova di sekujur tubuhnya lebam luka, air mata terus berderai menahan penyiksaan fisiknya.

Pria gila, entah alasan apa ia masih terus menyiksa, selingan cambuknya ia juga menjambak rambut Nova ia terlihat sangat senang menikmati hasil siksaannya.
Rupanya belum cukup ia membakar rokok setelah menghisapnya beberapa kali kini ia menyulut di dada Nova.

Nova mengerang kuat sangat perih, seperti merasa akan akhir hidupnya, ia akan berakhir di tangan lelaki bejad itu.

Usai menyiksa, barulah ia menggauli Nova setelah menyakiti masih memaksa melayani hasratnya. Nova benar-benar pertama merasakan pengalaman pahit ini, ia masih terus menangis tubuh penuh luka tapi masih di gerayangi.

Setelah puas ditubuh Nova, ia mengusap air mata di pelupuk teman bercintanya lalu berbisik.

"Kau luar biasa sayang, maafkan aku,"

Melepas lakban dari mulut Nova dengan hati-hati dan menarik selimut untuk menutupi tubuh Nova lalu mengusap lembut puncak kepala Nova lalu mengecup, Perlakuannya sangat kontras dengan tadi ketika ia tanpa ampun menyiksa. Nova tak berani bersuara ia takut akan kembali di aniaya ia hanya menatap lelaki itu dengan tatapan nanar sangat marah.

"Akan ku tambahkan 10 juta untuk perawatan luka-lukamu, maafkan aku sayang,"

Nova menatap lekat mencari arti sikap pria yang baru pertama kali bertransaksi dengannya.

Pria sakit! jelas ia adalah pelaku seks menyimpang.
Dan aku adalah korban meski ada harga seberapapun fantastis nya jika tau seperti ini aku akan menolak.

Umpatan batin Nova.

Sakit, nyeri sekujur tubuh akhirnya ia hilang kesadaran sang bunga malam pingsan dan tak merasa lagi pria yang berkepribadian ganda itu menaruh uang tunai disampingnya sesuai janji akan menambah untuk mengobati luka yang dibuatnya.
Ia meninggalkan Nova sendiri di kamar hotel yang disangkanya hanya pulas terlelap.

Malam ini sungguh terasa durjana untuk Nova ia berjalan sempoyongan ditengah dingin malam meninggalkan hotel dengan badan penuh luka ia tutupi dengan selembar sweater ponsel zero charg tidak memungkinkan memesan taksi online hanya berharap di tengah malam ini ada angkutan atau kendaraan apa saja yang bisa membawanya pulang pandangannya berkunang, kepala pening, berat tak sanggup lagi menopang diri akhirnya ia kembali jatuh pingsan.

Beruntung baginya masih ada beberapa orang melihatnya segera menghampiri.

Orang-orang yang berkerumun hendak menolong Nova juga ada Shifa turut menghampiri meski tidak tau wanita pingsan adalah orang yang dikenalnya.

"Astaghfirullah Nova,"

Pekiknya setelah melihat wajah wanita malang tergeletak tak berdaya.

"Tolong pak dia temanku, tolong bantu aku bawa dia ke rumahku deket dari sini kok,"

Tiga orang pria membantu memapah Nova sampai di rumah Shifa yang jaraknya memang tidak jauh.
Malam ini Shifa mengalami diare berat memaksanya keluar ke apotek mencari obat mengendarai motor matic saat perjalanan pulang itulah ia melihat beberapa orang berkerumun merasa penasaran akhirnya mendekat dan mendapati ternyata Nova pingsan.

Shifa menatap Iba pada Nova yang kini tengah terbaring di kamarnya.

"Apa yang terjadi denganmu? Mengapa tubuhmu banyak sekali luka,"

Tiada orang tempatnya bertanya, apa yang di alami Nova, yang jelas ia yakin Nova sangat kesakitan. Shifa jadi ingat pria gempal yang bertemu dengan Nova tadi siang yang di sebut Tiana adalah seorang mucikari, apa ada hubungannya? Shifa juga sempat memikirkan akan ke kantor polisi atau membawa Nova ke rumah sakit, tapi ia ragu akhirnya Shifa menunggu Nova siuman.

Pertanyaan demi pertanyaan dengan tiada jawaban, ia membersihkan tubuh Nova menyeka lembut dengan waslap hangat, memberi obat dan mengganti pakaian Nova dengan pakaian miliknya.

"Astaghfirullah,"

Mendesah sedih setelah melihat luka bakar di dada Nova, hatinya sangat terenyuh tanpa terasa dua bulir hangat meleleh di pelupuk mata.

Ia benar-benar merawat dengan baik sambil menunggu Nova siuman malam masih panjang ia pun tertidur telungkup di sebelah Nova sambil menggenggam tangan Nova.

Ayam Kampus Story (Completed)Where stories live. Discover now