Pertengkaran

992 46 3
                                    


  Satu lagi jalan menuju mimpi indah sahabatnya terpatahkan, bahkan keadaan lebih menyedihkan dari sebelumnya.
Di pecat dari universitas tanpa bisa melanjutkan ke universitas lain di negeri ini

Nova berada di bilik toilet membakar sebatang rokok, setelah kejadian kemarin ia lebih sering merokok. Di bilik toilet rasanya menjadi tempat yang aman untuk merokok tanpa dilihat atau di ketahui orang lain.
Rokok cuma menjadi pelariannya ketika rasa frustasi menghampiri.

"Bisa jadi malapetaka jika ada orang lain yang tau! kok lo nekad banget apload videonya."

Sonia cuek mendengar ke khawatiran Ranti, malah sibuk bercermin memperbaiki riasan wajahnya

"Mending lo cepet-cepet hapus dari ponsel lo sebelum team anti cybercrime bertindak bisa ke lacak."

"Nanti lah, soalnya tiap gue liat video Tari si lonte' itu gue ngerasa puas banget balas dendamnya."

"Tapi rasanya lo udah kelewatan deh, tapi ngomong-ngomong lo dapat video itu dari mana."

"Dari mantannya yang germo tapi sudah mati sih namanya Barry."

"Lo kok bisa kenal sama orang kayak gituan."

"Pernah liat aja si lonte' di seret-seret kasar gitu sama Barry terus dari situ gue cari informasi tentang Tari kali aja ada cara pisahin Devin dari Tari, kebetulan memang ada video dan gue beli tuh video."

"Lo beli video?"

"Saat itu si germo lagi sakau banget nggak ada duit, dia tawarin gue ya mau nggak mau gue keluarin duit banyak buat dapetin videonya."

Di bilik toilet Nova mendengar obrolan Ranti-Sonia terkuak fakta bahwa Sonia lah yang mengunggah, dengan keterangan video sampai tersebar

Amarahnya tersulut mengetahui Sonia lah biang keladi semua ini, menghancurkan mental sahabatnya dan menanggung penghinaan seumur hidup.

Ke luar toilet dengan membanting pintu, dua orang yang beranggapan hanya ada mereka, terperanjat kaget ternyata ada Nova di bilik toilet yang mendengar semua percakapan.

Menatap wajah mengerikan Nova Ranti dan Sonia mundur hendak segera keluar, tiba-tiba Nova merampas ponsel Sonia dalam genggaman.

"Jadi lo penyebab semua ini."

Sonia terperanjat untuk ke dua kali ponsel yang di rebut Nova ia masukkan dalam tas. Petaka benar-benar petaka jika video itu ada yang tau berasal darinya dan kini sungguh sial baginya yang tau malah sahabat sejati sang korban.

"Balikin hape gue."

Sonia berusaha merebut tapi tubuhnya terlampau imut di banding Nova hingga di tepis dengan mudah.

"Lo tau apa akibat perbuatan lo, temen gue di keluarin dari kampus."

Nada Nova meninggi, sedangkan Sonia masih berusaha merebut, tak kuasa membendung lagi amarahnya Nova melayangkan tamparan ke Sonia. Memegangi pipi terasa perih akibat tamparan Nova, Sonia berusaha membalas apa daya tenaga tidak sebanding. Nova seolah telah hilang akal di kuasai amarah seperti perempuan pegulat menjatuhkan Sonia ke lantai lalu mengunci kaki hingga leluasa memukul, menampar hingga mencakar. Sonia kewalahan akhirnya terselamatkan ketika Profesor Razan dan mahasiswa lain datang di komandoi Ranti melerai pertikaian itu.

***

Hening, entah berapa lama hanya sesekali suara Nova sesegukan dan menghapus air mata, Tari tak kalah kejadian kemarin sungguh berdampak ia terlihat tak terurus, tak makan, tak mandi hanya tidur setelah menenggak beberapa pil tidur.

Shifa dan Tiana juga enggan bersuara khawatir salah bicara makin memperkeruh keadaan memilah kata untuk di ucapkan ternyata butuh waktu.

"Aku dapat informasi di group WA kampus, kalau Sonia juga di Do dari kampus."

Info Tiana tiba-tiba setelah membaca pesan di ponselnya

"Whatever! Nggak sekalian ada yang laporin terus iblis betina itu membusuk di penjara, nanggung banget cuma di keluarin."

"Tapi ini berhubung image baik kampus, mungkin penuh pertimbangan jika sampai ke ranah hukum. Dosen dan staf berusaha menyelesaikan, meminta agar video itu di hapus bagi siapa saja yang menyimpan, berupaya agar video tidak tersebar ke luar kampus."

Tari bangkit berlalu tanpa pamit masuk ke kamar mencoba menghindari percakapan Nova dan Tiana merasa sangat jengah pembahasan itu, apalagi dengan kalimat image kampus, hampir seluruh yang pernah melihat video peduli image kampus sementara Tari merasa sendirian terpojok tersalahkan dialah sebab image kampus menjadi buruk.

Nova menyambar rokok di atas meja, sama seperti Tari ia juga berlalu tanpa pamit. Shifa membuang nafas kemarin Tari sekarang Nova menerima sanksi akademik, semakin runyam ketika dua sahabatnya masih dalam pikiran kacau sehingga sulit bicara dari hati ke hati mencari solusi.

"Andai hari itu feeling ku sama sepertimu tentang Sonia ya Tia."

"Maksud kamu ketika aku curiga Sonia bakal ngelakuin sesuatu yang akhirnya memang terjadi."

"Iya."

"Terus ketika kamu curiga sepertiku, apa yang akan kamu lakukan?"

"Aku juga tidak tau, mungkin saja aku bertemu Sonia meminta agar tidak menimbulkan masalah pada Tari."

Tiana menyunggingkan senyum, lalu berdiri dari duduknya menghadap Shifa

"Jelas Fa! kamu itu terlalu baik, sehingga dari sudut pandangmu kamu menilai semua orang sama sepertimu, jangankan curigaan sama orang sekedar berpikir buruk kamu mungkin nggak pernah Fa, karena kamu terlalu baik."

Kemudian Tiana meraih tas, menyusul sahabatnya tak perlu pamit lalu pergi, menyisakan Shifa sendiri termangu dengan pikiran stuck. keadaan kembali semakin pelik tak teratasi.

Para sahabatnya kini saling menyendiri dalam pikiran masing-masing. Shifa pun hendak pulang tapi sebelum itu ia ke dapur membuat makanan hanya cara itu ia menunjukkan kepeduliannya, karena mereka kini sulit di ajak bicara.

Ayam Kampus Story (Completed)Where stories live. Discover now