Ke Inginan Nova

2K 89 7
                                    

  Caranya kemas hati yang kecewa lalu bawa dalam sujud, kembali menata perasaan, usai sholat seolah mendapat kembali kedamaian hati.

Daun yang gugur dari rantingnya semua kehendak Tuhan apalagi jodoh manusia, dengan keyakinan istiqamahnya ia percaya sesuatu yang di takdirkan untuknya akan tetap miliknya.

Sesampainya di salon Shifa duduk merenung di teras sendiri saking larutnya dalam pikiran tak menyadari ada Nova memerhatikan dirinya

"Ada apa sweet heart, kenapa kamu murung?"

Lamunannya buyar dengan kemunculan dan sapaan Nova, ada rasa berbeda tipis bertemu sekarang dan sebelumnya dengan Nova. Ya, setelah mengetahui Nova yang terpilih bukan dirinya

"Tidak apa aku cuma sumpek di dalam."

"Harusnya happy habis ketemu profesor Razan, oh ya gimana tuh hasil pertemuannya."

"Kami hanya berbincang biasa."

"Nggak ada yang istimewa gitu obrolan kalian."

"Apa yang istimewa?"

"Ya, bisa aja kan dia nembak lo."

"Nggak, aku sama seperti mahasiswi lain, nggak mungkin aku."

"Tapi buktinya Profesor ngajak lo ngedate malam ini apa lagi kalau dia merasa lo itu spesial."

"Hanya ngobrol biasa, kita mana tau kalau profesor mengajak mahasiswi lain di malam-malam yang lalu atau malam selanjutnya."

"Bener sih kata Tia harusnya lo lebih agresif, bilang gimana perasaan lo ke dia."

"Mustahil, nggak akan aku lakuin itu."

Nova mengangkat bahu lebih mustahil meyakinkan Shifa atas usul para sahabatnya.

"Nov, apa nggak pernah terlintas di pikiranmu tentang profesor Razan, apa kamu tidak menyukainya."

"What a question baby? Banyak gadis menyukai Profesor tapi aku tidak di dalamnya."

Shifa memaksa senyum berharap Nova tidak curiga atas pertanyaannya
Nova menarik sedikit kursinya agar lebih dekat dengan Shifa.

"Shifa, I have a special someone."

"Who?"

"Tapi ini antara kita saja ya, you promise?"

"Ya."

"Aku dan Maliq."

Berbisik menyampaikan ke Shifa

"Apa!"

Nova menempelkan jari telunjuk ke bibir maksud agar Shifa menekan sedikit volume suara agar tak terdengar yang lain.

"Serius."

"Aku dan Maliq, serius."

"Sejak kapan."

"Ingat nggak waktu dia nolongin gue dari bang Gery sejak saat itu jadi penasaran siapa sosok orang yang sudah bantuin gue, gue cari di media sosial nah gue nemu di list pertemanan lo."

"Terus!"

"Terus kami selalu terhubung, ketemu, sudah dua kali jalan bareng."

"Kamu serius mau sama Maliq."

"Gue nggak butuh pangeran Shifa, cukup orang yang menerimaku apa adanya dan tidak mempermasalahkan masa laluku dan Maliq dia orangnya ikhlas dengan semua keadaan."

Shifa mengangguk, ucapan Nova benar adanya mereka sama-sama punya masa lalu kelam jika bersama mereka bisa saling melengkapi, saling menutupi kekurangan.

Ayam Kampus Story (Completed)Where stories live. Discover now