Rankle - 44

4.3K 572 869
                                    

Tembusin 700+ komen, aku double up.

Hileh, paling gabisa tembus segitu🐤💨

🎶 Now Playing : Lewis Calpadi - One 🎶
____

Suatu hari kamu akan mengerti, pentingnya kehadiran ketika sudah kehilangan.
Dan, saat hal itu terjadi, hanya akan ada rasa sesal berkepanjangan.

- Noah Assagav Putra -

***

"Telur, gula, em... mie instant. Apalagi ya?"

Tsana mengetuk-ngetukkan jari telunjuk ke dagu. Kepalanya dicondongkan ke jejeran rak berisi makanan ringan. Dia ambil beberapa cemilan ringan lalu memasukkannya ke dalam keranjang.

Kini, dia beralih ke rak berisi bahan pokok. Keranjang yang tadi ditenteng diletakkan ke lantai. Dengan susah payah dia angkat beras berbobot lima kilo. Hampir saja Tsana kehilangan keseimbangan jika tangan lain tidak membantunya.

Tsana menoleh, menatap Rafka yang kini mengambil alih tugasnya.

"Ini aja?" tanya cowok itu.

Tsana mengangguk tanpa balas pertanyaan Rafka.

Bukannya membawa barang belanjaan ke kasir, cowok itu malah berjalan sembari menenteng keranjang Tsana. Rafka mengambil lima macam makanan ringan, tiga minuman, saus, kecap, sarden kaleng, susu, kopi, dan apapun yang tertangkap indera pengelihatan, Rafka masukkan ke dalam keranjang hingga penuh.

Total belanjaan Tsana membengkak karena ulah cowok itu.

Tsana keluarkan dompet, hendak membayar.

"Pakek kartu ini bisa, kan?" ujar Rafka sembari sodorkan kartu debit.

Si kasir mengangguk.

"Rafka kamu nggak perlu---"

"Struknya udah keluar." cowok itu tersenyum. Dia membawa belanjaan Tsana ke dalam mobil mini cooper berwarna merah.

Awalnya Tsana ragu untuk memasuki mobil tersebut. Namun melihat Rafka yang begitu antusias membuka pintu untuknya, rasanya dia tidak bisa katakan tidak.

Mobil melaju tinggalkan minimarket. Lantunan lagu Dan dari Sheila On 7 jadi pengiring perjalan keduanya.

Sepuluh menit kemudian, mereka sampai di halaman rumah Tsana.

Gadis itu turun dari mobil. Segera, Tsana ambil barang belanjaannya. Saat Rafka ingin mengambil alih barang bawaannya, Tsana melarangnya. Hingga akhirnya Rafka berserah. Cowok itu berjalan mengekori Tsana.

"Barang kamu bakal aku pisahin."

Rafka mengambil satu minuman kaleng dalam plastik. Menegukknya santai. "Gue beli buat lo."

"Aku masukin ke daftar hutangku ke kamu kalo gitu."

Tsana berjalan ke dapur. Dia tata barang belanjannya di kulkas dan lemari. Gerakan Tsana terhenti saat sesuatu disodorkan ke arahnya. Dahinya berkerut amati benda itu.

"Maaf," ujar Rafka. Tangannya sodorkan cokelat dengan tali pita berwarna merah muda. "Gue udah keterlaluan tadi di sekolah."

Tsana letakkan mie instant yang tadi dipegang ke meja pantry. Gadis itu menunduk hingga rambunya tutupi pipi.

"Maaf gue udah kasar sama lo. Gue..." Rafka gigit bibir bawahnya. Ragu-ragu, dia lanjutkan kalimat. "Tadi pagi gue lihat lo sama Noah di belakang sekolah."

Rankle [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang