Bab 9 Pernyataan Cinta

44 1 0
                                    

Jangan pernah menyia-nyiakan dia yang tulus mencintaimu. Lepaskan rasa pada dia yang meninggalkanmu tanpa kata.
Meski cinta tanpa syarat, namun jangan buta karena cinta itu sendiri. Jika dia cinta, tidak akan menyakiti. Biar rasa itu salah, seluruh dunia mengecam. Cinta tidak pernah sebangsat itu, sayang...

My_Violetta27

==========================

Sukma kebingungan ia mengeluarkan semua gaun pestanya di almari. Berkali-kali pula ia berganti baju, nyatanya tidak ada yang pas di hatinya. Bahkan ia tidak menyadari jika jarum jam terus berdetak setip detik memangkas waktu dengan singkat.

Sukma tersenyum gaun warna peach selutut dengan aksen bordir di dada membuat ia terlihat cantik, pilihan pun jatuh pada gaun itu. Sukma menyapukan make up simple pada wajahnya, tak perlu tebal karena akan membuatnya seperti badut. Setelah yakin dengan pilihan baju dan juga make up, ia pun memilih sepatu wedges dengan warna senada.

"Dek, temanmu sudah datang tuh, buruan turun," panggil Alan, kemudian ia masuk ke dalam kamarnya.

Ia tidak mendengar suara motor Raka, siapa yang datang menjemputnya? Bukankah Raka tadi sudah berjanji? Ada rasa kecewa jika orang yang telah mencuri perhatiannya itu tidak jadi datang. Sukma turun ke bawah, tak lupa tas kecil untuk tempat ponsel dan juga dompetnya.

Raka duduk di ruang tamu dengan gelisah, ia memutuskan berdiri dan melihat-lihat foto Sukma sewaktu kecil. Ia sangat gugup sekali, meski berulang kali datang ke rumah ini. Malam ini adalah moment spesial, ia ingin kepastian dari Sukma.

"Hai, sudah lama menunggu?" Sapa Sukma yang baru turun dari tangga.

Raka tak menjawab perkataan Sukma, ia tidak menyangka jika gadis yang di cintainya ternyata sangat cantik. Bisa di katakan jika ia telah jatuh hati pada bidadari bumi. Seperti halnya apa yang di rasa oleh Raka, Sukma pun sedang menghalau detak jantungnya yang menggila. Berbalut setelan jas dengan celana jeans Raka terlihat begitu tampan dan memesona.

"Kita langsung berangkat saja," ujar Sukma melewati Raka, "jangan bilang kita naik motor, atau pakai mobil aku saja,"

Raka tersenyum, kemudian mencubit pipi Sukma dengan gemas, "Tuan putri tak perlu risau, pangeran membawa kereta kencana untukmu,"

Sukma membalas senyum Raka dengan semburat merah di pipinya, katakanlah ia merasa tersanjung dengan perlakuan Raka. Sukma pun mencubit pinggang Raka untuk menutupi kebahagiaan hatinya, "Gak usah ngegombal, ayuk kita berangkat,"

Mereka berdua pun keluar dari dalam rumah, menuju halaman di mana mobil Raka terparkir. Ia membuka pintu mobil untuk Sukma, "Tuan Putri silahkan masuk, Pangeran siap mengatar kemana saja," ujar Raka, kemudian menutupnya lagi begitu Sukma masuk ke dalam mobil.

Raka pun masuk ke dalam mobil, ia menyalakan mesin mobilnya. Ia melirik Sukma yang sedang memainkan ponselnya, ada rasa cemburu karena terabaikan. Tak ingin menjadikan hal itu masalah, ia pun melajukan mobilnya menuju Aston hotel tempat ia dan teman-temannya merayakan pesta wisuda.

Sepanjang perjalanan mereka berdua hanya saling diam, berkomunikasi dengan hati dan pikirannya sendiri. Sukma merasa ia telah jatuh hati pada Raka, namun ada keraguan karena ia masih menyimpan rasa untuk Ardi. Raka tidak pantas mendapatkan dirinya yang tidak bisa fokus pada satu hati. Buktinya, empat tahun ini ia masih juga berharap Ardi kembali membawa cinta kepadanya. Di sisi lain, Raka mencintai dirinya tanp syarat apapun.

Rahasia Cinta Sukma (Completed)Where stories live. Discover now