27. ICE GIRL

2.1K 93 0
                                    

Revan sudah sampai di rumah nya, semenjak pulang sekolah tadi Revan selalu teringat akan gadis nya itu. Ya siapa lagi kalau bukan Rara. Revan bingung kenapa Rara pulang duluan saat di sekolah nanti. Ah, syudahlah nanti akan dia tanyakan kepada gadis nya itu.

Revan memakirkan motor kesayangan nya di bagasi rumah nya. Lalu masuk ke rumah dengan mengucapkan salam.

"ASSALAMUALAIKUM, REVAN PULANGGG. UHUYY!!" Salam nya dengan teriakan.

"WAALAIKUMSALAM, BUNDA DI BELAKANGGG. UHUYYY!!" Balas Fany-Bunda Revan dari arah dapur dengan teriakan yang tak kalah besar dari Revan.

Revan pun terkekeh mendengar bunda nya seperti itu. Langsung saja ia menuju dapur, ia memeluk bunda nya dari belakang dengan manja.

"Ahh Bundaa. Revan kangeeenn." Ucap nya manja menirukan suara anak kecil.

"Ihhh, kamu kenapa sih, Revan. Manja banget. Bukan nya tiap hari itu Bunda di rumah kan? Kok bisa kangen? Aneh kamu." Omel Fany

"Heheh, ya kangen peluk Bunda gitu lho, Bun."

Fany terkekeh mendengar anak nya itu. Masih dalam posisi yang sama, Revan memeluk Fany dari belakang. Tiba-tibaa....

"Eh eh eh!! Apa-apaan kamu meluk istri ayah?!" Tanya William-ayah nya Revan.

Sontak Revan dan Fany terkejut dan menoleh kebelakang. Terlihat lah William yang sedang berkacak pinggang seperti orang marah.

"Biarin aja, Revan kan rindu di peluk sama Bunda." Ucap Revan.

"Udah-udah sana kamu, ganti baju sana. Hush hush, ganggu Bunda masak aja kamu tuh." Usir William.

Revan semakin erat memeluk Fany, dia menggeleng seperti anak kecil.
"Gak mau!" Tolak nya.

Fany terkekeh mendengar perdebatan ayah dan anak ini.

"Udahh, kamu ganti baju sana. Udah itu turun terus kita makan ya." Ucap Bunda nya lembut.

"Tuh dengerin kata Bunda kamu. Udah sana-sana." Usir ayah nya sambil melepaskan pelukan Revan dengan Fany.

Revan mendengus melihat ayah nya. Ia melepaskan pelukan pada Bunda nya. Lalu, ia pergi dengan raut wajah yang kesal. Tapi, ia punya ide. Revan berbalik lagi dan berjalan ke arah Bunda nya. Membuat William dan Fany bingung.

"Kenapa kamu balik lagi?" Tanya William.

"Ada yang ketinggalan, Yah." Ucap nya.

"Apa?" Tanya William dan Fany bersamaan.

Revan berjalan ke arah Fany, dan tiba-tiba ia mengecup kedua pipi Fany. Sontak membuat William kesal. Tah apa yang membuat nya kesal. Jika Fany lebih sayang ke Revan, ia akan merajuk kepada Fany. Tapi tidak lama, itu hanya sebentar saja.

"Revaaaannnn, awas kamu ya!" Teriak William.

Revan langsung saja ngacir lari ke kamar nya dengan suara tawa yang menggelegar. Fany terkekeh.

"Udah, ih. Kamu mah kayak anak kecil aja." Ucap Fany sambil menata makanan di atas meja makan.

"Hehe." William nyengir ga jelas.

****

Malam ini, malam yang penuh ketegangan. Rara harus mempersiapkan diri agar ia bisa menjadi pemimpin perusahaan terbesar. Ya walaupun dibantu kakak sepupu nya, ia tetap saja harus bisa mengatasi apapun dengan mandiri.

Selesai solat magrib, Rara langsung bersiap-siap. Ia mengenakan dress yang dudah disiapkan Liza. Dress berwarna biru kesukaan nya. Ia membiarkan rambut panjang nya tergerai bebas. Rara memoleskan make up tipis hasil karya nya. Rara tidak terlalu suka memakai make up. Setelah itu, ia memakai high hells 'gitu ga sih tulisan nya??:('

ICE GIRL (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang