4. ICE GIRL

5.3K 225 8
                                    

"Assalamualaikum Bundah ku tersayanggg!!" Ucap Revan berteriak saat masuk ke rumah. Teriakan nya menggema ke mana-mana.

"Waalaikumsalammmm!" Teriak Fany—Bunda Revan yang tak kalah kencang.

Revan pun berjalan menuju dapur. Terlihat Fany sedang menyiapkan makan sore. Ia langsung menghampiri Bunda nya dan mencium punggung tangan Bunda nya.

"Kamu udah pulang Van?" Tanya Fany.

"Belum Bun. Revan belum pulang." Jawab nya. Pertanyaan dari Ibunya sungguh membuat nya kesal.

"Loh kalo belum pulang ini siapa dong?" Tanya Fany seperti berpura-pura takut. "Kamu siapa? Kamu anak siapa? Pulang sana ke rumah kamu." Sambung Fany.

"Bundaaaa! Kok gitu sih sama Revan." Rajuk Revan kepada Fany.

Fany tertawa mendengar perkataan anak nya itu. Sekaligus dia merasa sedikit geli terhadap anak nya itu.

"Ya Allah Revan. Muka kamu dibiasain aja dong! Gak usah digituin jijik tau gak!" Ucap Ibu nya sambil masih dengan tawa nya.

"Ahh Bunda kok gitu. Udah ah Revan mau masuk kamar aja. Revan marah sama Bunda." Ucap nya seperti anak kecil. Ia pun pergi dari dapur dan masuk ke kamar nya dengan wajah kesal.

Fany yang melihat itu tertawa. Menurutnya anak nya itu sangat manja kepada nya.

****

Rara sedang makan bersama Ayah dan Bunda nya di meja makan. Mereka makan dengan tenang, hanya suara dentingan sendok dan piring yang terdengar. Sampai Jonathan membuka suara nya.

"Ra. Tadi yang sama kamu di halte itu siapa? Pacar kamu ya?" Ucap Jonathan ada nada menggoda Rara di sana.

Rara terkejut dan menegang mendengar pernyataan Ayah nya itu. Tapi ia sembunyi kan di balik wajah datar nya. Ia mendongak dan menggelengkan kepalanya.

"Gak, Yah." Ucap nya datar dan kembali melanjutkan makan nya.

"Tapi kok tadi pake pegang-pegang tangan hm?" Goda Jonathan lagi.

"Apa? Rara pegangan tangan, Yah?" Ucap Liza-Bunda Rara sedikit terkejut.

"Gak, Bun. Dia maksa Rara." Ucap nya lagi

"Maksa kenapa dia? Maksa buat jadi pacar kamu?" Lagi dan lagi Jonathan menggoda nya. Liza terkekeh melihat godaan yang diberikan suami nya itu pada anak semata wayang nya.

Sungguh rasanya ingin sekali Rara menonjok Ayah nya ini. 'untung bokap. Kalo gak udah gue sikat nih orang. Astagfirullah sabar Ra sabar!' batin nya menggerutu kesal.

"Rara ke atas." Ucap nya dan berlalu pergi dengan tidak menjawab pertanyaan konyol Ayah nya itu.

Dia membuka pintu kamar nya dan menuju king size empuk nya. Ia membaringkan tubuh nya sejenak. Saat baru saja ia menutup mata nya. Tiba-tiba ponsel nya berdering. Ia langsung mengambil dan melihat siapa yang menelfon. Ia tak mengetahui nomor yang masuk alias unknown.

Karena bisa saja itu orang penting. Ia mengangkat telfon itu, menggeserkan tombol hijau di Iphone nya dan mendekat kan Iphone nya ke telinga sebelah Kanan nya.

"Hallo?" Terdengar suara seorang lelaki dari lawan bicaranya.

"Siapa ya?" Tanya Rara bingung. Pasal nya ia tak mengetahui siapa orang tersebut.

"Ini gue Revan Ra. Simpen nomor gue ya!" Ujar nya

Muka Rara yang penuh penasaran, seketika berubah datar dan sangat terkesan dingin.

ICE GIRL (END)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora