22. ICE GIRL

2K 97 9
                                    

Rara sedang berdiri di balkon kamar nya. Ia menatap bintang dan bulan yang ada di langit. Sambil menikmati sejuk nya angin malam. Ia menatap bintang dan bulan dengan tersenyum tipis. Rara memejam kan matanya sejenak. Ia kembali untuk menghilangkan semua yang ada dipikiran nya sekarang. Ia menghembuskan nafas nya pelan dan membuka mata nya. Ia pun masuk ke dalam kamar nya. Ia ingin mengerjakan tugas yang diberikan gurunya tadi di sekolah.

Rara mengambil buku Fisika nya. Ia mengerjakan tugas yang diberikan guru. Ia mengerjakan dengan serius dan telaten. Rara sangat rajin dan pintar. Ia ingin membanggakan orang tuanya. Rara juga sangat beringin jika kelasnya dipilih untuk pambawa upacara bendera saat Senin, ia berniat menjadi Pemimpin Upacara Bendera. Walau Rara orang nya dingin, datar, dan irit bicara, niat nya untuk menjadi Pemimpin Upacara sangat besar.

Ternyata apa yang ia impikan menjadi nyata. Guru piket menugaskan kelas mereka sebagai pembawa upacara bendera untuk Senin yang akan datang. Ia pun mencalon kan diri sebagai Pemimpin Upacara. Yah, dan benar saja. Saat seleksi tadi nya, ia terpilih menjadi Pemimpin Upacara. Sasya menjadi Protokol dan Kiki menjadi Pembaca Teks UUD '45. Tak terhingga bahagia nya Rara saat ini. Sungguh tadi ia sangat bahagia.

Rara mengerjakan tugasnya. Sampai ia terkejut saat seseorang mengetuk pintu kamar nya. Karena ia terlalu fokus pada tugas nya, sampai ia terkejut saat orang itu mengetuk pintu kamar nya. Fokus bat sih lu, Ra. Ampe kejot lo kan:v

Tok Tok Tok

Rara beranjak dari meja belajar nya, ia pun membuka pintu kamar nya. Ternyata yang datang bukan Bibi atau Bunda nya. Melainkan Sasya dan Kiki. Ingat kan bahwa hari ini Kiki, Sasya, Geri, dan Dito akan membantu Revan untuk memperbaiki hubungan Rara dan Revan? Ya, mereka akan Triple Date (gitu ga sih tulisan nya?_-)

"Assalamualaikum, Rara." Salam Risa dan Kiki.

"Waalaikumsalam." Jawab Rara.

Rara membuka pintu kamar nya lebar dan membiarkan dua sahabat nya itu masuk. Rara melanjutkan mengerjakan tugas nya yang tertunda tadi. Ia mengira kedua sahabat nya itu datang, hanya untuk mengerjakan tugas. Tapi, dugaan Rara salah.

"Ngapain?" Tanya Rara, datar ya!

"Kita mau ajak lo main keluar, Ra." Jawab Kiki.

"Ho'oh, sekarang lo siap-siap gih. Kita tungguin di sini." Nimbrung Risa.

Rara yang sedang mengerjakan tugasnya itu terkejut, ia memberhentikan tugasnya dan melihat ke belakang. Ia melihat ke arah sahabat nya dan mengerutkan alisnya.

"Kemana?" Tanya nya.

"Jalan ke kafe biasa. Tenang aja, ntar kita izinin deh sama bonyok lo. Pasti boleh deh." Ucap Risa.

"Ga deh, mager." Ucap nya dan melanjutkan tugasnya.

Kiki dan Risa memutar bola mata mereka malas. Mereka pun beranjak dari kasur Rara dan mendekati Rara.

"Ahh ayolah, Raaa. Kita jalan yaaaa." Rengek Kiki.

"Iya, Raa. Jalan yaa. Ayuk lah, Raraaaa." Risa ikut-ikut merengek seperti Kiki.

Rara merasa terganggu. Ia pun memberhentikan pekerjaan nya. Rara menghela nafas pasrah, ia hanya bisa pasrah jika seperti ini. Jika ia tetap kekeh menolak ajakan Dua sahabat nya ini. Maka semakin besar mereka menganggu nya.

"Oke." Putus Rara, pasrah.

"Yesss! Oke lo ganti baju gih, kita tungguin di sini." Ucap Risa dengan semangat yang '45.

Rara berdiri dan menuju lemari nya. Ia mengambil celana Jeans panjang, dan mengambil baju rajut berwarna biru panjang lengan. Ia pun menukar baju nya di kamar mandi.

"Yes! Akhirnya Rara mau. Semoga rencana kita berhasil ya, Sa." Bisik Kiki bahagia.

"Haha iya, Ki. Moga berhasil. Eh, lo kabarin aja dulu deh si Geri."

"Oh oke oke."

Kiki pun mencari nama  Geri di kontak nya. Ia menelpon Geri di balkon kamar Rara. Risa kembali duduk di kasur empuk Rara sambil memainkan Iphone nya.

"Hallo. Assalamualaikum, Geri." Ucap Kiki.

"Iya, Waalaikumsalam. Ada apa Ki?" Jawab Geri di sebrang sana.

"Gue cuman mau bilang, kalo kita udah berhasil bujuk Rara buat ke kafe biasa. Lo, Revan dan Dito duluan aja deh ke kafe nya ya. Ntar kita nyusul. Oke?"

"Wahhh, bagus tuh. Oke oke, kita bakal duluan. Ntar gue kasih tau di meja nomer berapa kalian bakal temuin kita, oke?"

"Sipp, oke deh. Gue tutup dulu ya. Kayak nya si Rara udah siap tuh. Bye, Ger. Asaalamualaikum." Putus Kiki.

"Oke, Ki. Waalaikumsalam."

Kiki pun kembali ke dalam kamar Rara. Ternyata benar, Rara sedang menyisir rambut nya. Ia memakai jepitan Rambut di sebelah Kanan. Ia hanya memakai bedak bayi dan pelembab bibir, agar bibir nya tak kering. Setelah selesai, mereka pun pergi ke luar untuk berpamitan pada Ayah dan Bunda Rara.

"Bun, Yah. Rara pergi dulu." Ucap Rara saat di ruang tamu.

"Pergi ke mana, Ra?" Tanya Jonathan-Ayah Rara.

"Ke kafe."

"Ya udah, hati-hati ya. Jangan larut malam pulang nya." Peringat Liza-Bunda Rara.

"Iya, Bun."

"Yah, Bun. Risa sama Kiki juga pamit bawa Rara bentar ya." Ucap Sasya mewakili. Mereka memanggil Orang tua Rara dengan ucapan Aya dan Bunda. Karena Orang tua Rara yang menyuruh nya.

"Iya, kalian juga hati-hati ya. Jagain Rara baik-baik ya. Jangan pulang larut malam, Oke?" Peringat Jonathan.

"Siap, Yah." Ucap Kiki dan Risa berbarengan.

Liza dan Jonathan terkekeh.

"Assalamualaikum, Yah, Bun." Ucap Rara dan dua sahabat nya.

"Waalaikumsalam." Jawab Liza dan Jonathan.

Mereka pun pergi ke kafe yang dituju. Dengan mengendarai mobil milik Risa.

***

"Eh, guys. Barusan si Kiki nelfon gue. Katanya kita duluan aja ke kafe nya, ntar mereka nyusul." Ucap Geri mengabari.

"Oh kalo gitu ya udah ayoklah kita berangkat sekarang." Ucap Dito dengan semangat.

"Semangat bener lo, Dit?" Tanya Revan heran dengan semangat nua Dito.

"Oh iya dong, gue udah ga sabar." Ucap nya.

"Alah, palingan ga sabar jumpa si Risa juga." Sindir Geri.

"Eh, mas Geri tau aja dehhh." Balas Dito dengan nada sista sista nya itu:v

"Jijik gue sumpah, Dit." Revan dan Geri berbarengan. Mereka menaikkan bahu mereka seperti orang kegeliaan.

"Acieeeeeee kompak bener euy." Ledek Dito dan tertawa terbahak-bahak.

Geri dan Revan menatap Dito datar. Yang ditatap hanya cengengesan ga jelas.

"Serah lu dah, Dit. Mending kita kudu berangkat sekarang dah!" Putus Revan akhir nya.

"Oteweeee!!" Geri dan Dito.

Mereka bertiga pun pergi ke kafe tersebut. Mereka mengendarai mobil milik Revan. Karena, Geri dan Dito memakai motor saat ke rumah Revan.

'Gue harus buat semua nya jadi selesai! Gue harus bikin masalah ini kelar.' batin Revan. Ia tersenyum saat mengendarai Mobil itu.

Pendek? Sengaja lah:v
Thanks For to Reading.
Lovyu
Vote and Comen.
Sorry typo
Bye:)

ICE GIRL (END)Where stories live. Discover now