8. ICE GIRL

3.3K 172 6
                                    

Rara sedang sarapan bersama keluarga kecil nya. Ia sedang makan nasi goreng buatan Liza begitupun Ayah nya. Mereka makan dengan tenang dan hanya dentingan sendok dan piring yang terdengar.

"Rara, kamu berangkat sama siapa?" Tanya Jonathan.

"Sendiri." Jawab nya singkat.

"Pake mobil atau motor?"

"Motor aja." Jawab nya.

Ya, Rara memang punya motor. Motor nya bukan motor matic atau apapun macam nya. Tapi motor nya adalah motor sport. Rara memang menyukai sesuatu yang seperti balapan. Rara memang pernah beringin menjadi pembalap tapi dia lebih beringin menjadi dokter. Ia meminta ayah nya membelikan motor sport nya seminggu sebelum pulang dari Jerman. Saat Rara di Jerman, Rara pernah diajarkan naik motor sport oleh abang sepupu nya yang kebetulan juga berada di Jerman. Maka dari itu ia mengingin kan motor sport.

"Ya udah kamu hati-hati ya sayang." Ucap Liza dengan lembut.

Rara mengangguk. Setelah itu ia bergegas untuk pergi ke sekolah. Karena pukul sudah menunjukkan 06.35. Rara berpamitan dan mencium kedua punggung tangan orang tua nya. Setelah itu pergi ke garasi untuk mengeluarkan motor sport kesayangan nya yang berwarna Biru. Setelah itu ia pun melesat laju di jalan raya dengan kecepatan rata-rata.

10 Menit kemudian, Rara sampai di pekarangan parkir sekolah. Para siswa yang ada di sekolah menatap heran, siapa perempuan yang mengendarai motor sport itu. Siapa dia, apakah dia anak baru? Mereka tak tahu bahwa itu adalah Rara.

Rara pun melepaskan helm nya full face kemudian merapikan rambut nya yang sedikit berantakan. Semua orang yang menatap nya terkejut. Karena yang mengendarai motor sport itu adalah Rara.

Dengan wajah datar dan dingin serta sikap acuh nya. Ia berjalan menuju kelas nya sendiri. Tapi tiba-tiba seseorang mencekal tangan nya. Ia berbalik, dan ia menatap malas orang itu. Siapa lagi kalau bukan Revan. Cowok gila dan penganggu hidup nya itu.

"Lepas!" Ucap nya dingin.

"Kamu harus inget Rara. Kamu itu pacar aku, jadi kamu kemana pun harus sama aku." Jelas Revan tanpa melepaskan tangan nya dari pergelangan tangan Rara.

"Gue bukan pacar lo!" Bentak Rara.

"Kamu pacar aku sayang. Kamu itu harus nya bisa nerima aku. Aku benar-benar tulus dan sayang sama kamu. Jadi kamu itu sekarang pacar aku." Ucap nya tulus dan tak lupa senyuman nya.

"Bacot!" Ucap Rara. Kemudian ia memutar pergelangan tangan nya dan berhasil lepas dari tangan Revan.

"Eh eh tungguin aku!" Teriak Revan sambil mengejar Rara.

Rara tetap berjalan cepat tanpa memperdulikan teriakan dari Revan.

Semua pasang mata memandang mereka. Mereka berbisik, ada yang suka dan ada yang tidak suka.

Seorang wanita melihat kejadian itu. Ia tak terima. Ia mengepal kan tangan nya dan kuku-kuku jari nya memutih. Ia geram, kesal, dan marah melihat Rara dan Revan seperti itu di parkiran.

'Liat aja lo anak baru! Gue bakal kasih pelajaran buat lo!' batin nya menggerutu kesal.

Siapa ya dia? Hmm?

****

Jam pelajaran telah dimulai sejak 10 menit yang lalu setelah upacara bendera. Rara kini tengah fokus melihat guru menjelaskan pelajaran Matematika di depan. Tiba-tiba ia kebelet mau ke toilet. Ia pun mengangkat tangan nya.

"Bu." Ucap nya.

"Iya Rara ada apa?" Tanya Bu Mimi-Guru Matematika.

"Toilet Bu." Ucap nya.

ICE GIRL (END)Where stories live. Discover now