INEFFABLE | 16 | SISI LAIN MAX

76.9K 5.9K 762
                                    

Maximut : Udh sampe cptn turun.

Pesan itu membuat Laurel yang sedang menyiapkan makanan untuk ibunya tertawa geli.

Semenjak pernyataan laki-laki itu, Max mulai menunjukkan sifat lain yang selama ini Laurel tidak percaya kalau laki-laki ketus itu memiliki sifat alay. Yaps, benar sekali! Max lah yang mengganti namanya sendiri menjadi Maximut di ponsel Laurel.

Setelah meletakkan roti selai dan susu di meja rias ibunya. Laurel pun mencium kening perempuan paruh baya itu sebelum pergi berlalu.

Walaupun sudah ada Bi Encum yang menyiapi makanan di meja makan. Tapi ibunya sering kali langsung pergi berangkat kerja. Jadilah Laurel selalu bangun lebih pagi dari biasanya dan menyiapkan makanan untuk ibunya.

"Lama."

Itulah kata pertama yang diucapkan Max saat melihat Laurel yang berjalan mendekatinya.

Setelah itu, Max langsung masuk ke dalam mobilnya membuat Laurel pun ikut masuk ke dalam.

"Pasangin," suruh Max sesaat setelah Laurel menempatkan dirinya di sebelah jok laki-laki itu.

Laki-laki itu mengulurkan dasi abu-abu ciri khas anak SMA kepada Laurel.

Lantas Laurel mengernyit bingung. "Pake aja sendiri!" suruh Laurel sambil mendorong uluran tangan Max.

"Gak bisa," ujar Max pelan.

Laurel lantas melongo tidak percaya. "Gak bisa bikin dasi?"

Max tidak menjawab, namun dari lagak laki-laki itu, Laurel yakin seratus persen laki-laki itu tidak bisa membuat dasi. Astaga..

Laurel mengulum senyumnya, mencoba untuk menahan tawanya.

Alis tebal laki-laki itu langsung menukik tidak suka dicemooh seperti itu. "Diem."

"Siapa juga yang ngomong?"

Max tampak membuka mulutnya sebelum menutupnya dan membuang mukanya kesal.

Ketawa Laurel seketika pecah melihat tingkah laki-laki itu.

"Terus siapa yang biasanya ikatin?" tanya Laurel ketika tawanya mereda.

Max menatap Laurel kesal. Demi neptunus, Max terlihat sangat menggemaskan sekarang!

"Biasa gak pernah dilepas iketannya. Terus tadi pagi waktu mau pake lepas iketannya," jelas Max dengan nada ketus.

"Mau bantuin gak sekarang?" tanya laki-laki itu sambil mengulurkan dasinya.

Jadi ini siswa yang diagung-agungkan di sekolahnya? Laurel menggeleng pelan kemudian mengambil dasi abu-abu itu dari tangan Max. "Sinian."

Max mencondongkan tubuhnya ke arah perempuan yang sedari tadi menahan tawanya.

"Siapa suruh ketawa?" tanya Max. Dari jarak sedekat ini Max bisa menghirup wangi vanilla dari rambut gadisnya itu.

"Lagian aneh-aneh aja, udah SMA masih belum bisa pake dasi!" jawab Laurel sambil melipat kain panjang yang mengelilingi kerah cowok yang di hadapannya.

"Nih, perhatiin biar bisa bikin dasi sendiri," lanjutnya.

"Gue ada lu sekarang. Lo aja yang buatin gue dasi," balas Max terang-terangan.

"Enak aja! Gak mau," tolak Laurel cepat.

Max tidak tahu apa dampak dari ucapannya bagi jantung Laurel. Mengapa ucapan laki-laki itu selalu membuatnya berdebar?! Laurel bisa serangan jantung kalo begini terus!!

INEFFABLE: MaxLaurelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang