INEFFABLE | 6 | BADMOOD

82.8K 7.4K 467
                                    

👋 Hai, perkenalkan nama aku Limpy. Ineffable adalah cerita pertama aku di dunia oranye ini.

🙏 Mohon kritik dan sarannya yanvg bersifat membangun.

DONT FORGET TO CLICK THE

🦋 Selamat membaca :)

________________________

"Ini perasaan gue aja, atau emang hari ini semua orang di sekolah liatin kita terus?" tanya Laurel pelan sambil mengedarkan pandangannya takut-takut dari meja kantin.

Jujur Laurel sedari tadi sangat gelisah dan tidak nyaman. Seperti setiap gerak-geriknya diawasi oleh orang-orang.

"Bukan kita tapi elu!" seru Eca sambil menekankan kata elu.

"Kemarin malam di grup fans club-nya Max pada hareudang ngomongin lu."

Kedua mata Laurel lantas membulat terkejut. "Serius lo?!"

"Bener," jawab Eca dengan nada ditekan. "Ada yang sebar foto lo berduaan sama Max di lapangan," papar Eca.

Gadis berambut sebahu itu menatap temannya penuh selidik. "Sebenernya lu ada hubungan apa sih sama dia? Kok bisa tiba-tiba deket gitu?"

Laurel langsung menggeleng cepat. "Gak ada apa-apa!"

Eca menaikkan alisnya tidak percaya. "Masa? Ah boong lu Rel!"

"Lu keliatan akrab banget sama dia Rel. Gua kasih tau aja ya, gue gak pernah ngelihat dia dekat sama cewek!"

Valerie mengangguk setuju.

"Itu cuman kebetulan," bantah Laurel.

"Gak ada yang namanya kebetulan. Pasti ada alasan dibalik setiap pertemuan," bantah Valerie balik.

Laurel menautkan alisnya mendengar ujaran gadis pirang itu.

"Nahloh! Mana bisa menang lo debat sama anak KIR," cibir Eca pada Laurel.

"Tau ah terserah," balas Laurel, tidak mood.

Eca menggeleng pelan. "Kacian temen gue ini. Sekali tenar langsung dibenci puk, puk, puk," tepuk Eca pada rambut temennya.

"Binatang lo Ca." Laurel melirik malas temannya itu membuat Eca tergelak.

Laurel semakin bisa merasakan tatapan banyak orang dari segala sisi menuju ke arahnya. Sebegitu besarkah pengaruh seorang Maximus Alvarez Putra?

"Ngapa gue ngerasa ikutan dibenci dah." Eca berujar sembari mengedarkan pandangannya.

Laurel menatap gadis di depannya malas. Sedangkan Eca tampak menyengir, entahlah ia menikmati wajah risih Laurel.

"Kelas aja yuk," ajak Laurel tidak nyaman. Ia dapat mendengar cibiran pelan yang tertuju untuknya dari siswi sekitar.

"Gak Rel," tolak Eca tegas. "Lo harus bisa buktiin ke mereka kalo lu bisa dapetin perhatian seorang Maximus Alvarez Putra!"

"Jangan. Bahaya," sahut Valerie tidak setuju.

"Ihhh," Eca berseru panjang. "Malah Laurel harus bikin para congor seblak cengo ngeliat dia jalan sama Max!"

"Itu malah buat Laurel makin dibenci," sanggah Valerie. Keduanya memang sering bertolak pendapat tentu karena perspektif keduanya yang jauh berbeda. Jika Eca suka sesuatu yang menantang, Valerie lebih suka mencari aman.

"Ngaco ah." Laurel berujar. "Bahas yang lain bisa?"

"Tapi lo cocok tau Rel sama Max." Eca tidak menggubris ucapan Laurel barusan.

INEFFABLE: MaxLaurelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang