END

1.1K 44 1
                                    

Hallo

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Hallo

Jangan lupa follow ig un_fdllh03 dan watt_padstory terima kasih dan selamat membaca.

DISINI AKU GAK BUTUH SINDER JADI AKU MOHON SALING MWNGHARGAI KARYA SENDIRI

TERIMA KASIH...

                           ●●●●●

Seminggu kemudian. Dinda telah meninggalkan Niko. Dua hari yang lalu, cowok itu tidak masuk sekolah dengan alasan malas bahkan ia tidak keluar kamar dan itu membuat keluarganya, sahabatnya dan bahkan keluarga Dinda khawatir dengan dirinya. Namun, hari ini, ia memutuskan untuk sekolah. Berusaha seperti biasa, seperti awal pertama sebelum ia mengenal Dinda.

"Mah, Niko pamit!" serunya. Tanpa menunggu jawaban dari Dwi. Cowok itu langsung keluar dari rumah dan berjalan menuju motornya. Hari ini, ia tidak akan membawa mobil.

Niko menjalankan motornya dengan kecepatan rata-rata. Ia bahkan masih mengingat Dinda, bahkan ia merasa Dinda berada didekat dirinya. Niko melamun membawa motor dan.

Suara klakson membubarkan lamuannya. Untung saja, ia tidak jatuh dari motor dan nyawanya selamat kali ini.

"Dinda, gue kangen sama lo," lirihnya.

Niko langsung menancapkan gas motornya dengan kecepatan di atas rata-rata. Beberapa menit kemudian, ia akhirnya sampai di depan gerbang sekolah. Masuk ke dalam tanpa melirik satpam yang bahkan kebingungan melihat dirinya yang ke sekolah pagi-pagi seperti ini, karena biasanya ia adalah siswa paling terlambat di sekolah.

"Kesambet apaan tuh anak!" seru Pak satpam tersebut.

Niko memakirkan motornya di tempat biasa. Setelah itu, berjalab menuju kelas dengan wajah datar miliknya.

Niko menundukkan kepalanya. Ia sangat merindukan Dinda. Sangat. Cowok itu kemudian menarik napasnya dan menghembuskannya perlahan. Lalu menatap ke depan. Ia seperti melihat bayangan Dinda yang tengah tertawa di sana. Tanpa disadari, Niko mengangkat kedua sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman.

Niko melihat, Dinda melirik dirinya dan kemudian, cewek itu tersenyum dan berlarian menuju dirinya.

"Hai, Niko, tumben lo datang cepat," seru Dinda.

Niko hanya memperhatikan Dinda yang berbicara kepada dirinya. Mungkin ini adalah imajinasi dia karena sangat merindukan Dinda.

"Nik, lo nggak sedih lagi, kan?"

"Lo nggak boleh sedih, ntar gue balal sedih di sini."

"Oh ya, gue punya kabar baik buat lo, tahu nggak, di sini sangat menyenangkan dan gue suka itu."

"Nik," lirih Dinda.

"Gue kangen sama lo."

Bayangan Dinda telah menghilang membuar air mata Niko jatuh dari tempatnya. Semenjak Dinda meninggalkan dirinya. Niko sering menangis, katakanlah bahwa dia cengeng. Namun, kalian belum pernah merasakan kehilangan seseorang yang sangat berarti dikehidupan kalian.

TENTANG KITA (END)✔Where stories live. Discover now