Bagian 11

1.5K 101 3
                                    


"Woy monyet, bantuin gue, gue kagak bisa naik, yaelah jahat bener lo pada," umpat Daniel. Reza dan Sandi hanya tertawa tanpa mau membantu. Niko menggulungkan tangannya untuk membantu Daniel. Dengan senang hati, Daniel memerima uluran tangan Niko.

Bruk!

Mereka kini sudah kembali ke dalam lingkungan sekolah. Dengan santai, mereka berjalan menuju kelas yang sepertinya sudah mulai KBM. Istrahat sudah selesai ini belum memasuki jam terakhir masih ada 15 menit lagi. Mereka bolos sekolah hingga 5 jam lebih.

"KALIAN BEREMPAT PASTI HABIS BOLOS YAH!" teriak seseorang dengan suara bariton dan lantangnya. Mereka berempat dengan kompak menengok arah belakang. Reza, Danel dan Sandi terdiam lalu tersenyum kikuk, kecuali Niko dia hanya memasang wajah datarnya.

"Eh, hehehe ada pak yudi ternyata, siang pak, kami habis ke toilet tadi, Nih mau masuk ke kelas," alibi Sandi. Pak Yudi berjalan mendekat dengan wajah sangarnya. Reza sudah memberi aba-aba untuk berlari.

"Heh, jangan coba-coba bohong, Bapak juga tau kalian tadi habis dari halaman belakang? Yakan?" tebak Pak Yudi.

Niko mendengus kesal lalu menjawab. "Kalo bapak tau, kenapa tanya? Dasar freak," ujar Niko dengan tengilnya lalu pergi dari sana. Reza, Daniel dan Sandi ikut berjalan dengan santainya mengikuti sang leader maurer.

"NIKO, REZA, DANIEL, SANDI, KEMBALI KE SINI, KALIAN AKAN SAYA HUKUM KARENA SUDAH BOLOS DIJAM PELAJARAN, BESOK ORANG TUA KALIAN BAKALAN SAYA PANGGIL!" teriak Pak Yudi menggema di koridor. Pak Yudi, Niko dkk, kini sedang melakukan aksi kejar-kejaran. Pak Yudi berusaha mengejar mereka. Sedangkan mereka berusaha kabur dari Pak Yudi, selaku guru BK.

"KALIAN, AKAN SAYA HUKUM JIKA TERTANGKAP, AWAS YA KALIAN, DASAR MURID BADUNG." Lagi mereka hanya mendengus dan berusaha berlari sejauh mungkin. Di depan mereka kini ada Pak Uding, dan pak Satpam sekolah.

"Mampus bangsat," umpat Reza. Mereka berhenti sejenak. Mencari jalan untuk kabur.

"PAK, TANGKAP MEREKA BERTIGA, JANGAN SAMPAI MEREKA LOLOS!" teriak Pak Yudi yang sedang berlari susah payah menuju ke arah mereka berempat. Dua orang itu mengangguk lalu mengepung mereka.

"Yaelah pak, Kita bukan ayam kali," gumam Sandi.
Reza menepuk lengan Niko, Sandi, dan Daniel untuk lari mengikutinya. Mereka bertiga mengangguk lalu berlari mengikuti Reza berlari menuju lapangan utama. Mereka kini dikejar oleh Pak Satpam dan Pak Yudi. Pak Uding sudah pergi, karena tuntunan mengajar.

"Buset dah, tuh guru, gak ada cape-capenya apa? Gue aja udah ngos-ngosan gini, mending kita ngumpet di gudang belakang yuk," ajak Daniel.

"Ya udah yuk, mumpung mereka masih jauh," timpal Sandi. Mereka berlari memutar arah menuju gudang belakang, melewati koridor dan lorong berbelok belok dan tentunya dan terbebas dari kejaran dua orang tadi. Sampai di depan gudang, mereka langsung masuk kedalam lalu bersembunyi disalah satu meja dan lemari yang sudah usang. Dada mereka naik turun dengan cepat bersamaan dengan keringat mereka dan nafas yang terasa hangat diwajah mereka.

"Njir, capek banget gue," keluh Niko.

"Tumben lo ikut kabur, Nik?" tanya Reza dengan napas tersenggal-senggal.

Niko membuka dua kancing bajunya, guna membuat udara lembab di gudang masuk menyapukan udara ke leher dan juga dada atasnya.

"Lagi pengen, aja," jawab Niko seadanya. Biasanya jika mereka kepergok bolos atau apapun seperti tadi. Nikolah yang masa bodo. Dan sekarang, Niko ikut berlari.

Daniel, Reza dan Sandi kini sedang terbaring di atas meja yang berada di dalam gudang itu.

"Gue takut, kalo Dinda marahin gue kalo gue ketawan bolos lagi," ucap Niko dengan wajah tenangnya. Bahkan tiidak ada ekspresi khawatir walaupun nada bicaranya seperti nada khawatir.

"Wow, baru kali ini gue dengar Niko Maurer takut sama perempuan," ucap Daniel sambil menepuk tangannya terharu.

"Yaiyalah gue harus takut, diakan pacar gue sekarang, kalo gue diputusin gara-gara ini bisa mati hidup gue," ucap Niko, "gue haus, Daniel kabarin siapapun dan suruh bawa mereka air minum." Lanjutnya lagi.

"Gue suruh Renaldi aja biar dia bawain kita minum," saran Sandi, lalu dia mengetikan pesan untuk Renaldi teman sekelasnya.

To Renaldi
0834726××××
Bro bawaiin minuman buat gue, Daniel, Reza dan Niko di gudang belakang ya.

Setelah mengirimkan pesan tersebut ia langsung kembali berbaring. Satu menit setelah pesan itu terkirim suara getaran handphone Sandi berbunyi. Dia pun membuka handphonenya.

From Renaldi
0834726××××
Oke bro, kalian tunggu di situ oke, gue dan Rifan bakalan ke sana lima menit lagi.

Setelah melihat isi pesan itu, sandi langsung menyimpan nya kembali ke saku celananya. Tak lama kemudia suara pintu gudang terdengar dan Sandi pun menghampiri pintu tersebut dan melihat apakah Renaldi yang datang.

Setelah melihat itu. Sandi langsung membuka pintu dan melihat Renaldi dan Rifan yang kini telah membawakan empat botol minuman dan satu kantong plastik yang berisi makanan ringan.

"Ini, bro," ucap Renaldi sambil memberikan kantong plastik dan air minum tersebut.

"Thank," ucap Niko. Renaldi dan Rifan Mengangguk lalu pergi meninggalkan gudang tersebut.

Niko pun mengambil minuman dari dalam kantong plastik itu lalu meminumnya. Setelah ia minum, Niko langsung mengajak teman-temannya untuk keluar dari gedung itu.

"Ayo, keluar!" ajaknya. Mereka semuapun mengangguk dan langsung bangun dari tempat mereka duduk.

*********

"Kenapa gak, masuk?" tanya Dinda dengan suara dinginnya kepada Niko, Niko merinding sendiri mendengar suara dinda yang dingin.

Dia tau bahwa Niko dan teman-temannya tidak masuk kelas karena tadi dia pergi ke toilet dan melihat Niko dan teman-temannya dikejar oleh Pak Yudi.

"Anu, itu," gagap Niko. Dia gugup karena melihat mata tajam Dinda yang sedang menatapnya.

Yaampun gini ya rasanya kalo dimarahin sama pacar sendiri, kenapa tadi juga gue ikut mereka kabur. batin Niko

"Anu apa?" Tanya Dinda

"Anu tadi itu aku telat jadi, pas mau masuk di gerbang eh gerbang nya ditutup jadi pas aku manjat pagar eh aku ketemu sama mereka, jadi aku sama mereka kabur karena ketawan sama Pak Yudi," jelasnya

"Ya udah," ucap Dinda

"Ya udah apa?" tanya Niko

"Ya udah, jangan lakuin lagi, kan kasian sama Pak Yudi karena udah kejar lo sampai dia lelah," ucapnya. Niko lalu tersenyum dan langsung memeluk ceweknya.

"Iya, gak bakalan terjadi lagi kok," ucapnya sambil mempereratkan pelukannya.



































TBC


TENTANG KITA (END)✔Where stories live. Discover now