Bagian 12

1.4K 100 1
                                    


Pagi sekali, Niko datang ke rumah Dinda untuk menjemput Dinda. Mereka berdua akan pergi berjalan-jalan bersama, dikarena hari ini adalah hari minggu, jadi mereka akan menghabiskan hari bersama. Kedua sejoli itu sudah berpacaran selama enam bulan lebih, terkadang di dalam hubungan mereka masih ada yang tidak menyukai hubungan mereka. Namun, Dinda tidak menghiraukannya, karena dia percaya bahwa Niko akan selalu berada di dekatnya.

"Masuk dulu, Nik," ajak Shinta.

Yah, orang tuan Dinda sudah mengetahui hubungan mereka, karena pada saat itu Dinda mengajak Niko datang ke rumahnya pada saat acara ulang tahun sang mama, bahkan keluarga Niko pun ikut serta dalam memeriahkan acara itu.

"Iya, mah," ucap Niko sopan dan langsung masuk ke dalam rumah untuk menunggu sang bidadari kesayangannya selain dari mamanya sendiri.

"Sayang, cepat turun Niko sudah nunggu ini loh!" teriak Shinta.

"Iya mah, udah selesai kok,"

Niko karena mendengar suara itu, ia langsung mendongakan kepalanya dan melihat Dinda yang sedang berjalan menuruni anak tangga dan menuju tempat  mereka berada.

"Maaf yah, aku lama," ucap Dinda. Niko melongo melihat dandanan Dinda yang sangat sederhana. Namun, tetap terlihat cantik. Dinda memakai kaos putih dan celana levis panjang berwarna hitam dan memakai make up tidak terlalu tebal.

Dinda tersenyum ke arah Niko yang tengah memandangnya bisa dikatakan kagum. Dinda langsung memanggil Niko dan membuat Niko yang tadinya melongo langsung salah tingkah karena sudah ketawan oleh Dinda.

"Kamu kenapa, sih?" tanya Dinda. Sedangkan Niko menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Hehehehe, kamu cantik banget, sih," ujar Niko jujur dan langsung membuat Dinda blushing karena mendengar pernyataan Niko tadi. Niko yang melihat Dinda blushing langsung memiliki ide untuk mengoda gadisnya itu.

"Cie, yang pipinya merah," goda Niko sambil tersenyum.

"Apasih kamu, nih," ujar Dinda malu-malu

"Cie cie,"

"Tau ah, ayo buruan kita pergi!" teriak Dinda. Ia sudah keluar karena malu. Niko selalu menggodanya.

                                  💦

Mereka sudah tiba di taman, banyak sekali orang-orang yang berada di sana, dari anak-anak sampai orang tua.

"Nik, aku mau es krim," ujar Dinda sambil menunjukan penjual es krim.

"Iya, ayo," ajak Niko

Mereka berduapun telah sampai pada tempat menjual es krim itu.

"Kamu mau rasa, apa?" tanya Niko

"Rasa vanila aja," jawabnya

"Mas, rasa vanila dua," pesan Niko kepada sang penjual es krim itu.

"Ini dek," ucap mas itu sambil memberika dua buah eskrim rasa vanila kepada Niko.

"Berapa mas?" tanya Niko

"Semuanya, tiga puluh ribu dek." Niko langsung mengeluarkan uang berwarna biru lalu memberikan kepada mas yang berjualan es krim itu.

"Ini, es krim nya," ucap Niko sambil memberikan es krim kepada Dinda sambil berjalan menuju kursi taman yang berada tak jauh dari penjual es krim tadi.

"Makasih," ucap Dinda setelah menerima es krim  dari tangan Niko sambil tersenyum.

Mereka berdua memakan es krim itu, sesekali mereka bercanda dan tertawa bersama-sama. Niko bersyukuk sekarang dia telah menemukan gadis yang mencintainya bukan karena materi. Namun, Dinda menyukainya karena hati.

Dulu Niko sangat-sangat cuek dengan Dinda tapi waktu berjalan dengan cepat sehingga Niko menyadari bahwa ia telah menyukai Dinda dan sekarang Niko sangat bahagia karena sudah mendapatkan pujaan hatinya.

Niko melirik jam tangan nya, tidak menayadari kalo sekarang sudah jam lima sore, tadi mamanya Dinda sudah bilang kalo mereka tidak boleh pulang malam.

"Ayo pulang, udah jam lima, takutnya mama kamu nanti khawatir," usul Niko sambil melirik jam tangan hitam yang melekat pada pergelangan tangannya.

Dinda melirik jam tangannya juga, dia baru sadar kalau sekarang sudah jam lima sore. Untung saja Niko terlebih dahulu menyadarinya kalau tidak bisa habis Dinda dimarahin sama mamanya. Mereka berduapun bangun dan menuju tempat parkiran.

                                *********

"Makasih," ucap Dinda setelah turun dari motonya Niko sambil tersenyum manis ke arah Niko.

"Iya, aku pulang dulu yah," ucap Niko sambil mengacak rambut Dinda.

"Gak mau, mampir dulu?" tanya Dinda sembari memperbaiki rambutnya yang berantakan gara-gara Niko.

"Gak deh, lain kali aja, salam buat mama sama papa kamu ya, aku pulang dulu," pamit Niko setelah menyalakan mesin motornya dan lalu pergi. Dinda bisa melihat Niko yang sudah sampai di rumahnya, karena rumah mereka  berdekatan.

Dinda langsung masuk setelah melihat Niko yang sudah masuk ke dalam rumahnya.

"Gimana, jalan-jalannya?" tanya Shinta.

"Eh mama, seru dong mah," jawab Dinda antusias.

"Kamu mandi gih, mama nyium bau-bau tak sedap ditubuh kamu," ledek Shinta yang membuat Dinda langsung kesal.

"Ihh mama, gak bau kok," ucap Dinda membela dirinya.

"Dinda, bau." Mamanya mulai menggodanya lagi.

"Tau ah, mama mah," gumam Dinda. Dinda langsung ke atas menuju kamarnya.

"Dinda, ke kamar dulu," pamit Dinda.

Dinda sudah berada dalam kamarnya, benar saja kata mamanya tadi bahwa dirinya sudah bau.

Hehehe ternyata mama bener juga, badan gue udah bau, gimana yah Niko tadi ngerasain gak bau badan gue, semoga saja tidak kecium kalo kecium mah malu, batin Dinda





































TBC

Gimana ceritanya?

Tetap baca yah, semoga kalian gak bosan sama  cerita aku, jangan lupa tinggakan jejaknya berupa Vote and komen.

TENTANG KITA (END)✔Where stories live. Discover now