Bagian 44

588 26 0
                                    


Halo semua..
Gimana kabar kalian? Semoga tetap sehat yah. Oh yah, jaga kesehatan kalian, jangan terlalu panik dan jangan terlalu masa bodoh dengan virus ini. Tetap selalu berdoa kepada Tuhan.

           Oke kitaa lanjut aja yah.....
                       Cussssss

"Dinda, bangun!" teriak Shinta dari belakang pintu. Dinda langsung terbangun dari tidurnya. Dinda melirik ke arah jam yang berada di samping tempat tidurnya dan jam sudah menunjukkan pukul 05:10. Dinda tidak sholat, dikarenaka ia sedang berhalangan. Dinda bangun dari kasurdan berjalan keluar kamar menuju dapur.

"Mama, masak apa?" tanya Dinda ketika sudah berada di dapur. Shinta yang sedang memasak menghentikkan kegiatannya dan melihat sang putri yang tengah berada di meja makan tengah melihatnya yang sedang memasak.

"Makanan kesukaan kamu, Sayang!" seru Shinta kemudian melanjutkan kegiatannya kembali sedangkan, Dinda mengangguk mengerti apa yang dikatakan oleh Shinta.

"Kamu balik mandi, gih!" suruh Shinta.

"Iya, Mah." Dinda pun beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju kamar.

●●●●●●●●

SEKOLAH

Dinda berjalan menyusuri koridor sekolah. Di perjalanan, Dinda melihat seorang cowok yang sangat ia kenal sedang bersandar disalah satu kursi dengan ponsel yang berada di tangannya. Dinda berniat untuk menyapa cowok itu.

"Hai," sapa Dinda ketika sudah berada di depan Niko. Ya, itu adalah Niko. Niko mendongakkan kepalanya dan melihat Dinda yang tengah melihatnya dengan tersenyum.

Niko menaikkan salah satu alisnya. Setelah itu kembali dengan kegiatannya tadi dan tanpa memedulikan Dinda yang menyapanya tadi.

Dinda menghela napasnya kasar. "Nih cowok, kemarin cium gue, lah sekarang malah cuek sama gue," batin Dinda.

Karena tidak ada tanggapan dari Niko. Dinda kemudian melanjutkan langkahnya menuju kelas yang tempatnya yang tidak terlalu jauh dari tempat ia berdiri. Dinda masuk ke dalam kelas, dilihatnya Lina dan beberapa teman kelasnya yang sudah datang. Dinda melihat jam yang berada di tangannya, yang sudah menunjukan pukul setengah tujuh pagi.

"Pagi," sapa Dinda. Lina mendongakkan kepalanya kemudian tersenyum ke arah Dinda. Dinda kemudian mendudukkan bokongnya di kursi samping Lina. Menyimpan tasnya di dalam kolom meja. 

"Eh, Din," panggil Lina. Dinda melirik Lina dengan alis terangkat.

"Kenapa?" tanya Dinda.

"Lo, belum cerita yang kemarin lo bilang," ujar Lina. Dinda berusaha memikirkan apa yang dia bilang kemarin pada Lina. Setelah mengingatnya, Dinda kemudian duduk berhadapan dengan Lina. Lina terlihat antusias untuk mendengarkan cerita Dinda.

"Jadi gini, gue kemarin mimpi si Niko .... " Dinda menceritakan semua yang ia alami pada  saat ia memimpikan Niko tanpa terlewatkan satu kata pun. Dinda menceritakan dari awal sampai akhir dan Lina menjadi pendengarnya tanpa memotong ucapan Dinda.

"Jadi, gitu!" seru Dinda setelah menceritakan semuanya. Lina mengangguk mengerti.

"Jadi, lo mimpiin Niko, kok bisa yah Din," ujar Lina.

TENTANG KITA (END)✔Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα