Bagian 07

1.6K 124 10
                                    


Kelakuan Reza, Daniel dan Sandi seperti anak kecil. Mereka membuat kamar Niko seperti kapal pecah, inilah mereka lakukan kalau sedang main ke rumah Niko. Makanan di mana-mana, sepatu di mana-mana.ya ampun

"Bosan nih gue main apa ke gitu," kata Daniel sambil memainkan ponselnya.

"TOD mau gak?" usul Reza

Daniel dan Sandi mengangguk setuju, Tapi raut wajah Niko sangat terlihat tidak bersemangat.

"Lo mau main gak?" tanya daniel

"Gak," jawab Niko. Daniel langsung memasang wajah memelasnya ke arah Niko. Niko yang melihat itu bergidik ngeri.

"Niko, lo kan cowok harus berani dong, masa gini aja lo gak mau main sih, mau gak kalo kita bilang lo cowok cemen?" ucap Daniel

"Hm," ucap Niko. Daniel langsung memeluk Niko

"Najis," ucap Niko sambil melepaskan cekalan tangan Daniel tadi.

"Nik, pulpen, Nik." Heboh Daniel saat dia baru duduk di karpet.

Niko mengambil pulpennya di meja belajar dan memberikannya keDaniel. Daniel langsung menyimpannya di tengah-tengah mereka. Sekarang keempatnya duduk di karpet, menunggu putaran di mulai.

"Siapa yang mau mutar duluan?" tanya Sandi

"Gue," jawab Reza. Dia langsung memutar pulpen itu. Setelah berputar beberapa putaran akhirnya pulpen itu menunjuk ke Niko yang sedang menatap ketiganya dengan tatapan polos, dia sama sekali tidak menyangka bahwa akan mendapat giliran pertama.

"Truth or Dare?" tanya reza

Niko masih diam. Dia bingung harus milih apa. Jika truth, dia takut kalau teman-temannya memberikan pertanyaan yang tidak dia sukai. Namun, jika dia pilih dare dia tidak tau tantangan apa yang diberikan oleh mereka bertiga. Hal ini membuat Niko diam bingung harus milih truth atau dare.

"Nik, pilih apa?" tanya Daniel gemas, karena Niko hanya diam dari tadi.

"Dare," jawab Niko cepat. Mungkin efek terlalu kaget mendengar suara Daniel barusan.

"Oke, lo pilih dare kan? Sekarang lo harus telepon Dinda kalo besok lo berangkat sama dia," kata Daniel sambil tertawa puas

Tatapan mata Niko berubah menjadi datar, dare dari Daniel benar-benar gila. Sekarang dia harus ngapain. Jika dia tidak menelpon Dinda maka ketiga teman-temannya akan bilang kalau dia cowok cemen tapi, kalau dia harus menelpon Dinda maka jatuhlah harga dirinya. Dia bingung sekarang tapi, dia tidak memperlihatkan bahwa dia sekarang sedang bingung karena begini lah Niko dia akan bisa mengendalikan semua emosinya.

"Gue gak punya id line nya Dinda," kata Niko jujur. Daniel tersenyum lalu dia membuka ponselnya lalu menunjukkan ke depan wajah Niko, di ponselnya tertera nama Dinda. Ya, Daniel meminta id line Dinda waktu itu karena urusan untuk belajar matematika. Ketiga teman-temannya tertawa puas.

"Oke, gue akan lakuin apa yang jadi dare gue," kata Niko dingin sambil menatap ketiga teman-temannya itu dengan wajah datarnya.

Akhirnya Niko mencari ponselnya untuk menyalin id line Dinda. Niko menghela napasnya perlahan karena baru kali ini dia menelpon cewek yang bahkan baru dia kenal, dia pun menekan tombol yang dikhususkan untuk freecall.

Beberapa detik setalah Niko melakukan freecall, Dinda pun menjawabnya.

"Halo,ini siapa ya?" tanya Dinda

"Gue Niko, masih ingat?" kata Niko. Cewek itu terdiam beberapa lama lalu Niko melanjutkan keintinya dia menelpon Dinda.

"Besok gue jemput lo, lo kirim alamat rumah lo, ini id line gue kalo lo mau save, save aja." kata Niko. Sebelum ada suara dari seberang sana Niko langsung mematikan sepihak.

"Puas?" tanya niko.

Ketiganya hanya tertawa puas. Mereka bahkan tidak yakin kalau Niko seberani ini, setahu teman-temannya Niko baru kali ini menelpon cewek.

Untuk membalas dendam Niko karena dare tadi. Dia menjadi lebih semangat dalam permainan ini padahal sebelumnya dia paling malas untuk bermain. Niko memulai memutarkan pulpennya dan sekarang pulpen itu
Menunjuk ke arah Daniel.

Ini saatnya balas dendam dan Daniel yang kena imbas balas dendam Niko. Jangan salahkan Niko, salahkan pulpen kenapa dia berhenti tepat di depan daniel.

"Truth or dare?" tanya niko

"Karena gue laki-laki sejati gue pilih......truth," jawab daniel sambil memasang muka polosnya.

Dia memang gak asik, dari dulu juga nih anak gak pernah asik.

"Lo pernah ciuman sama siapa?" tanya Niko.

Raut wajah Daniel menegang dan tidak bersahabat. Masalahnya jika Daniel memberitahu sahabat-sahabatnya maka aibnya akan terbongkar.

"Bisa ganti?" tanya Daniel. Niko langsung menggeleng cepat.

"Gak boleh," jawab Niko

"Katanya tadi lo laki-laki sejati kok ini gak jujur," sindir Reza. Daniel langsung memasang wajah memelasnya.

"Iya iya gue jawab, hmmm, gue pernah ciuman sama kaka kelas namanya Diana, dia mantan gue," kata Daniel. Ketiga sahabatnya langsung mengangguk dan beroh ria.

"Lanjut," ucap Reza,mereka pun mengangguk.

Daniel pun memutarkan pulpen nya dan setelah pulpen itu berputar beberapa detik pulpen itu pun berhentidi depan sandi.

"Oke,Truth or Dare?" Tanya daniel

"Dare aja."

Daniel memikirkan dare apa yang akan dia berikan kepada reza.

"Cepat lah,lo lama banget." Ucap reza kepada daniel

"Gue mikir dulu dong nyet."

Setelah memikirkan dare yang akan dia berikan kepada reza akhirnya dia menemukan dare yang luar biasa menurutnya.

"Oke,dare lo adalaha,lo harus makan cabe sepuluh buah." Ucap daniel sambil tersenyum sinis

"Daniel lo gila?hah!." Ucap reza dengan wajah yang ketakutan.

"Bilang aja lo takut kan? Sama cabe?" Ucap daniel

"Lo udah tau kan,kalo gue pobia sama cabe?"

"Iya gue tau,ayolah reza lo kan pilih dare tadi masa iya lo harus mundur." Ucap daniel,reza ketakutan sedangkan niko dan sandi sedari tadi hanya menahan ketawa mereka.

"Ya ampun daniel lo kok tega sih." Ucap reza memasang wajah memelasnya.

"Ayo cepat lo makan cabe yang ada di kulkas itu."

Reza pun menyerah,dia langsung menyuruh daniel mengambil cabe yang berada dalam kulkas itu.

"Nih makan."

"Iya iya gue makan."

Reza pun mulai memakan cabe itu,muka nya sudah berubah menjadi merah.

Ketiga teman-temannya langsung tertawa karena melihatnya

"Hahahahahahah."

"Daniel monyetttttt,gue kepedasan." Teriak reza

********
Vommennya guys,terima kasih sudah memberikan saran terhadap cerita saya dan telah memberika votenya...Semoga kalian tidak bosan dengan cerita saya.

TENTANG KITA (END)✔Where stories live. Discover now