Sebenarnya Siapa yang dia Cari?

2.9K 233 14
                                    

With You Until Jannah"

🕊🕊

Fisya meraih handponenya. Ia mengerutkan kening. "Nomor siapa ini?" tanyanya bingung, tidak lama kemudian Fisya menggeser tombol hijau untuk mengangkat panggilan.

"Hallo, assalamu'alaikum," ucap Fisya.

...

"Dengan siapa ini?"

...

"Oh, Mbak Amanda."

...

"Ehiya nggak pa-pa kok Mbak, santai aja."

...

"Nggak kok, nggak. Mbak nggak ganggu." Fisya terkekeh kecil sembari melirik suaminya.

...

"Bisa, Mbak. Mbak datang aja ke kampus aku, nanti aku whatsApp-in alamatnya, ya?"

...

"Iyah."

...

"Oke Mbak, wa'alaikumussalam."

Fisya memutus sambungan telponnya setelah mengucap salam. Kemudian ia berjalan menghampiri suaminya yang tengah duduk di atas kasur.

"Siapa?" tanya Rafan.

"Temen."

"Temen yang mana?"

"Yang tadi aku anterin ke hotel kamu," jawab Fisya, lalu ia mendekat pada Rafan.

"Aku mau tidur ... udah ngantuk," lanjutnya berucap.

"Yaudah tidur aja."

"Nggak pa-pa, 'kan Mas?"

Rafan mengangguk. "Asiikk makasih Mas." Fisya kesenengan, kok suaminya gak minta lagi ya?

**

Jadwal kampus Fisya hari ini pagi. Jam tujuh pagi ia sudah siap-siap untuk berangkat.

Fisya melangkahkan kakinya menuju ruang makan. Ia menyapa bi Ijah dengan hangatnya. "Selamat pagi Bi, ada yang perlu aku bantu?"

Bi ijah tersenyum mendengar sapaan Fisya. "Ari Non tèh kumaha? Ya nggak perlu dibantu atuh, ini 'kan tugas Bibi," Bi Ijah menjawab dengan sedikit logat bahasa sundanya.

"Iyah nggak pa-pa Bi, malahan aku seneng kok bisa bantuin Bibi masak, itung-itung belajar juga."

"Yasudah atuh, tapi ini tèh masih pagi. Jadi Bibi cuma bakar roti tawar aja, semuanya sudah Bibi siapkan di meja makan," kata bi Ijah Fisya mengangguk kecil.

"Ohiya Non, Bibi udah dapet orang buat kerja jadi tukang kebun. Tapi beliau sodara Bibi yang dari kampung, nggak pa-pa 'kan?" Bi ijah memberi tahu. Memang waktu itu Fisya meminta bi Ijah untuk mencari orang yang mau bekerja jadi tukang kebun di rumahnya.

"Nggak pa-pa kok, Bi. Yang penting  kerjanya jujur, terus bisa ngurusin tanaman bunga aku."

"Pasti itu mah Non, tenang aja, soalnya di kampung juga sodara Bibi ini udah biasa sama tanaman."

Fisya mengangguk paham. "Yaudah kalau gitu aku pergi dulu ya Bi."

Kemudian Fisya berlalu pergi setelah mendapat jawaban dari bi Ijah.

With You Until Jannah √ || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang