Teman baru

3.3K 296 19
                                    

"Bagaimana caranya agar aku bisa bertemu denganmu? Harus dengan cara berjalan atau berlari? Atau aku harus terus bersabar dalam menunggu kehadiranmu?

Maaf kurasa aku sudah lelah dengan penantian lama ini. Kini azinkan aku untuk mencarimu."

"With You Until Jannah"

🕊🕊

"Maafkan aku Mas!"

Repleks Fisya langsung mengucapkan kata itu. Jantungnya berdetak dengan sangat cepat. Tubuhnya berkeringat dingin.

Fisya merasa sangat takut. Bagaimana dengan keadaan orang yang ia tabrak? Apa orang itu selamat atau bagaimana? Duh ini semakin membuat dirinya deg-degan.

Tapi tunggu! Fisya merasa bahwa mobilnya tidak menggores atau menyentuh sesuatu. Baiklah Fisya akan memastikan.

Fisya berusaha menormalkan kembali detak jantungnya. Setelah itu turun dari mobilnya untuk mengecek langsung keadaan orang itu.

Ia berjalan dengan hati-hati. Kini di depan matanya terlihat seorang wanita berhijab tengah berjongkok, sembari tertunduk di depan mobilnya dengan kedua telapak tangan yang menutupi telinga.

Fisya merasa bersyukur ternyata ia tidak menabrak apa-apa.

"Mbak ..., " panggil Fisya hati-hati.

Orang itu tidak menyahut.

"Mbak ...," Fisya kembali memanggilnya sembari menepuk pelan bahu wanita itu.

"Astagfirullah!"

Wanita berhijab itu langsung bangun dari posisinya sembari mengucapkan istigfar beberapa kali.

"Mbak nggak pa-pa?" Terdengar suara Fisya yang tengah khawatir.

"Alhamdulillah saya tidak p-apa," Wanita itu menjawab dengan nada bicaranya seperti masih shock.

"Maaf Mbak, saya tidak sengaja tadi," sesal Fisya berucap.

Wanita itu membalas, "Nggak pa-pa, seharusnya saya yang meminta maaf, karena waktu ingin menyebrang tadi, saya tidak lihat-lihat dulu." Kini nada bicaranya lebih santai tidak se-shock tadi.

Fisya mengangguk sembari tersenyum. Dirinya tidak mempunyai salah apa-apa. Toh sudah dibilang 'kan? Fisya bawa mobilnya hati-hati, kok.

"Sekali lagi saya yang minta maaf Mbak, saya yang sudah toledor tadi." Wanita itu merasa tidak enak.

"Nggak pa-pa kok," balas Fisya dengan senyum teduhnya.

Tangan Fisya meraih koper yang tergeletak di sisi jalan, kemudian ia menyerahkan pada wanita itu.

"Ini punya Mbak?"

"Ah iya ini punya saya, terimakasih."

Melihat orang ini membawa koper yang lumayan cukup besar, Fisya berinisiatif ingin bertanya. "Siapa tau orang ini butuh bantuan," bisik hatinya.

"Emm ... maaf sebelumnya, Mbak mau kemana? Kenapa harus membawa koper? Siapa tau saya bisa bantu."

"Saya sedang mencari hotel untuk menginap beberapa hari, tapi saya tidak tahu tempatnya, karena saya ini pendatang."

With You Until Jannah √ || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang