Nasehat

4.3K 519 29
                                    

"Sahabat itu yang ketika engkau salah bersedia menasehati, bukan serta merta membiarkan atau membenarkanmu. Mereka adalah aset Akhiratmu yang kelak akan saling mencari keberadaan masing-masing ketika tak bersamamu menuju pintu Surga." (Kalam dari AlHabib Ali Abdurrahman AlHabsyi)

"With You Until Jannah"

🕊🕊

Jam tujuh pagi Fisya sudah duduk di kursi ruangan kampusnya. Jam pelajaran dosen akan dimulai empat puluh lima menit lagi ke depan. Gadis ini sedang melamun hingga sahabatnya datang dan mengucapkan salam pun dihiraukan.

"Fisya," Restia memanggil, Fisya tidak menyahut.

Sudah dua kali memanggil Fisya masih belum menyahut.

"Fisya," panggilnya lagi sambil menepuk bahu Fisya.

"Eh! Iyah Res ada apa? Lo ngagetin aja!" Fisya sedikit terkejut.

"Kamu kenapa?" tanyanya. "Kok dari tadi ngelamun, aku ngucapin salam juga gak dijawab! Kamu tau 'kan kalau menjawab salam itu wajib!"

"Iya-iya tau kok. Bawel lo! Wa'alaikumussalam."

"Udah telat! Lagian lo kenapa ngelamun sih? Tumben juga pagi-pagi udah ada di kelas. Biasanya juga siang."

"Nggak pa-pa!"

"Lo ada masalah?" tanyanya lagi. "Cerita aja sama gue siapa tau gue bisa bantu?"

"Gue lagi kecewa."

Mendengar jawaban Fisya, Restia menatap bingung. "Hah? Kecewa kenapa?"

"Gue kecewa sama Farel. Dia selingkuhin gue!"

"Ya, terus?" balas Restia sesantai mungkin.

"Kok lo malah nanya gitu sih? Nggak asik ah, lo nggak ngertiin perasaan gue!"

"Ya, bukannya gitu, Sya. Lagian ya si Farel itu tampangnya udah kek playboy gitu masih aja lo mau sama dia! Nah gini 'kan akhirnya? Diselingkuhin!"

"Kok lo ngomongnya gitu sih? Lo 'kan tau gue pacaran sama dia bukan sebulan dua bulan alias udah lama!"

"Iyah juga sih." Jeda beberapa detik. "Ah tapi tetap aja dia itu playboy!"

Restia tetap dengan opininya. Fisya diam tidak merespon.

"Udah lah, Sya. Jangan terlalu dipikiran," sambung lagi Restia berucap. "Sedih gue liat lo kayak gini. Percaya deh sama gue lo 'kan baik. Jadi gue yakin kalau Allah pasti ngasih lo pasangan yang baik pula."

Fisya tersenyum masam. "Yakin, Allah akan ngasih gue pasangan yang baik?"

Restia menatap bingung setelah mendengar ucapan itu. "Kenapa nggak?"

Fisya diam. Bukan, bukan itu yang Fisya maksudkan, banyak orang bilang kalau jodoh adalah cerminan diri sendiri. Namun, sebagian orang berpikir, tidak ingin yang cerminan diri, tapi ingin yang saling melengkapi. Bukankah ini lebih baik?

Namun kata Nabi 'Uffu ta'iffu nisa ukum. Jaga diri kalian maka istri kalian akan menjaga dirinya untuk kalian.'
Sebab pada dasarnya dalam firman Allah 'attoyyibin lit toyyibaat artinya orang-orang yang baik itu bertemunya dengan yang baik.

Fisya menarik nafas kemudian menghembuskannya secara perlahan.

"Lo tau nggak? Papah sama Mamah itu mau jodohin gue sama anak temen bisnisnya Papah." Cerita Fisya. "Nah menurut lo gue harus gimana? Jujur gue itu nggak mau dijodohin! Gue itu cintanya sama Farel! Gue bahagianya sama dia!" Fisya berucap penuh penekanan.

With You Until Jannah √ || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang