20. KESALAHAN

10.4K 1K 19
                                    

20. KESALAHAN

Prasasti seketika tersadar dari pingsannya saat wajahnya tiba-tiba disiram segelas air oleh Gulzar. Prasasti terbatuk karena air yang disiram ke wajahnya ada yang masuk ke dalam lubang hidungnya. Pandangan yang di tangkap oleh kedua mata Prasasti yang semula kabur perlahan menjadi jelas. Tapi, kepala Prasasti masih terasa sangat pusing. Di hadapannya terdapat Gulzar yang bagi Prasasti sudah tidak asing lagi. Lalu ada beberapa orang juga yang belum familiar di pengelihatan Prasasti. Tempat yang disinggahi Prasasti saat ini juga tampak asing.

“Zar, lo yakin cewek ini tahu sesuatu tentang Ascargo?” tanya Manuel meragukan.

“Kalau Ascargo sendiri aja udah jadiin cewek ini sebagai mata-mata mereka. Pasti cewek ini tau banyak informasi,” balas Gulzar sangat yakin jika Prasasti juga bagian dari Ascargo dan mengetahui banyak hal.

Gulzar tiba-tiba mencengkram kedua pipi Prasasti dengan satu tangannya. Memaksa wajah Prasasti untuk menatap ke arahnya. Cengkraman tangan Gulzar terlalu kuat, rasa perih dan nyeri di kedua pipi Prasasti mulai terasa. Namun dengan tangan dan kaki terikat, Prasasti tidak bisa berbuat apa-apa.

“Gue bisa bersikap baik sama lo. Asal lo mau kasih tau semua informasi tentang Ascargo yang lo tau,” ujar Gulzar lalu melepaskan cengkramannya begitu saja. Membiarkan Prasasti untuk berbicara.

“Gue sama sekali nggak tau apapun soal Ascargo,” jawab Prasasti, jujur.

Gulzar memberikan tamparan keras tepat di pipi kanan Prasasti. Menganggap Prasasti sudah berbohong. Prasasti meringis sakit, rasa panas dan perih menjalar secara cepat di pipi kanan Prasasti.

“Dengerin gue baik-baik! Sekali lagi lo bohong sama gue. Gue gak akan kasih lo ampun!” peringat Gulzar tampak tidak main-main.

“Gue beneran gak bohong! Gue nggak tau apapun soal Ascargo. Lo tanya ke gue sampai ratusan kali pun, jawaban gue tetep sama,” ujar Prasasti.

“Terus kenapa lo bocorin rencana gue ke anak-anak Ascargo?! Itu sama aja lo udah ikut campur urusan gue!” balas Gulzar. Masih merasa dendam dengan ulah Prasasti yang telah membocorkan rencana besarnya pada Ascargo. Padahal Gulzar sangat yakin, rencananya itu sudah disusun dengan sangat rapi dan memiliki potensi besar akan berhasil. Tetapi semua lantas gagal akibat perbuatan Prasasti.

“Itu karena lo mau jebak Ascargo!” ucap Prasasti.

“Kenapa lo harus peduli, gue pake jebakan atau gak? Apa karena ada orang di dalam Ascargo yang lo coba lindungin?” tanya Gulzar.

“Biar gue tebak, orang itu pasti Aarav?” tebak Gulzar seraya tersenyum puas melihat raut muka Prasasti yang terkejut.

Gulzar menebak Aarav karena informasi yang dia dapat dari orang suruhannya untuk mengawasi Prasasti melapor jika beberapa kali menangkap kedekatan Prasasti bersama Aarav. Ini artinya Gulzar seakan-akan berhasil menembak dua burung dengan satu anak panah. Satu sisi Gulzar berhasil menangkap pelaku penyebab rencananya gagal. Sisi lainnya, Gulzar juga menangkap kelemahan Aarav. Dengan ini Gulzar yakin Aarav pasti akan datang untuk menyelamatkan Prasasti.

“Setelah sekian lama gue coba cari tahu apa kelemahan Aarav. Akhirnya sekarang gue tahu kelemahannya,” ujar Gulzar. Mengingat sebelumnya tidak pernah terdengar kabar mengenai hubungan Aarav dengan perempuan manapun.

“Lepasin gue!” pinta Prasasti sembari berusaha melepaskan diri dari ikatan tali di tangan dan kakinya. Bukannya terlepas dari ikatan, tangan dan kaki Prasasti justru memerah dan panas akibat tali yang mengikatnya.

Aarav's (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang