19. KEHILANGAN

11.3K 1.1K 51
                                    

19. KEHILANGAN

“Sayang banget lo berdua kemarin gak dateng ke pesta ulang tahunnya Gretha. Padahal kemarin ada kejadian menggemparkan,” ujar Yasa pada Charles dan Alzam. Ketiganya tengah berada koridor sekolah. Sembari menunggu kedatangan Aarav dan Cakra. Hari ini seluruh guru di sekolah akan mengadakan rapat. Tentunya, tidak akan ada jam pelajaran. Maka dari itu Aarav ingin mengadakan rapat besar seluruh anggota Ascargo di markas nanti siang. Rapat besar Ascargo selalu rutin di laksanakan sekali dalam setiap bulannya. Mulai dari membahas masalah apa yang terjadi dalam satu bulan itu. Mengecek tiap-tiap anggota Ascargo dengan kemungkinan pelanggaran yang telah dilakukan.

“Masalah tentang bokapnya Prasasti yang udah bunuh nyokapnya Gretha?” tebak Charles.

“Lo tau darimana?” bingung Yasa. Belum juga ia bercerita pada Charles.

“Kemarin di grub Line sekolah rame banget pada bahas masalah ini,” jawab Charles.

Berita tentang masalah ayah Prasasti dengan keluarga Gretha bagai api yang dengan cepat menjalar ke setiap murid atau bahkan guru-guru di SMA Kalingga. Saat ini masalah itu bahkan menjadi topik hangat yang tengah dibicarakan oleh warga SMA Kalingga. Beberapa dari mereka mulai menghujat ataupun berpikiran buruk tentang Prasasti.

“Emang plot twist banget. Gak nyangka gue kalau bokap Prasasti bisa sekeji itu. Padahal anaknya baik-baik aja,” ucap Yasa.

“Tapi, gue nggak setuju sama pendapat anak-anak lain yang mikir kalau Prasasti juga salah. Jelas-jelas itu kelakuan bokapnya. Bukan dia,” ujar Charles. Mengingat di dalam grub Line sekolah banyak anak-anak yang memberikan komentar buruk tentang Prasasti. Sampai menuduh Prasasti juga ikut terlibat dalam pembunuhan itu.

“Orang bodoh yang berpikiran sempit pasti cuma memandang masalah dari satu sudut pandang aja. Opini mereka juga gampang digiring,” cetus Alzam setelah diam cukup lama.

Charles baru teringat sesuatu. Ketika tadi berangkat ke sekolah bersama dengan Aurora. Ada yang Aurora titipkan untuk Alzam. Charles membuka ritsleting tasnya, mengambil kotak makan dari Aurora tadi. Charles sendiri sudah tahu apa isi kotak makan itu. Sebuah kue brownis coklat yang dibuat oleh Aurora sendiri, khusus untuk Alzam.

“Zam, kue brownis dari Aurora,” ucap Charles seraya menyerahkan kotak makan pada Alzam.

“Buat lo aja,” balas Alzam, menolaknya.

Charles berdecak. “Ck! Kalau Aurora tau gue yang makan brownis-nya. Bisa-bisa dia marah ke gue.”

“Yaelah, Zam! Apa susahnya lo terima pemberian Aurora. Cuma terima pemberiannya juga gak berarti lo suka sama Aurora,” ujar Yasa.

Memang sekadar menerima pemberian dari Aurora bukan berarti Alzam menyukai gadis itu. Tetapi, Alzam kenal dengan sifat Aurora yang mudah mengambil kesimpulan. Aurora pasti akan berpikir Alzam mulai luluh atau memberi harapan pada gadis itu jika Alzam menerima pemberiannya.

“Udah lah Zam ambil aja.” Charles meraih tangan Alzam lalu memberikan kotak makan itu di tangan Alzam. Tidak ada penolakan lagi dari Alzam.

“Gue kenal Aurora, dia pinter bikin kue brownis. Gue jamin lo nggak bakal nyesel makan kue brownis buatannya,” ujar Charles sangat yakin.

“Widihhh! Dapet apa tuh dari Aurora?” tanya Cakra yang baru saja tiba bersama Aarav.

“Lo tanya-tanya gini pasti ada niat mau minta,” tuduh Yasa, sangat hafal dengan karakter Cakra.

“Yakan si Alzam biasanya kagak mau. Daripada mubazir gue selalu sukarela menerima,” balas Cakra.

“Kali ini Alzam gak nolak pemberian Aurora. Jadi lo gak bisa minta,” cetus Charles pada Cakra.

Aarav's (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang