14. BANTUAN PRASASTI & CHASEN?

13.6K 1.3K 95
                                    

14. BANTUAN PRASASTI & CHASEN?

Tanah merah yang setengah basah akibat rintik kecil hujan membuat jejak tapak kaki dari 6 orang yang mengunjungi tempat peristirahatan terakhir itu mudah tercetak. Suara burung berkicau dan tetesan hujan menjadi irama pengiring kesunyian di tempat itu.

Aarav, Alzam, Charles, Cakra, Yasa, dan Aurora saat ini berada di tempat yang sama yaitu sebuah pemakaman umum.

Ini adalah hari kamis, hari di mana mereka berenam sudah memiliki janji untuk menjenguk seseorang yang sekarang telah tidur tenang di sisi Tuhan.

Charles menatap gundukan tanah merah di hadapannya. Ada bunga-bunga segar di atas gundukan tanah itu. Pasti orang tuanya sudah lebih dulu mengunjungi tempat ini.

Chasen Peter Cleon, nama yang terukir pada batu nisan itu. Chasen, saudara kembar dari Charles.

“Gue jadi keinget, setiap habis sholat jum'at Chasen pasti ngajak gue nyari nasi padang,” kata Cakra mengingat kenangan indah yang pernah dia alami bersama Chasen.

“Dia orang yang berjasa buat Ascargo,” ucap Aarav ketika mengingat pengorbanan besar yang sudah dilakukan oleh Chasan satu tahun lalu.

“Chas, padahal gue belum kenalin lo sama cewek cakep kenalan gue,” ujar Yasa.

“Seneng lo Chas, di surga lo bisa dapet banyak nasi padang semau lo,” kata Cakra.

“Kasian si Alzam sekarang gak ada temen sholat dhuha lagi. Padahal dulu Chasan paling rajin juga sholat dhuha-nya,” ujar Yasa sembari menoleh pada Alzam yang sedang membaca surat yasin.

Melihat Charles hanya diam dengan tatapan kosong yang mengarah pada makam saudara kembarnya. Aurora lantas mendekati Charles, di sentuhnya bahu kanan Charles sehingga laki-laki itu tersadar kehadiran Aurora di dekatnya.

“Jangan dipendam, lo bisa nangis di sini,” ujar Aurora pada Charles.

Tanpa aba-aba Charles langsung memeluk Aurora bersamaan dengan tangisnya yang pecah. Aurora tanpa diminta membalas pelukan Charles sembari mengusap pelan punggung cowok itu. Charles meluapkan semua kesedihannya dalam pelukan Aurora.

“Gue bodoh, Ra! Gue gak bisa nolongin kembaran gue sendiri!” ucap Charles di iringi tangisannya dalam pelukan Aurora.

“Enggak, lo sama sekali nggak bodoh, Char. Kalau Tuhan udah atur semuanya lo yang cuma manusia biasa bisa apa?” tanya Aurora mencoba menenangkan Charles.

“Gue udah selesai baca yasin. Bisa kita pergi?” tanya Alzam seraya menatap datar ke arah Aurora dan Charles.

****

“Berapa orang yang bisa ikut?” tanya Aarav.

Ketika murid-murid lain sudah bergegas pulang ke rumah atau pergi ke tempat lain. Aarav bersama anggota Ascargo lainnya sedang melakukan perkumpulan untuk mempersiapkan diri menerima tantangan dari Agriose.

“Cuma ada 30 anak. Lo yakin segini cukup?” tanya Yasa meragukan.

“Lebih dari cukup,” jawab Aarav. Bahkan jika Aarav sendiri yang maju juga mampu.

“Kita gak perlu minta bantuan dari anak-anak DRAX87?” tanya Cakra.

DRAX87 merupakan sekutu dari Ascargo yang sudah terjalin sejak lama. Soal kekuatan, DRAX87 tidak perlu diragukan lagi. Meskipun DRAX87 memiliki anggota yang sedikit yaitu hanya 87 anak. 87 anak itu dipilih dari anak keluarga konglomerat dan keluarga mereka yang memiliki pengaruh cukup besar di masyarakat.

“Gue gak mau Ascargo selalu bergantung sama DRAX87 atau geng lainnya. Kita bisa berdiri sendiri,” ujar Aarav.

“Gulzar minta kita kumpul di gang dekat warung burjo 45,” kata Alzam memberitahu semua temannya.

Aarav's (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang