TENGGELAM🌷

10.4K 552 36
                                    

BEDA.

Dulu, kita saling bertukar canda. Membuktikan kita saling cinta.
Berjalan bersama, lalu bertukar cerita. Menghabiskan waktu berdua tanpa memikirkan dunia.
Hingga hari itu tiba.
Dia datang diantara kita.
Kamu mulai berbeda.
Denganku tak lagi bahagia.
Semua ku jalani dengan rasa hampa.
Membiarkan dirimu dengan dia.
Berusaha agar bisa.
Namun kasih, aku tetap tak rela.

–UNTUK AZKA

-Maapin author yang gabut bikin puisi itu ya-

-Jangan jadi silent readers yaa-

-Spam next biar cepet up

********

Bulan purnama menghiasi sang malam. Dan tak lupa bintang bertambur indah di sekelilingnya. Angin berhembus hingga terasa di setiap inchi kulit.

Indah. Satu kata yang selalu terlontar dari seorang gadis yang sedang menikmati coklat panasnya sembari menatap langit dari depan tendanya. Tak memperdulikan kawan lain yang sudah menuju alam mimpinya. Matanya masih enggan terpejam. Hanya mau menantap langit malam dengan di temani angin yang membuat badan sedikit merenggut kedinginan.

Tepukan di pundaknya mengalihkan atensinya. Ditatapnya laki-laki yang baru saja menjatuhkan bokong disampingnya. Menatap mata indah kesayangannya. Sebuah senyum terukir dari dua orang tersebut.

"Kakak belum tidur?" sedangkan yang ditanya hanya menggeleng.

"Belum ngantuk," lalu setelah itu kedua kembali mendongak menatap langit. Menciptakan keheningan diantara mereka.

"Pasti ada bunda disana ya kak?" celetuknya tiba-tiba.

Entah mengapa, ia teringat mendiang bundanya yang belum sempat ia tatap. Hari kelahirannya, justru menjadi hari sang bunda untuk meninggalkan dunia. Ada nyeri di dada. Ingin menangis tapi itu semua hanya sia-sia. Malaikatnya tak akan kembali.

Laki-laki itu tak tau harus berbuat apa untuk mengurangi rasa rindu gadis dihadapannya. Yang bisa ia lakukan adalah hanya menjadi senderan gadis itu. Dengan perlahan laki-laki tersebut menyenderkan kepala sang gadis di dadanya yang bidang. Menyalurkan rasa sayang yang teramat besar.

"Aku kangen bunda. Aku pengen di peluk bunda, kak," runtuh sudah pertahanan yang sedari tadi ia bangun.

"Aku pengen bunda disini. Aku mau tau gimana rasa nya disayang bunda. Pasti kakak seneng kan waktu ibu peluk kakak?" Azka tak bisa menjawab. Ia hanya bisa mengeratkan pelukannya. Mencoba memberi kekuatan.

"Kenapa perpisahan itu harus ada kak?" tanyanya sembari menatap lekat mata Azka.

Azka menarik nafasnya sebelum menjawab.

"Tuhan menciptakan perpisahan agar manusia ingat seberapa penting pertemuan dan kebersamaan. Tanpa perpisahan, dua hal tersebut ngga bermakna." Aleeta tersenyum mendengar kalimat yang menenangkan hatinya.

"Makasih kak. Aku mohon jangan pergi." setelah itu dua manusia tersebut berhambur saling memeluk untuk menyalurkan rasanya masing-masing.

UNTUK AZKA [SUDAH DIBUKUKAN]Where stories live. Discover now