Chapter 34. Insiden

53.6K 1.2K 22
                                    

Pagi ini Avram tidak memasang wajah cemberutnya, karena setelah bangun tidur tadi. Avram, dan Navya melakukan hubungan suami istri di pagi hari.

Navya melakukannya agar Avram tidak merasa diabaikan, apalagi hari-hari Navya selalu terfokus pada Bella. Maka dari itu Navya tidak ingin Avram merasa tidak diperhatikan, dan tidak ingin juga membuat Avram merasa cemburu.

"Sayang aku berangkat ke kantor dulu ya." Pamit Avram.

"Iya, kamu hati-hati ya."

"Iya, kamu hati-hati juga sama Bella. Jaga diri baik-baik, kalau ada apa-apa kamu langsung hubungi aku ya." Pesan Avram.

"Iya sayang," jawab Navya gemas.

Avram mencium bibir Navya cepat, lalu dia pergi dari hadapan istrinya untuk segera pergi ke kantornya.

Setelah Avram pergi ke kantor, Navya masuk ke dalam kamarnya. Dia menggendong Bella yang baru saja bangun dari tidurnya, Navya membawa Bella keluar ke taman yang ada di halaman belakang rumahnya. Sebelum sampai di taman, Navya terlebih dahulu menyuruh pembantunya membuatkan minum untuknya.

Navya mengajak Bella duduk di bangku taman, bayi berusia 6 bulan itu terlihat senang diajak menikmati mentari pagi bersama ibunya.

"Permisi nyonya, ini minumannya." Ujar bi Nina yang datang membawa minumannya.

"Terimakasih bi Nina."

"Iya nya, saya permisi."

Navya kembali menikmati sinar matahari yang masih hangat, dan sehat di pagi hari ini. Dia juga menikmati minuman ya dibuatkan oleh bi Nina.

Tapi saat melihat ke sudut halaman belakang rumahnya, Navya melihat seseorang yang mencurigakan. Orang itu memakai pakaian serba hitam, dan terlihat sedang mengawasi Navya juga Bella.

"Siapa di sana?!" Seru Navya, memastikan kalau penglihatannya itu tidak salah.

Navya membelalakkan matanya saat orang itu memperlihatkan senjata tajam pada Navya, Navya segera beranjak dari taman dan berniat masuk ke dalam. Tapi orang itu berhasil melempar belati, dan tepat mengenai kaki Navya.

"Akkh!" Jerit Navya.

Navya terjatuh, tapi untungnya dia bisa menahan Bella agar tetap berada dalam gendongannya. Navya segera berteriak, agar bi Nina, pak Anto, dan pak Udin datang untuk menolongnya.

"Astaga nyonya!" Seru bi Nina yang melihat Navya yang terduduk di tanah.

Bukan hanya bi Nina yang datang, tapi pak Anto dan pak Udin juga datang karena mendengar jeritan Navya. Bi Nina segera mengambil Bella dari gendongan Navya, karena Navya terlihat kesusahan dan juga Bella yang menangis kencang.

Sedangkan Navya dibantu oleh pak Udin dan pak Anto untuk dibawa ke kamarnya, sesampainya di kamar. Navya segera berbaring di ranjang, dan meminta Bella dari bi Nina.

"Kenapa bisa begini nyonya?" Tany bi Nina khawatir.

"Saya tidak tahu bi, saya melihat seseorang berpakaian serba hitam yang sedang mengawasi saya dan juga Bella. Saat saya ingin masuk tiba-tiba saja kaki saya terasa keram dan sakit." Ucap Navya memberikan penjelasan.

"Gimana tidak sakit nyonya, orang belatinya menancap di kaki bagian bawah nyonya." Ujar bi Nina.

"Belati?" Tanya Navya memastikan.

"Iya nyonya, belatinya sudah pak Anto dan pak Udin amankan." Ujar bi Nina.

"Kalau gitu tolong panggilkan dokter, dan beri kabar Avram ya bi." Pesan Navya.

"Baik nyonya."

Bi Nina, pak Udin, dan pak Anto segera keluar dari kamar Navya. Sedangkan Navya masih sedikit shock atas kejadian tadi, walau begitu Navya bersyukur karena Bella baik-baik saja.

"Untung kamu baik-baik saja sayang, mama khawatir sama kamu." Ucap Navya.

Dia mencium Bella dengan sayang, dan sesekali Navya meringis merasakan kakinya yang sakit dan panas.

≠≠≠≠

Avram baru saja masuk ke dalam ruangan meeting, dia akan melakukan pertemuan dengan salah satu pemilik perusahaan besar yang ada di luar negeri. Avram adalah tipe orang yang akan meninggalkan ponselnya kalau sedang ada meeting penting, jadi Avram tidak tahu jika sejak tadi bi nina terus menghubunginya.

2 jam Avram baru selesai mengadakan pertemuan dengan rekan bisnisnya, dia langsung mengecek ponselnya untuk memeriksa email dari sekertaris nya.

Tapi Avram malah mendapati panggilan berkali-kali, dan pesan yang cukup banyak. Avram membaca salah satu pesan itu, dan dia sedikit terkejut saat bi Nina memberitahukan kalau Navya terluka.

Avram langsung memberitahu sekertaris nya, agar membatalkan semua jadwal hari ini. Setelah itu Avram segera mengendarai mobilnya menuju rumahnya, Avram sangat khawatir dengan keadaan Navya. Avram berharap istri dan anaknya baik-baik saja, dan tidak ada hal buruk yang menimpa keduanya.

Untung saja jalanan tidak macet, jadi Avram bisa lebih cepat sampai di rumahnya. Avram segera turun dari mobilnya, dan berlari memasuki rumahnya.

"Bi, istri saya di mana?" Tanya Avram khawatir.

"Nyonya di kamarnya, tuan." Ucap bi Nina.

Lagi-lagi Avram berlari menaiki lantai dua rumahnya, saat masuk ke dalam kamarnya. Dia melihat Navya yang sedang duduk di atas ranjang, sedangkan Bella sudah tertidur di box bayinya.

"Avram." Ujar Navya terkejut karena Avram yang tiba-tiba membuka pintu dengan kasar.

"Kamu kenapa sayang?!" Tanya Avram sangat khawatir.

"Aku tidak apa-apa, hanya saja kakiku terkena belati." Ucap Navya menunjukkan kakinya yang di perban.

"Astaga! Ini yang kamu bilang tidak apa-apa?! Ini kenapa bisa terjadi sama kamu?!" Seru Avram memegang kaki Navya.

"Ada seseorang yang mengawasi aku dan Bella dihalaman belakang, dia memakai pakaian serba hitam. Lalu dia menunjukkan senjata tajam padaku, saat aku melihatnya aku merasa takut. Aku berniat masuk ke dalam, tapi dia lebih cepat melempar belati tepat di kakiku." Ucap Navya memberikan penjelasan pada Avram.

"Tapi kamu dan Bella baik-baik saja kan?"

"Iya aku baik-baik saja." Ujar Navya.

Avram langsung memeluk Navya, dia mencium bibir Navya berkali-kali. Avram khawatir dengan istrinya, tapi untungnya Navya kuat dan tidak menangis.

"Kamu gendong Bella dulu, aku takut kalau dia ikut shock pas aku jatuh tadi." Ujar Navya.

Avram segera mendekati box bayi milik Bella, dia menggendong Bella. Dan Avram bisa merasakan badan anaknya yang sedikit panas.

"Badan Bella sedikit panas, apa ini tidak apa-apa?" Tanya Avram pada Navya.

"Coba sini aku pegang."

Avram membawa Bella mendekati Navya, dan Navya bisa merasakan suhu badan Bella yang sedikit panas.

"Ini tidak apa-apa, kamu ambil byebye-fever di laci ya. Terus kamu tempelkan di dahi Bella." Titah Navya.

Avram menuruti perintah Navya, dia mengambil byebye-fever ditempat yang Navya tunjukkan. Avram memakai benda penurunan panas itu pada Bella, setelah itu Avram menidurkan Bella di box bayinya.

"Kamu kenapa?" Tanya Avram saat melihat Navya yang sedang mengusap air matanya.

"Tidak apa-apa." Bohong Navya.

≠≠≠≠

Huhuhu baru bisa update😭

Bukan Istri Pilihan (SELESAI)Where stories live. Discover now