Chapter 13. Tidur Diluar

39.8K 1.4K 15
                                    

Typo berhamburan, jangan lupa komen & vote guys!
Happy reading 😍

Malam ini Navya sedang duduk di sofa yang ada di ruang tamu sambil memainkan game di ponselnya, sesudah makan malam tadi Navya berencana untuk duduk sebentar dulu di ruang tamu, dan setelah cukup lelah Navya kembali ke kamarnya untuk tidur.

Baru saja Navya ingin menutup pintu kamarnya, tiba-tiba pintu apartemennya di gedor dengan cukup keras. Navya takut dengan siapa yang datang malam-malam seperti ini, apa lagi Maya sudah pulang dan Navya sendirian di apartemen itu.

Ingin rasanya Navya mengabaikan orang yang menggedor pintu apartemennya, tapi rasa penasaran Navya cukup besar untuk mengetahui siapa orang yang datang malam-malam seperti ini.

Dengan tekad yang kuat akhirnya Navya memberanikan diri untuk membuka pintu apartemennya, dan saat membuka pintunya Navya tidak percaya dengan Avram yang datang dengan keadaan mabuk.

"Astaga Avram!" Seru Navya.

Langsung saja Navya membawa Avram ke dalam kamarnya, dia membuka sepatu suaminya dan menidurkan Avram di atas ranjang.

Baru saja Navya ingin membuka kemeja yang di pakai Avram, tiba-tiba saja perutnya sudah sangat mual mencium alkohol dari tubuh suaminya. Navya segera berjalan menuju toilet yang ada di kamarnya, lalu memuntahkan cairan seperti biasa yang sering ia muntah kan di pagi hari.

Tubuh Navya mulai lemas dan Navya tidak ingin terjadi sesuatu pada bayinya seperti beberapa Minggu yang lalu, jadi Navya memutuskan kembali ke kamarnya dan menghubungi Maya untuk menemaninya malam ini. Karena Navya tidak kuat jika harus tertidur di samping Avram yang berbau alkohol, kalau Navya terus memaksakan diri itu sama saja dia ingin memuntahkan isi perutnya sepanjang malam.

Tidak lama setelah Navya menghubungi Maya, dia datang dengan membawa sedikit makanan untuk Navya yang sering kali tengah malam merasakan lapar.

"Maaf ya mbak saya jadi ngerepotin, seharusnya mbak istirahat dan menghabiskan waktu bersama anak dan suami mbak." Ujar Navya sedikit tidak enak kepada Maya.

"Tidak apa-apa nyonya ini sudah menjadi tugas saya." Ucap Maya.

"Mbak temani saya malam ini ya, kita tidur di depan televisi saja. Lagi pula sofa itu bisa dijadikan ranjang meskipun tidak terlalu besar."

"Kalo saya mah tidur dimana saja juga tidak masalah nyonya." Ujar Maya.

"Baiklah ayok kita bereskan!" Seru Navya.

Maya langsung membereskan sofa itu untuk di buka menjadi ranjang, sedangkan Navya kembali masuk ke dalam kamarnya untuk mengambil bantal dan selimut. Lagi dan lagi Navya berjalan cepat memasuki toilet untuk memuntahkan isi perutnya, karena aroma alkohol yang masih sangat menyengat. Setelah selesai Navya segera keluar dari kamarnya dengan menutup hidung saat melewati ranjang yang terdapat Avram di sana, dan Navya berjalan lemas menuju ke depan televisi.

"Loh nyonya kenapa?" Tanya Maya khawatir.

"Tidak apa-apa mbak, saya tidak kuat mencium bau Avram," ujar Navya berbohong.

"Ya sudah kalau gitu, nyonya langsung istirahat saja." Ucap Maya menyipitkan tempat tidur untuk Navya.

Navya tidak mungkin mengatakan kalau Avram meminum alkohol, Navya sangat tidak mau kalau keburukan suaminya di ketahui orang-orang. Bahkan Navya tidak menceritakan rumah tangganya yang tidak baik-baik saja kepada Maya, dan setiap Avram tidak pulang pasti Maya selalu bertanya dan Navya selalu beralasan kalau suaminya itu sering bekerja keluar kota.

"Kalau nyonya lapar jangan segan-segan untuk membangunkan saya," ujar Maya.

"Iya mbak." Ujar Navya sebelum akhirnya terlelap.

Maya melihat ke arah Navya yang sangat cepat terlelap dan Maya tahu kalau Navya sudah sangat lelah untuk hari ini, merasa sudah mengantuk akhirnya Maya ikut terlelap di samping Navya.

Keesokkan harinya, Maya terbangun dan langsung menyiapkan sarapan untuk Navya dan juga Avram, setelah selesai dengan urusan dapurnya Maya langsung pulang ke rumah untuk mandi dan membereskan rumahnya dan setelah selesai dia akan kembali ke apartemen Navya.

Sedangkan Avram yang baru terbangun di kamar apartemennya merasakan sakit di bagian kepalanya, dia sadar kalau saat ini dia sedang berada di apartemen bukan di rumahnya.

Avram memilih segera mandi karena merasa sudah tidak nyaman dengan pakaian yang ia kenakan sekarang, setelah mandi Avram keluar. Dia mengira kalau Navya sudah bangun karena tidak mendapati Navya di sampingnya saat bangun tidur tadi, tapi perkiraan Avram salah saat melihat Navya yang masih tertidur pulas di sofa yang di jadikan ranjang di depan televisi.

"Navya," Avram mencoba membangunkan Navya.

Navya yang merasa terusik itu langsung membuka matanya, dan saat melihat Avram Navya segera menutup hidungnya.

"Jangan dekat-dekat!" Seru Navya.

"Kenapa?" Tanya Avram bingung.

Navya tidak ingin mencium aroma Avram, dia sudah lelah memuntahkan isi perutnya semalam dan untuk pagi ini Navya belum siap jika harus kembali memintakan isi perutnya.

"Menjauh Avram." Ujar Navya.

"Terserah kau saja," acuh Avram meninggalkan Navya.

Avram menuju meja makan dan melihat sarapan yang sudah ada di sana, Avram segera memakan sarapan itu karena sudah merasa sangat lapar sejak semalam.

Sedangkan Navya masuk ke dalam kamarnya untuk bersiap mandi, dan lagi-lagi Navya merasa mual saat mencium aroma alkohol yang masih tersisa. Navya membersihkan tubuhnya dengan sedikit cepat agar bisa langsung keluar dari kamar mandi dan kamarnya.

Di sisi lain Maya sudah kembali ke apartemen Navya untuk bekerja seperti biasa, dan saat memasuki dapur Maya melihat Avram yang sedang memakan sarapannya di meja makan yang tidak jauh dari dapur.

"Nyonya sudah bangun ya pak?" Tanya Maya saat tidak melihat Navya di sofa depan televisi tadi.

"Sudah." Ujar Avram singkat.

"Navya kenapa tidur di luar mbak?" Tanya Avram menghentikan Maya yang ingin bekerja.

"Kata nyonya dia tidak kuat mencium aroma tubuh anda pak, terus nyonya juga semalem muntah terus-terusan karena mual." Ucap Maya.

"Tapi dia baik-baik saja kan?"

"Iya pak nyonya baik-baik saja." Ucap Maya.

Saat Maya pergi untuk membersihkan ruang tamu dan ruang televisi, Avram kembali masuk ke dalam kamarnya. Di sana Avram melihat Navya yang memakai masker sedang mengganti seprai, sarung bantal, dan selimut.

"Boleh saya bantu," ujar Avram yang tidak tega melihat Navya yang kesulitan.

"Silahkan," ucap Navya.

Avram membantu Navya untuk mengganti seprai yang sudah kotor, sedangkan Navya mengganti sarung bantal yang tidak berat.

Butuh waktu lama untuk Avram bisa berhasil memasangkan seprai di ranjang mereka yang sangat besar, tapi akhirnya Avram berhasil melakukan itu. Tapi Avram merasa bekerja sendirian karena tidak ada suara dari Navya, dan saat Avram melihat kearah Navya ternyata istrinya itu tertidur di sofa yang ada di sudut kamar mereka.

"Astaga, ibu hamil ini sangat cantik ketika sedang tertidur." Ujar Avram Melihat Navya yang memang sudah cantik dari dulu.

≠≠≠≠

Update malem soalnya besok simulasi hehe.







Bukan Istri Pilihan (SELESAI)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin