Chapter 17. Pergi Bersama

37.8K 1.2K 15
                                    

Hari ini Avram dan Misha sudah berada di rumah baru mereka, keduanya sedang membereskan barang-barang milik masing-masing karena baru saja pindah dari rumah Avram.

Avram membawa semua barang-barang pribadinya ke kamar utama di rumah barunya itu, sedangkan Misha masih kesusahan mengangkat koper besarnya ke kamar yang sama dengan Avram.

"Untuk apa kamu ke sini?" Tanya Avram dingin.

"Ini kamar aku juga kan?"

"Kamar kamu di sebelah bukan di sini." Ujar Avram.

"Tapi."

"Tidak usah berbelit, cepat bawa barang-barang mu dari sini."

Misha terpaksa menuruti perintah Avram, jika tidak Avram akan kembali marah padanya.

Setelah Misha pergi dari kamarnya Avram langsung beranjak pergi meninggalkan rumah barunya, dia akan segera pulang ke apartemennya untuk bertemu dengan Navya.

Ini yang Avram manfaatkan jika sudah tidak serumah dengan kedua orang tuanya, dia bisa pergi kapan saja untuk mengunjungi Navya atau bahkan Avram akan tinggal lama bersama Navya.

Setelah beberapa menit dalam perjalanan akhirnya Avram sampai di apartemennya, dua langsung masuk ke dalam tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Navya!" Seru Avram.

Tidak ada tanda-tanda Navya di dapur dan ruang televisi, Avram masuk ke dalam kamarnya dan melihat Navya yang masih tertidur pulas.

Avram mendekati Navya dan meneliti wajah istrinya itu, wajahnya terlihat lelah dan Avram bisa melihat mata Navya yang sembam. Avram menggoyangkan tubuh Navya agar wanita hamil itu terbangun, karena ini sudah tidak pagi lagi bagi Avram.

"Navya," bisik Avram membangunkan istrinya.

Dengan kepala yang sedikit pusing Navya membuka matanya, dan melihat wajah Avram tepat di depan wajahnya.

"Avram?"

"Bangunlah ini sudah sangat siang." Ujar Avram.

Navya hanya diam masih sedang mengumpulkan nyawanya setelah bangun tidur, baru saja Navya bermimpi Avram datang menemuinya dan saat membuka mata ternyata mimpinya menjadi kenyataan.

"Kapan kau datang?" Tanya Navya.

"Baru saja," ucap Avram.

"Oh."

Navya beranjak dari ranjang dengan sedikit kesusahan karena perutnya yang buncit, Avram yang melihatnya tidak tega dan membantunya. Setelah turun dari ranjangnya Navya masuk ke dalam kamar mandi, sedangkan Avram keluar dari kamar menuju dapur untuk membuat sarapan untuk Navya karena mbak Maya belum datang.

Avram hanya membuatkan nasi goreng dan telur mata sapi saja untuk Navya, karena hanya itu yang dia bisa. Setelah sarapan tersaji Navya datang dengan pakaian rapi, dan langsung duduk di meja makan bersama Avram.

"Mbak Maya mana?" Tanya Navya.

"Mana saya tahu," acuh Avram.

"Terus yang masak ini siapa?"

"Kamu pikir di sini ada siapa saja?!" Ujar Avram.

"Kamu yang memasaknya?" Tanya Navya lagi.

"Tidak usah banyak tanya, lebih baik kamu makan sarapan itu pasti anakku sudah lapar karena ibunya yang bangun tidak tahu waktu!"

Mendapat bentakan dari Avram membuat Navya segera memakan sarapannya dengan terburu-buru, Navya tidak bisa menahan air matanya untuk tidak keluar. Sampai isakannya terdengar oleh Avram, Avram langsung menatap kearah Navya yang sedang makan dengan air mata yang tidak berhenti mengalir.

Bukan Istri Pilihan (SELESAI)Where stories live. Discover now