"Nama gua Raia" ucap Raia sekaligus merentangkan tangannya untuk bersalaman dengan Silva, Sudah pasti Silva membalas jabat tangan Raia dengan lembut. Silva merasakan genggaman tangan Raia yang kuat dan juga halus sekaligus memandang wajah rupawan sang lelaki idamannya itu, yang Silva lihat adalah pandangan lembut Raia dan senyum yang menghiasi wajahnya. Matanya yang tidak terlalu oval, keningnya yang lebar dan tertutupi poni, pipinya yang bersih dan di sebelah kirinya ada lesung pipi nya yang mempesona, dan berkumis tipis nan menawan. Pemandangan itu sungguh membuat Silva tidak ingin menoleh sedikitpun hingga..

"E..ehm, yuk dimakan makanannya"Ucap Raia salah tingkah.

"Oh iya gua laper" ucap Silva canggung dan sibuk untuk menghabiskan makanannya. Aneh, ya, jabatan tangan yang memulai kisah cinta antara wanita yang perfeksionis dan lelaki yang apatis soal hal yang diluar kepentingan nya sendiri.

Raia dan Silva masih sibuk menghabiskan makanannya di dalam diam, belum ada yang memulai percakapan. Silva kesal kenapa Raia tidak memulai percakapan duluan untuk menghancurkan keheningan yang sangat mengganggu ini, karena biasanya adalah tugas laki-laki untuk mencari topik pembicaraan bukan dirinya.dari pada terus seperti ini lebih baik Silva yang membuka percakapan duluan.

"Well, say about yourself" ucap Silva sambil meletakkan sendok dan garpu nya.

"For what?" Jawab Raia spontan,Silva kaget mendengar jawaban Raia dan wajah nya mulai memerah dan ingin marah - marah ke lelaki tersebut. "Lu gimana sih jadi cow.." baru mulai Silva ingin melampiaskan amarahnya lalu di potong oleh Raia.

"Just kidding, just kidding, i'm sorry hahaha" sela Raia sambil tertawa terbahak-bahak. Ingin sekali Silva mengambil garpu nya untuk merusak wajahnya Raia, dia di buat malu karena perlakuan Raia tersebut.

"Ketawa aja terus sampe mampus" ucap kesal Silva terhadap Raia. Raia masih terkekeh lalu tiba - tiba dia terdiam.

"untuk apa membahas kehidupan gua, gak ada yang menarik" ucap Raia ketus dan dingin.

"Hey, gak mungkin kan semua nya gak ada yang menarik? dan seharusnya lu sendiri yang menentukan hidup lu mau seperti apa,Jika lu ngomong kayak gitu artinya lu kurang bersyukur atas hidup yang lu jalani sekarang." Jawab Silva dengan nada lembut. di keadaan seperti ini memang Silva bisa di andalkan karena dia adalah wanita yang tegas dan dewasa. Raia terdiam mendengarkan kata - kata Silva yang menusuk hati nya dan membuat Raia sadar seharusnya dia bersyukur atas hidupnya. Dan Raia mulai menangis dan menunduk, menangisi kehidupan nya yang menurut nya tak adil baginya.

"Gua bingung harus gimana lagi, dunia ini tidak adil bagi gua, kenapa harus gua yang ngalamin hal kayak gini" ucap Raia yang masih menangis tersedu - sedu.

"Lu harus sabar, bukan cuma lu yang di takdir kan kayak gini. Banyak orang yang lebih sulit dari pada lu sekarang. Cara agar lu tidak terus - terusan mengeluh kayak gini ya harus sabar dan bersyukur pasti ada hikmah nya di ini semua. Gua tau lu kuat Raia." Ucap Silva yang merasa iba dan kasihan terhadap Raia tapi dia tidak bisa berbuat apa - apa.

Raia kemudian berhenti menangis dan menatap Silva yang terlihat sedih melihat keadaan nya. Raia menghapus air mata nya dan menyentuh wajah Silva, tepatnya di pipi nya yang halus dan lembut.

"Thanks va" ucap Raia dan tersenyum sedikit. Silva membalas dengan senyuman lebar dan tersipu malu karena tangan Raia yang mengelus pipi nya.

"Sini pinjem hp lu" ucap Silva dengan menyodorkan tangan nya ke Raia. Lalu Raia memberikan nya.

"Nomor gua udah gua save di hp lu, kalo lu butuh temen ngobrol gua siap kapan pun membantu lu" ucap Silva tersenyum dengan lembut. Raia sangat senang karena Silva sangat perhatian dan baik kepadanya.

"Beruntung nya cowok lu yang bisa memiliki cewek sebaik lu Va" ucap Raia spontan sambil tersenyum. Silva tertawa mendengar ucapan Raia.

"Hahaha apaansi Gua gak punya cowok Rai" balas Silva.

"Bercanda ya lu!, masa cewe secantik dan sebaik lu gak punya cowok. Bukan nya banyak cowok - cowok cakep di sekolah kita" ucap Raia bingung. Silva memang tidak punya pacar, dia terakhir menjalin hubungan dengan seseorang pada saat kelas 11.

"Hahaha lu terlalu berlebihan njir, gua mah gak sebaik yang lu bilang, gua juga udah lama gak pacaran lagi". Balas Silva.

"Kalo lu gimana? Udah punya cewek?" Tanya Silva penasaran.

"Kagak, gua sama kayak lu udah lama gak pacaran" balas Raia santai.

"Kenapa? Kan kalo lu punya pacar ada yang merhatiin lu dan nemenin lu di saat seperti ini, lu itu butuh seseorang di samping lu yang bisa mensupport lu. Ucap Silva serius.

"Ya bagi gua kalo pacaran itu hanya buang - buang waktu dan menambah beban bagi diri gua" balas Rai yang menatap Silva dengan serius.

"Ada - ada aja pemikiran lu mah hahaha" balas Silva yang tertawa mendengar Raia. Tetapi di balik itu Silva sedih karena seperti tertutup rapat pintu hati Raia dan tidak mempunyai kesempatan untuk memilik Raia. Tapi Silva yakin bisa membuka pintu hati Raia yang telah lama tertutup.

Selesai makan paling enak itu menghisap rokok untuk menghilangkan rasa makanan di Mulu, Raia kemudian menyalakan rokok nya yang hanya tersisa 1 batang dan belum sempat membeli nya lagi. Raia ingin tahu bagaimana tanggapan Silva jika ada orang yang merokok di depannya.

"Lu perokok?" Tanya Silva bingung. "Iya gua perokok, gak suka yak?" jawab Raia santai.

"Bukannya gak suka tapi Tampang lu kayak bocah polos makanya gua nanya. Gua kira lu kagak bandel" jawab Silva menjelaskan.

"Emang kalo orang perokok itu udah pasti anak bandel kan kagak" tegas Raia. Silva bingung karena bibir nya Raia yang menggoda untuk di lahap itu berwarna pink dan bersih bukannya agak hitam seperti orang yang merokok lainnya.

"Udah yuk anterin gua balik udah sore" ucap Silva yang tengah melihat jam tangannya yang telah menunjukan jam 15.30.

"Give me 5 minutes, okay" ucap Raia kepada Silva yang telah berdiri dan bersiap untuk pulang. "Lu mau ngapain emang Rai?" Tanya Silva

"Ini udah masuk Sholat Ashar gua sholat dulu bentar yak". Ucap Raia yang meninggalkan nya untuk menuju musholla Cafe tersebut. Silva terdiam dan kemudian tersenyum sambil melihat Raia yang telah meninggalkan nya untuk mengerjakan kewajiban nya sebagai seorang muslim. "Ahh Udah cakep terus gak ninggalin ibadah lagi, cewek mana yang gak mau sama dia coba" batin Silva yang sedang tersenyum sendiri, sibuk dengan imajinasinya.

Jangan lupa vote dan Comment kawan.

Kritik dan saran sangat di butuhkan bagi kami! Tengkyu.

Why Should It Be Me?Место, где живут истории. Откройте их для себя