Part 1

8 2 0
                                        

Raia dan Silva sedang berada di Cafe tempat Silva biasa nongkrong dengan teman - temannya, Raia yang baru pertama kali ke sana merasa Speechless karena baru dia parkir di parkiran Cafe, aroma Kopi Arabika yang Asam dan manis itu sudah tercium menyambut kedatangan mereka berdua.

Dari luar nya saja Raia sudah bisa menilai bahwa Cafe yang dia datangi ini adalah tempat yang berkelas karena bangunan nya yang berlantai 2 dan banyak orang yang datang ke sana dengan tampilan stylish dan bermobil hanya beberapa saja yang menggunakan motor sport dan vespa matic dan hanya Raia yang menggunakan motor matic biasa.

"Ini Cafe High-Class banget anjir" batin Raia yang merasa tidak pantas berada di tempat yang menurut nya adalah tempat anak - anak kaya yang menghamburkan hasil jerih payah orang tua nya. Raia berjalan membuntuti Silva yang dengan percaya diri nya ia berjalan santai menuju pintu masuk Cafe. Pada saat masuk, Raia dan Silva telah di sambut oleh Barista yang menyapa orang - orang yang masuk.

"Lu kenapa sih kaya orang bingung gitu, liat kesana-kemari?" Ucap Silva tersenyum sedikit.

"Eh.. oh gak kenapa-kenapa" jawab Raia mengelak. Setelah mereka memesan kopi dan makanan kemudian mereka mencari tempat yang kosong dan ternyata meja kosong hanya ada yang di lantai 2 saja karena di lantai 1 sudah penuh oleh orang - orang yang kebanyak masih mengenakan seragam sekolah.
Mereka sedang menunggu makanan datang dan Raia membuka obrolan pertama, pertanyaan nya yang tak di sangka-sangka oleh Silva.

"Oh ya nama lu siapa yak?" Tanya Raia polos.

Ya karena sedari dari tadi Raia mencoba mengingat - ingat tapi tidak bisa. Raia memang tidak mengenal Silva hanya tau rupa saja karena dia tidak mempunyai banyak teman wanita walaupun banyak wanita yang mendekati nya bahkan kakak kelas tapi Raia selalu mengacuhkan mereka karena dia tidak ingin mempunyai pacar yang menurut nya hanya menambah beban hidup bagi nya, tapi jangan salah sangka!, Raia sudah pernah beberapa kali pacaran tapi pada saat SMP, sebelum ayah yang sangat dia cintai dan yang ia anggap sebagai panutannya meninggalkan nya duluan ke alam selanjutnya dan itu adalah awal dari semua permasalahan yang sedang dia hadapi, hingga ekonomi nya menjadi turun dan menyebabkan tunggakan pembayaran sekolahnya.

Sekarang yang menghidupi Raia hanyalah ibu nya, benar. Maya Wijaya. yang nama belakangnya di ambil dari nama suaminya yang bernama Lutfi Wijaya. Maya hanyalah seorang Guru TK yang berada di dekat rumah nya dengan gaji yang sangat pas - pas an saja untuk menghidupi mereka berdua.

"What?, lu dari tadi di sekolah ngobrol sama gua, boncengan naik motor sama gua dan sampe sekarang kita disini! Dan lu gak tau siapa nama orang yang bersama lu dari tadi?" Tanya Silva bingung.

"Gua lupa njir! Bukan gak tau. Ya kan kita juga gak pernah ngobrol sebelum nya hanya sebatas lihat rupa aja ya kan, jadi wajar dong kalo gua kurang kenal sama lu." Balas Raia membela diri. Silva memegang kepala nya yang padahal tidak terasa sakit.

"Ya Tuhan kenapa di dunia ini ada manusia aneh kaya lu, ampun dah gua." Ucap Silva yang masih memegang dan memijat kepala nya.

"Hahahaha iya sorry - sorry, karena dari tadi tuh gua lagi mencoba inget - inget nama lu tapi gak berhasil malah jadi pusing kepala gua ini cuma buat nyari jawabannya doang, ucap Raia sambil terkekeh. Disaat yang sama datang pesanan mereka yaitu yang di bawa oleh pelayan lalu mereka mulai melahap makanan yang sudah ada di atas meja mereka.

"Inget yak, nama gua Silva Putri Andini okay!" Ucap Silva tegas.

"Salam kenal Silva Putri Andini" goda Raia dengan menyebut nama lengkap nya. "Terus lu tau nama gua siapa?" Ucap Raia bertanya.

"Jelas kenal lah kan gua orang yang sering merhatiin lu" batin Silva.

"Gak tau" jawab Silva datar. Lalu Raia

Why Should It Be Me?Where stories live. Discover now